Dika merupakan seorang anak yatim piatu kelas 9 atau setara dengan kelas 3 SMP. ia mempunyai adik bernama Rara yang masih berusia 5 tahun. Ayah dan ibu Dika meninggal karena kecelakaan sejak Rara, adik nya berusia 2 tahun. Akhir nya Dika dan Rara tinggal bersama nenek dan kakek nya di sebuah pedesaan. Setiap hari, Dika selalu membawa dagangan makanan nya ke sekolah untuk biaya hidup.
Suatu hari, Dika ingin pergi berangkat ke sekolah. Tak lupa ia berpamitan dengan kakek dan nenek nya. "kek, nek, Dika berangkat sekolah dulu ya, doa kan semoga jualan Dika laku". "iya Dika, semoga jualan kamu laku" jawab nenek. Tapi Dika hanya mendapat untung tiga puluh ribu per hari, itu pun kalau terjual semua. kalau tidak, mungkin Dika hanya mendapat lima belas ribu setiap hari nya.
Sore nya, Rara dan nenek berkebun di halaman rumah untuk dikonsumsi. Sedangkan Dika membantu kakek di sawah. "nek, Dika pergi ke sawah dulu ya untuk membantu kakek" ucap Dika pamit. "oke, hati hati di jalan ya nak" jawab nenek. Seperti biasa, Dika dan kakek pulang larut malam. Sampai di rumah, karena kakek kecapean akhirnya kakek tidur duluan. "huft, lelah sekali hari ini. Dika, kakek tidur duluan ya, kakek sudah ngantuk. Dika tidur nya jangan terlalu malam ya". Kata kakek. "baik kek, tidur yang nyenyak ya" jawab Dika. Tetapi tidak dengan Dika, ia tidak langsung tidur, melainkan ia harus menyiapkan kembali dagangan nya untuk jualan besok. Keesokan hari nya, Dika membawa kembali dagangan makanan nya ke sekolah.
Beda dari biasa nya, kini Dika selalu di bully setiap membawa dagangan nya. Makanan itu di lempar lempar, bahkan sampai Dika terjatuh. "hahaha, rasain tuh!" "haha haha" kata teman teman Dika yang sering mem-bully Dika. Dika tidak patah semangat, meski pun ia di bully teman teman nya, tetapi ia tetap semangat untuk berjualan. Karena Dika yakin, ia juga mempunyai sahabat yang selalu ada untuk nya, sahabat itu bernama Adam. Adam itu orang nya sangat ramah, baik hati dan tidak sombong. Adam membantu Dika berjualan hingga dagangan nya laris manis, lebih cepat habis dari biasa nya, Adam memang sahabat yang paling baik deh!
Pulang sekolah, Dika melihat kakek nya yang sedang terbaring di kasur. Dika segera menemui kakek nya. Ia bertanya kepada kakek, "ada apa kakek?" tanya Dika. "tidak apa apa Dika, kakek hanya kurang istirahat saja". Jawab kakek. Dan ternyata, sebenar nya kakek sedang jatuh sakit sehingga Dika tidak bisa pergi ke sawah karena harus merawat kakek nya di rumah. Dika hanya bisa membantu nenek nya berkebun di halaman rumah.
Teringat, sebentar lagi Rara, adiknya Dika berulang tahun. Dika tahu, bahwa Rara sangat ingin makan kue dan es krim. Bahkan Rara pun belum pernah mencoba nya selain pemberian dari teman teman nya. Dika sangat ingin memenuhi keinginan adik nya, meskipun ia bahkan tidak punya uang untuk membeli alat tulis yang ia butuhkan. "duh, bagaimana ini ya? sudah mau hari ulang tahun Rara, tetapi aku belum persiapan apa pun. bagaimana kalau Rara sedih saat hari ulang tahun nya?" ucap Dika dalam hati, seperti orang kebingungan. Dika bingung, harus mencari uang kemana lagi. Bahkan sekarang kakek nya sedang jatuh sakit sehingga ia tidak bisa pergi ke sawah untuk tambahan uang. Hari demi hari, Dika semakin semangat untuk berjualan, karena hari ulang tahun adik nya semakin dekat. Tetapi uang nya masih belum cukup juga.
Hari ulang tahun Rara pun tiba, Dika belum bisa membelikan kue untuk Rara. Di hari ulang tahun Rara, nenek hanya membuatkan nasi goreng untuk sarapan. "Rara, selamat ulang tahun ya, ini nenek buatkan nasi goreng spesial untuk Rara" hibur nenek. Tetapi Rara tidak mau, dia hanya ingin makan kue dan es krim favorit nya itu. "Rara tidak mau! Rara hanya ingin makan kue dan es krim favorit Rara!" Rara pun tidak mau makan dan akhirnya badan Rara menjadi panas. Akhirnya Dika merasa bersalah, ia pun pergi ke sekolah dengan muka cemberut.
Tiba di sekolah, Dika di hampiri oleh sahabat nya, Adam. "lho, masih pagi begini kok sudah cemberut? tidak biasa nya kamu seperti ini, ada apa Dika? ayo sini ceritakan" tanya Adam. "aku bingung, hari ini hari ulang tahun adikku Rara, ia ingin di belikan kue dan es krim tetapi aku belum punya cukup uang untuk membelikan keinginan nya itu," jawab Dika. Mendengar kabar seperti ini, Dika langsung memberikan sejumlah uang untuk membelikan kue dan es krim untuk Rara. Dika merasa sangat senang karena ia memiliki sahabat sebaik Adam. Pulang sekolah, Dika langsung mengajak Adam ke toko kue untuk membeli kue dan beberapa es krim. "Adam, ini es krim untuk mu, terima kasih ya sudah mau membantuku" kata Dika. "wah, terima kasih juga Dika" kata Adam.
Sepulang dari toko, Adam ikut datang ke rumah Dika. mereka memberi kejutan untuk Rara. Yang awalnya badan Rara panas, kini Rara langsung membaik saat dibelikan kue dan es krim oleh kakak nya. "yeay terima kasih kak Dika, terima kasih kak Adam, akhirnya Rara bisa makan kue ulang tahun milik Rara sendiri. Sekali lagi terima kasih banyak ya kakak kakak" Rara sangat senang akhirnya ia bisa merayakan hari ulang tahun nya. Tapi tiba tiba saat sedang makan kue. kakek tiba tiba terbatuk, karena sakit nya semakin parah. "duh, kenapa ini kakek?" Dika panik, ia langsung berlari ke dapur untuk mengambilkan minum untuk kakek nya. "kakek, ini minum dulu" ucap Dika yang semakin panik. Sampai di ruang tengah, tiba tiba kakek pingsan dan belum sempat minum air yang di ambilkan oleh Dika. Tanpa disadari, ternyata kakek sudah meninggal. Dika, Rara, nenek, bahkan Adam pun merasa sangat sedih. Di saat adik nya, Rara yang sedang berulang tahun ternyata hari itu juga kakek nya meninggal dunia.
Keesokan hari nya, Dika dan Adam pergi ke makam kakek bersama Rara dan nenek, mereka ber doa untuk kakek. Setelah berdoa, Adam berkata. "Hai Dika, katamu kita ini sahabat. Aku selalu berbagi kebahagiaan dan kesedihanku. Tapi engkau masih tidak ingin menceritakan masalahmu padaku. Kalau sudah parah, baru kau cerita. Aku akan membantumu, ceritakan saja agar lega." Begitu ucap Adam. "Baik Dam, terima kasih banyak ya." Balas Dika. Merekapun menjadi lebih akrab dari sebelum nya.