IU Olivia' pov
Aku tidak tahu kenapa aku harus terdampar disini seorang diri?Menonton orang yang berlalu lalang dihadapanku yang hanya terhalang kaca transparant dengan dagu ku topangkan diatas meja tak bersemangat tak biasanya aku seperti ini.
Sia-sia aku memesan paket combo beef katsu untuk makan siang ku hari ini. Aku tak menyentuhnya sama sekali untuk mengisi perut kosong ku. Rasanya sangat menyesakkan, aku menangis serta tertawa secara bersamaan lucu bukan?lebih dari sekedar lucu mungkin. Kalian pikir aku bahagia?awalnya juga aku berpikir begitu tapi ternyata aku rasa tidak.
Sepertinya hanya aku yang mencintainya. Mencintai secara diam itu tak enak, apa kalian pernah merasakan hal yang sama seperti ku?
Bodoh'!Aku kembali menghina diri ku sendiri yang memang bodoh dibutakan cinta akan sosoknya. Aku kira cinta pertama itu menyenangkan tapi ternyata tidak.
Kalau tahu endingnya seperti ini untuk apa aku masih menyimpan perasaan untuknya? Dalam satu tarikan napas panjang IU memejamkan matanya. Airmata pun menetes perlahan. Ia menangis.
Menangisi nasibku. Ah, perkenalkan nama ku 'IU Olivia Adelin Antaress' nama yang cukup panjang. Tentu saja tapi aku menyukainya nama pemberian kedua orang tua-ku yang kini sudah berada di surga. Nama yang cantik bukan? tak perlu khawatir kalian cukup panggil nama ku 'IU'.
Satu Minggu dari sekarang aku akan menikah. Harapan dan impian harus ku redam dan kubur begitu saja. Kesempatan ku untuk bersamanya semakin dekat. Dan sebentar lagi aku akan menjadi miliknya.
Hari ini saja aku ingin puas menangis.
Tanpa sadar terdengar suara handphone berbunyi.
"Dimana?" tanyanya dengan nada dingin diujung telepon.
"Ehm, diluar makan siang." Jawabku dengan berdehem menetralkan suara.
"Iya dimana?"
"Kenapa memangnya?"
"Biar aku Jemput."
"Nggak perlu."
"Keras kepala banget lo jadi cewek," ucapnya kesal dengan memutus sambungan telepon.
Kembali aku menangis dadaku terasa sesak
"Aku benci kamu, Ga." Gumamku.**************
Apa yang biasanya perempuan lakukan pada saat patah hati?
Eits, tunggu dulu patah hati?aku tidak sedang patah hati aku hanya sedang memberikan waktu ku sendiri menjelang sisa masa lajang ku.
Sudah cukup kemarin aku menangis dan mengurung diri. Menghabiskan waktu sendiri.
Tepat enam bulan kepulangan ku ke Korea memupus impian ku. Dan disini tepat satu bulan pernikahan ku dengan ' Suga Sargas Alfaress' dan kini aku harus tinggal di Indonesia.
Ah, lelaki itu lelaki yang selalu bersikap dingin pada ku. Cuek dan aku rasa dia tak pernah peduli akan kehadiranku sebagai seorang istri dan aku sudah tak peduli akan itu.
Dan disini aku ditemani Oppa ku dia tersenyum pada ku.
"Jadi gimana apa kamu sudah bisa menerima pernikahan ini? Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri. Berbaktilah pada suami mu dan cintai dia." Ujarnya mengusap lembut kepalaku.
Perkenalkan dia adalah Oppa ku sangat tampan kini ia berprofesi sebagai dokter hebat tidak seperti ku yang harus pupus ditengah jalan.
"Aku akan belajar menjadi istri yang baik," jawabku sambil tersenyum memamerkan deretan gigi rata.
"Sepertinya aku terlalu berlebihan mengkhawatirkan kamu."
Aku mengangguk." Aku akan baik-baik saja.
"Ya cuma setahun! 12 bulan, 365 hari dan kamu bisa menemui ku lagi disini. Jadi, Oppa tak perlu khawatir.""Dimana suami kamu? Sejak tadi aku tak melihatnya."
IU menghela napas dalam menetralkan perasaannya."Dia sedang kuliah."
"Kalau begitu aku pulang dan sampaikan salam ku padanya."
IU hanya mengangguk lalu menutup pintu menatap nanar ruangan apartemen yang luas namun terasa sepi, hati terasa kosong dan hampa.
"Semoga setelah setahun nanti kita berpisah dan perasaan ku untuk kamu lenyap nggak tersisa. Mencintai seorang diri rasanya sakit dan menyesakkan "
°°°******°°°===============
Hehehehe ...
Gimana-Gimana ?
Semoga suka ya 😉
Jangan lupa Vote , Spam koment juga GPPSalam kecup
AyuOne.~
KAMU SEDANG MEMBACA
Scene Ending (END)
Random-Epilog- "Aku tidak tahu harus memposisikan diriku bagaimana?Karena masih dia karakter utamanya. Sedangkan aku disini mencintainya hanya seorang diri." "Aku suka sama kamu tapi kamu nggak suka aku.Aku harus bagaimana? Nahan tangis dalam diam...