***

968 115 0
                                    

Setalah perubahan besar terjadi di sumeru, semua orang mulai mencoba beradaptasi sebisa mungkin untuk hidup tanpa akasha.

Tidak hanya itu, situasi di akademiya kini juga sedang kalang kabut karena para sage belum ada yang menggantikan.

Padahal murid yang bisa menjadi kandidat para sage ada banyak. Namun sayangnya, mereka tidak ada keinginan untuk menjadi sage sama sekali.

Di akademiya, ada 3 orang dengan peringkat teratas.

Peringkat ke 3 adalah Tighnari yang kini mendedikasikan dirinya untuk avidya forest.

Di peringkat ke 2 ada Al-haitham yang kini bertanggung jawab untuk mengurus semua masalah akademiya.

Dan pada peringatan pertama, identitasnya tidak diketahui.
Tidak ada satupun orang yang mengetahuinya dan tidak ada satupun orang yang berani untuk mencari tahu.

Tetapi, walaupun begitu masih ada beberapa orang yang mengetahui identitasnya. contohnya adalah Al-haitham dan sang Archon sendiri.

.
.
.
.
.
.



Al-haitham berajalan menuju tempat nahida berada dengan ekspresi datar seperti biasanya.

Dibelakang ada seorang perempuan berwajah yang sama datarnya dengan Al-haitham.

Keduanya saling diam. Tidak ada yang mau membuka suara hingga akhirnya mereka tiba di ruangan nahida.
Keduanya berdiri bersebelahan, menghadap kepada nahida yang menatap mereka berdua sambil tersenyum.

"Al-haitham. Terima kasih karena kau sudah mau memanggilkannya ke sini. Sekarang, kau bisa beristirahat" ujar nahida yg dibalas anggukan oleh Al-haitham sebelum akhirnya pergi keluar meninggalkan nahida dengan perempuan itu.

Kini, nahida menatap perempuan di depannya.

"Ini adalah suatu kehormatan bagiku untuk bertemu dengan sang Archon dendro, kusanali" perempuan itu membungkuk hormat.

Nahida mengerjap dan terkekeh.

"Gerakan yang sangat anggun. Aku juga senang karena bisa bertemu dengan sang peringkat pertama akademiya" nahida kemudian meminta perempuan itu untuk duduk sementara dirinya duduk di kursi seberangnya.

"Namamu... Kalau tidak salah (Y/n) kan?" Tanya nahida.

Perempuan bernama (Y/n) itu mengangguk.

"Hmm... Sebelumnya aku ingin minta maaf karena ini sangat tiba tiba. Tapi bisakah kau melakukan hal ini untukku?"

"... Biar aku dengar dulu"

Nahida berdiri. "Ikuti aku"

(Y/n) terlihat bingung. Walau begitu, dia tetap ikut berdiri dan mengikuti nahida dan berjalan ke atas akademiya menuju Sanctuary of Surasthana.

Begitu sampai di dalam (Y/n) tak bisa menutupi kekagumannya sampai sampai nahida saja terkekeh karena perubahan ekspresi (Y/n) yang awalnya begitu datar kini menjadi sangat antusias.

Saat melihat ke sekitar, (Y/n) terdiam dan berhenti di depan sangkar yang di dalamnya ada seorang laki laki yang tertidur.

"Dia... Bukan manusia bukan?" Tanya (Y/n) pada nahida.

Nahida berdiri di samping (Y/n) dan mengangguk dengan wajah yang terlihat sedih.

"Nah sekarang. Inilah yang ingin aku percayakan padamu"

Nahida memegang kedua tangan (Y/n), membuat keduanya kini saling berhadapan.

"(Y/n) tolong jagakan anak ini. Bantu dia dan obati dia. Kau juga boleh mengajarkannya berbagai hal. Anak ini... Dia menderita"

Nahida bisa melihat dengan jelas kalau (Y/n) ragu dan merasa terbebani.
(Y/n) melirik ke arah laki laki di dalam sangkar itu dan terdiam. Tidak lama setelah itu, dia kembali menatap nahida dengan ekspresi yang jauh berbeda.

"Baiklah" jawabnya tanpa ragu.

Nahida sedikit bingung. Apa yang membuat (Y/n) tiba tiba saja menjadi sangat yakin?
Dan kalaupun begitu, nahida senang karena (Y/n) menerima permintaannya.

"Kalau begitu. Dia aku serahkan padamu~"

Tersenyum, (Y/n) mengangguk. "Percayalah padaku"





...

To be continue ~~

Another Way To Love {Scaramounce X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang