The Master and His Servant

253 28 7
                                    

Seonghwa terbaring telentang di kasur king size miliknya, menatap kosong langit-langit kamar. Saat ini hanya tersisa bayang-bayang seorang lelaki di pikirannya.

Yunho, his first love, tadi siang secara resmi berpacaran dengan cinta pertamanya. Seorang perempuan cantik yang dikejar-kejar para lelaki kampus. Ya, bodohnya Seonghwa mencintai seorang strightman seperti Yunho.

Matahari senja menyinari kamar gelap Seonghwa. Memperjelas guratan kesedihan di wajah lelaki itu. Air mata yang sedari tadi terus membasahi matanya membuat pandangannya kabur. Kesadarannya lambat laun semakin menghilang.

Tok tok tok! Terdengar ketuk pintu dari pintu kamarnya. Seonghwa tak punya kuasa lagi untuk mengaktifkan indra pendengarannya. Mau tak mau ketukan pintu itu terabaikan.

Tok tok tok!

"Tuan muda?" tanya seseorang yang terus mengetuk. Tak mendapat respon apa pun, akhirnya si pengetuk memutuskan untuk masuk ke kamar tuannya.

"Tuan, izinkan saya masuk"

Seorang lelaki memakai baju pelayan masuk dengan wajah keheranan mencari tuannya. Ia terkejut melihat tuan mudanya itu terkulai lemas di kasur dengan wajah yang berantakan.

"Tuan, Anda baik-baik saja?!" Si pelayan mendekat dengan cepat. Sambil memeriksa, apakah tuan mudanya terluka.

Seonghwa terbangun dari lamunannya. Ia sedikit kaget, tapi ekspresinya tetap tidak berubah. "Hm ... kau ...? Pelayanku?" Seonghwa terduduk dan mengusap air matanya.

Seonghwa agak malu memperlihatkan penampilan kacaunya saat ini. Ia segera bangun dari tidurnya. Namun apa daya, tubuhnya masih lemas akibat si pemilik tubuh melewatkan makan siangnya tadi. Sehingga, ia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh. Beruntung, si pelayan dengan cekatan menangkap tubuhnya.

"Hati-hati Tuan!" Kini Seonghwa berada dipelukan si pelayan. Tambah malu, Ia menunduk mencoba mengambil kesadarannya kembali. Sementara itu, tak disangka pelukan pelayannya ini ternyata terasa hangat, dan juga kokoh untuk menahan berat tubuhnya. Layaknya disihir, Seonghwa malah memeluk erat pelayan yang belum ia kenali ini, dan membenamkan wajahnya pada pundak si pelayan.

Menyadari dirinya dipeluk, dia pun mengusap-usap punggung si tuan muda, khawatir akan keadaannya. "Tuan, Anda baik-baik saja?" Suara si pelayan yang tadinya tergesa-gesa kini terdengar lebih lembut. Mendengar pertanyaan itu, hati Seonghwa mulai meraung lagi. Membuat Seonghwa menangis didalam pelukan pelayannya.

Ah andaikan ini suara Yunho, pikirnya. Ia mengadah melihat wajah yang ia peluk. Andaikan ini Yunho,

Cup

Seonghwa dengan lembut mempertemukan bibir mereka berdua. Si pelayan terkejut, matanya melotot melihat tuannya yang kini menutup mata sambil terus menangis. Ia memilih tidak melawan, ia justru terpesona pada bulu mata lentik tuannya.

Seonghwa sebenarnya tahu bahwa dia mencium pelayannya, tapi ia sengaja saja ingin melampiaskan kesedihannya dan meminta kasih sayang dari si pelayan. Entahlah, pikirannya sudah kusut. Mungkin hanya nafsu yang kini mengendalikan diri Seonghwa.

Sadar perbuatannya salah, si pelayan menjauhkan kepalanya yang otomatis melepas ciuman mereka. "Tuan ...?" Ia menatap heran tuannya, mempertanyakan apakah ia sadar siapa yang baru saja ia cium.

"Kau baru? Sepertinya aku baru melihatmu," ucap Seonghwa, tangannya masih terkalung di leher si pelayan, menahannya menjauhi tubuhnya. Ia tampaknya serius mengikuti nafsunya.

"Ya Tuan, saya pelayan pribadi baru Anda"

"Namamu ...?"

"Hongjoong, Tuan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Master and His Servant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang