San-Ju Nana

642 145 8
                                    

Tiga hari satu atap bersama Jinan membuat darah Cindy sering kali mendidih. Kepalanya hampir pecah menghadapi segala sikap menyebalkan sang mantan kekasih.

Padahal ketika masih menjadi kekasihnya, Jinan selalu kalem. Hanya kadang-kadang saja lelaki itu membuatnya marah. Tapi sekarang, rasanya setiap detik bersama Jinan, hilang sudah kesabarannya.

"Sebenernya kamu bersikap aneh gini cuma caper kan sama aku? Kamu gamon sama aku?"

"Lo atau gue yang gamon?"

Lihatkan? Sangat menyebalkan sekali anak bapak Habibi ini.

"Bisa gak sih kamu serius?"

"Waktu itu kan udah di seriusin. Cuma gak jadi aja, bukan takdir soalnya." lagi, jawabannya membuat nafas Cindy memburu.

"Kamu jauh-jauh kesini, ngabisin waktu hampir 20 jam, dan ngabisin uang puluhan juta, buat bikin aku kesel tiap hari doang? Iya?!"

"Mana ada tiap hari, orang gue disini baru aja tiga hari."

Cindy lebih baik diam, tenaganya akan habis jika terus-terusan meladeni Jinan. Cindy membuang pandangannya keluar jendela mobil, mengabsen satu persatu gedung tinggi yang ia temui.

Jinan cekikikan kecil melihat Cindy sudah badmood. Beberapa saat kemudian, Jinan memberhentikan mobilnya di depan minimarket. Ia pun turun tanpa mengajak Cindy.

Cindy menoleh, memandang punggung Jinan yang perlahan hilang dibalik pintu.

"Ngapain tuh anak." gumam Cindy.

Beberapa saat kemudian Jinan kembali dengan satu plastik putih ditangannya.

"Gue beli es krim. Buat lo." ujar Jinan, menyodorkan satu cup es krim.

Cindy menerima cup eskrim yang disodorkan Jinan. Lalu melahapnya dengan tenang. Sedangkan Jinan membuka kaleng soda dan menenggaknya.

Mata Cindy menangkap dua bungkus rokok di plastik tersebut.

"Kamu masih ngerokok?"

"Jarang-jarang."

"Gak baik tau.."

"Iya tau."

"Terus kalo tau kenapa masih ngerokok?"

"Gapapa."

Cindy mendelikkan matanya malas. Niat awal ingin menasehati, tapi tidak jadi karena respon menyebalkan dari Jinan.

Diam-diam Jinan mengulum senyumnya.

Sesampainya di Apartemen, Cindy lebih dulu turun dari mobil. Disusul oleh Jinan yang membuntuti Cindy dari belakang sambil bersiul dan memutar-mutar kunci mobil.

Jinan melenguh malas melihat siapa yang berdiri di depan pintu Apart Cindy. Langsung saja Jinan mendahului langkah Cindy dan menghampiri lelaki itu.

"What's the need to come here?"

Cindy bergegas lari, tidak ingin terjadi hal yang tidak-tidak.

"Bertemu Cindy."

"Cindy capek, temuin dia di lain hari."

"Shaka, What is it?" sambar Cindy.

Jinan mendelikkan mata malas mendengar suara lembut Cindy.

"Cindy, aku mau mengembalikkan buku mu yang kemarin.." ucap Arshaka sambil membuka tas nya, mengeluarkan sebuah buku dan memberikannya pada Cindy.

Cindy menerimanya. "Terimakasih, padahal kamu gak usah repot-repot kesini. Besok kan kita ketemu di kampus."

Waktu; Cinan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang