Hallo
Masih nunggu Mey-Mey?
Bukan temennya upin-ipin, tapi anaknya BunWar.Happy Reading 🌺
Hari kedua Ameyra menjadi siswi di SMA TRISAKTI. Pagi ini, ia tengah berjalan santai di koridor sambil memegang ponselnya. Rupanya ia sedang melakukan panggilan video dengan seseorang.
Itu Ivanya. Ivanya Angella. Sahabatnya."Yaudah, aku tutup dulu, ya. Semangat, bestie, assalamu'alaikum."
"Okei, semangat juga buat kamu! Wa'alaikumussalam."
Ameyra menutup panggilan dan memasukkan ponselnya ke dalam saku seragam. Setelahnya, ia berniat memasuki kelas, namun dihadang oleh seorang siswi di depan pintu.
"Mau ke mana?" tanya siswi tersebut tegas.
"Em, aku mau masuk. Kalian siapa?"
"Heh! lo anak baru berani banget deketin Arya. Sok cantik lo, dasar murahan, " sahut temannya.
"A-aku nggak deketin Arya, kok."
"Gausah drama. Kemarin aja makan bareng di kantin," ketusnya sambil menunjukkan sebuah foto di mana Arya dan Ameyra sedang ngobrol berdua.
"Itu cuma kebetulan, kemarin itu-"
"Halah alesan." Gadis itu memotong ucapan Ameyra dan mendorongnya hingga jatuh membentur lantai.
"Ssh." Ameyra memegang lututnya yang memar karena terbentur lantai dengan cukup keras. Tak sampai di situ, temannya menendang kaki Ameyra. Setelah itu, mereka meninggalkannya begitu saja.
Ameyra mencoba berdiri walaupun sulit. Sekolah masih sepi pagi ini. Ia melangkahkan kakinya memasuki kelas walaupun sedikit pincang.
Tak lama kemudian, seseorang memasuki kelas. Kebetulan, tempat duduknya ada di depan Ameyra. Tapi, belum sempat berkenalan dengan Ameyra kemarin.
Gadis itu menatap heran Ameyra yang sedang menunduk memegang lututnya. "Lo kenapa?" tanyanya.
Ameyra mengangkat kepalanya. "Eh ini, nggak apa-apa, kok. Cuma kepleset aja tadi."
Gadis itu mengerutkan keningnya. "Kepleset apa didorong?"
Pertanyaan gadis itu berhasil membuat Ameyra bungkam. Bagaimana ia bisa tau?
ʚɞ
Jam pelajaran dimulai. Semua siswa dan siswi pagi ini tidak semangat karena ini adalah pelajaran fisika, yang menurut mereka pelajaran yang sangat membosankan. Namun, berbeda dengan Ameyra yang justru fokus memerhatikan. Bahkan ia bisa menjawab pertanyaan kecil dari guru.
Guru membuat satu soal yang sedikit rumit untuk menguji pemahaman anak didiknya. "Ada yang bisa mengerjakan soal ini? Silahkan maju ke depan." Guru yang akrab disapa Dina itu mengacungkan spidol.
Tidak ada yang berani menyahut. Semua murid kelas 11 IPA 2 sekarang sedang melakukan segala cara untuk menghindar.
Ada yang pura-pura menulis, membaca, dan ada juga yang menunduk. Hal yang umum dilakukan para peserta didik untuk menghindari panggilan guru.Ameyra yang sudah paham dengan soalnya pun menggunakan kesempatan itu untuk menambah nilai. Ia mengacungkan tangannya.
"Saya, Bu.""Ya, silahkan!"
Ameyra berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ke papan tulis. Dengan cepat, gadis itu menyelesaikan soal yang diberikan Bu Dina.
Bu Dina tersenyum memperhatikan cara Ameyra mengerjakan soal yang ia berikan. Dia kagum dengan kecepatan berpikir anak muridnya yang satu itu. "Wah bagus sekali," pujinya. "Tepuk tangan untuk teman kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest In Love
Novela JuvenilPersahabatan yang tulus itu bisa datang dari mana saja. Cinta yang tulus juga bisa bertemu dengan cara yang tak terduga. Tapi, kasih sayang yang tulus dari seorang Ayah yang sudah terlihat tidak peduli lagi dengan keluarga? Yang meninggalkan keluar...