Vinka berjalan secepat hyena kelaparan. Dia juga terus membujuk pria di hadapannya untuk mengurungkan niat. Tapi bukannya menurut, pria itu justru meminta anak buahnya untuk menahan Vinka.
"Tuan Jewish! Saya mohon, biarkan Nyonya Renggana beristirahat. Nyonya sedang sakit."
Iya. Pria yang sedari tadi berusaha Vinka hentikan adalah Jewish. Kakek Edzsel itu secara tiba-tiba datang berkunjung ketika Edzsel sedang menjalankan misinya.
Pemuda yang baru saja merebut satu kursi kepemimpinan itu masih harus melewati beberapa tahap ujian sebelum benar-benar bisa dianggap sah untuk memiliki kursi yang dia rebut dari Dominik waktu itu.
Bahkan setelah misi penyelamatan Renggana, dia harus menahan diri untuk tidak memeluk gadis itu selama seharian penuh. Karena panggilan misi sudah menumpuk.
Edzsel memang harus segera menyelesaikannya agar bisa memiliki kekuatan mutlak yang bisa ia gunakan untuk menjaga Renggana agar tetap aman.
"Aku hanya ingin mengobrol dengan menantuku. Istri cucuku. Kau berlebihan sekali, Vinka. Aku terluka melihatmu mencurigaiku seperti ini." ujar Jewish dengan wajah dibuat-buat sedih.
"Saya mohon, Tuan. Tinggalkan Nyonya dan Tuan Edzsel sendirian. Mereka sudah menderita terlalu lama karena keputusan Anda waktu itu."
"Vinka."
Suara Jewish terdengar bagaikan titah raja. Aura dominannya sangat kuat sampai Vinka takut untuk mengangkat kepala.
Tidak peduli setua apapun Jewish, kepala keluarga Sokolov itu masih memiliki banyak hal yang bisa digunakan untuk membungkam lawan bicaranya.
Termasuk caranya dalam menatap. Vinka merasa tidak sedang berbicara dengan manusia melainkan monster berdarah dingin.
Terbayang sudah, berapa banyak perang dan darah yang harus Jewish kucurkan demi bisa ada di tahap ini.
"Kau adalah orang paling setia yang selama ini menemani putriku. Kau juga orang yang paling bisa kupercaya untuk menjadi tangan kanan Irene. Karena itulah, aku menempatkanmu di sisi Edzsel setelah Irene tewas. Tapi, bukan berarti aku akan memaafkan kelancanganmu ini, Vinka. Kau baru saja menghina Jewish dengan ucapanmu yang sembrono itu."
Takut. Hanya perasaan itu yang dirasakan oleh Vinka saat ini. Tapi dia tidak akan mengalah hanya karena takut saja.
Karena bagi Vinka, Jewish bukanlah prioritasnya. Perintah dan kebahagiaan Edzsel jauh di atas segalanya.
Maka dengan mengumpulkan segenap keberanian yang tersisa, Vinka lantas mengangkat kepala dan menatap lurus ke arah Jewish, "Tuan Edzsel adalah tuan saya saat ini. Perintahnya adalah mutlak bagi saya. Bahkan jika itu berarti saya harus melawan Anda, maka akan saya lakukan."
"Bagus. Memang ini yang mau kudengar darimu. Kau benar-benar orang yang tepat." ucap Jewish. Tapi dia tetap memberikan kode pada anak buahnya untuk menumbangkan Vinka.
Vinka terpaksa harus mengaku kalah setelah dirinya dibius oleh keempat pengawal Jewish. Butuh tenaga sebanyak itu demi untuk membuat Vinka tumbang. Perempuan itu memang monster. Dan Jewish mengakuinya.
Melihat pintu bergaya feminis di hadapannya, Jewish mencoba bersikap tenang dengan menarik nafas berulang kali. Tangannya sedikit bergetar saat berusaha membuka kenop pintu kamar Renggana.
Dan begitu pintu tersebut terbuka, maka nampaklah sosok Renggana yang sedang duduk bersandar di atas ranjang.
Gadis itu diam saja ketika melihat Jewish datang. Matanya terlihat kosong. Tidak takut apalagi gentar ketika ada orang asing masuk ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Escape: Look At Me, Your Devil Angel
Misterio / Suspenso"Merindukanku, sayang?" Suara itu. Senyuman iblis itu. Wajah yang tersenyum seolah tak berdosa yang pria itu tunjukkan membuat hati Renggana mendadak berubah menjadi remah roti yang siap hancur kapan saja. "Ba-bagaimana kau bisa ada disini?" "Itukah...