Chapter 08. Shizue Izawa

519 65 1
                                    

Beberapa hari setelah kebebasan Veldora sekaligus dirinya yang mendadak hilang dari dunia. Beberapa party petualang dari Blumund datang seperti yang ku harapkan. Namun perbedaan nya sekarang adalah bahwa Shizu-san ikut dengan mereka. Desa ini sudah cukup besar dengan banyak perumahan yang layak di huni. Seperti desa biasa.

Membuka pintu untuk tamu yang telah datang. Di sana terlihat Shizu-san, Kaval, Eren, dan juga Gido yang sedang makan.

"Ahh."

Orang pertama yang menyadari keberadaan ku adalah Shizu-san di susul oleh ketiga orang lainnya.

"Tolong lanjutkan, jangan pedulikan aku. Jadi, kalian di tunjuk ke sini untuk mengecek naga badai Veldora yang hilang?" Rigurd berjalan menuju depan meja mereka sementara aku berada di pundaknya.

"Tidak, sebenarnya hanya kami bertiga. Shizu-san dan kami bertemu dan dia bertujuan untuk pergi ke hutan Jura jadi kami pergi bersama." Kaval menjawab pertanyaan ku sementara dua lainnya mengangguk.

"Tapi, benar-benar slime yang memimpin desa ini, sulit untuk mempercayai ini semua."

"Hmm?" Rigurd mengerutkan alis nya mendengar perkataan yang keluar dari Gido.

"Ah, tidak-tidak, maaf kekasaran ku sebelumnya. Aku hanya masih tidak percaya dengan apa yang ku lihat."

Nah, sekarang aku dalam sosok slime ku.

"Lanjutkan saja makannya." Kemudian aku menatap Shizu-san.

"Namamu Shizu bukan? Bisakah kita berbicara secara pribadi nanti?" Karena ketiga orang itu fokus kepada makanannya sendiri, jadi hanya Shizu-san dan Rigurd yang hanya mendengar perkataan ku.

"Tentu."

Meskipun dia menutupi wajahnya dengan topeng, namun aku bisa merasakan kalau dirinya juga ingin berbicara dengan ku.

Setelah makan mereka selesai, sementara ketiga petualang itu memutuskan untuk mengunjungi gua Veldora, aku dan Shizu-san sekarang ada di bukit Tempest bersama Ranga juga.

"Slime-san itu berasal dari Jepang kan?" Dia membuka topengnya, memandang ku dengan senyumnya.

"Umu, aku sebenarnya mati karena di tusuk dan bereinkarnasi menjadi sosok seperti ini."

"B-begitu ya."

"Shizu juga pasti mengalami masalah yang berat bukan? Saat kau melawan semut saat itu, kau mengendalikan api. Sesuatu yang kau pikirkan sebelum kematian pasti api bukan?" Senyum nya hilang ketika dia memandang tanah dengan muram.

"Bukan seperti itu."

Sebenarnya aku sudah mengetahui hal-hal yang terjadi kepada Shizu dan tujuan kedatangannya ke sini, dia bukan pergi menuju hutan Jura. Namun negara raja iblis Leon. Shizu membenci api, karena di kehidupan sebelumnya. Karena itulah dia dan Ifrit benar-benar tidak cocok. Bukan hanya Ifrit yang tidak menyukai Shizu, tapi Shizu juga tidak menyukai Ifrit yang ada dalam dirinya. Setelah menceritakan dirinya sambil mengelus buku Ranga sesekali, sepertinya Ranga juga menikmati ketika seseorang mengelus kepalanya. Tidak, mungkin Shizu pengecualian.

"Ranga kau sudah menjaga tuan mu dengan baik kan?"

"Tentu saja, aku akan terus menjaga Rimuru-sama entah apapun yang terjadi."

Shizu sedikit terkejut, karena fakta Ranga bisa bicara. Itu memang reaksi normal sama seperti saat itu.

"Jika Elf aku masih bisa memaklumi nya, namun Baik Goblin dan Orc, mereka dapat berbicara dengan baik."

"Itu pasti langka ya."

"Ya, yang lebih membuat ku terkeju adalah iblis yang bertujuan membuat kota."

"Kau menyukai kota kami, Shizu?"

"Ya, aku sangat menyukai nya. Di sini sangat tenang dan nyaman."

Eheheh, Shizu masih manis seperti biasanya ketika dia tersenyum berseri seperti itu.

Namun senyum nya mendadak hilang ketika dia jatuh berlutut di tanah sambil memegangi dadanya. Dia mengeluarkan erangan kesakitan.

"Shizu, kau baik-baik saja?"

Aku sudah tau kalau Ifrit akan muncul sekarang. Shizu tidak menghiraukan ku, dia malah melemparku untuk menjauhkannya darinya. Ranga yang melihat itu segera berlari berteriak ke arahku.

'Aku sudah tidak dapat menahannya, cepatlah menjauh.' dia terus menggumamkan hal tersebut dengan erangan kesakitan.

Api membumbung menuju langit dengan tornado yang besar. Karena posisi kita berada di bukit ini jauh dari pemukiman jadi itu semua akan aman.

[Rimuru. Perlu bantuan?]

Suara Veldora terdengar melalui telepati ketika dia mengawasi situasi dari jauh.

[Tidak perlu, kembalilah membaca manga.]

Sebelum mengakhiri telepati itu, aku bisa mendengar tawa khas Veldora yang membuat kepalaku sakit. Sepertinya dia mempercayai ku, jadi dia kembali ke bukit rumah ku.

"Shizu, aku akan menghilangkan kutukan mu."

Shizu menatapku dengan ragu dan terkejut, namun kemudian matanya menatapku dengan penuh harap.

"Kumo ... Hon ..."

Matanya melebar karena terkejut ketika dia melihat diriku yang mulai berubah bentuk menuju humanoid, namun kesadaran terlebih dahulu mengambil alihnya dan Ifrit keluar menggantikan nya.

"R–Rimuru-sama." Ranga sedikit terintimidasi oleh kehadirannya namun segera membuat sikap bertarung dengan tubuhnya yang besar. Bukan hanya itu, ayahnya juga datang melalui bayangan karena merasakan ancaman yang datang yang ada di dekatku.

"Rimuru-sama, anda baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, awasi area sekitar sehingga tidak ada siapapun yang mendekat. Ini adalah perintah, jangan biarkan siapapun mendekat. Sekarang pergilah."

Memberi perintah kepada Ranga dan Lavragga, mereka awalnya sempat ragu namun mengikuti perintah ku. Mereka mulai pergi melaksanan tugas mereka.

Menekan Ifrit yang ada di depanku, menatapku seolah aku adalah makhluk yang tidak layak untuk di pandang. Dia mengulurkan tangannya ke arah ku sebelum dirinya berdiam kaku. Dia menyadarinya sendiri, ancaman yang nyata di balik tatapan ku. Mendominasi total pertarungan dengan aura membunuhku yang bahkan membuat Ifrit lengah, apalagi dengan Haki demon lord yang ku keluarkan membuat dirinya diam membeku dengan tatapan terkejut, marah, dan yang lebih penting adalah ketakutan nya.

Tubuhnya masih gemetar tak terkendali yang bahkan tidak menyadari kalau aku sudah berada di depannya, kontak mata kita tidak pernah terputus walaupun hanya satu kedipan. Tangan ku berdesis ketika menyentuh kepalanya dengan lembut, lalu Ifrit mulai terserap tanpa dapat melakukan perlawanan apapun.

"Jadilah anak yang baik."

Shizu yang tergeletak di tanah, aku membawanya menuju kediaman ku yang memiliki Veldora di sana.

"Kuaahahahaha, sepertinya itu sangat mudah bagimu kan?"

"Berisik Veldora, biarkan dia istirahat terlebih dahulu."

Membaringkan Shizu, aku menunggunya untuk siuman. Tak selang lama hingga waktu mulai malam. Akhirnya Shizu mulai memperlihatkan tanda siuman.

"Slime-san ..."

"Kau sudah bangun?"

"Kau menunggu ku selama ini?"

"Ya, syukurlah kalau kau sudah bangun."

Dia tersenyum, menempatkan tangannya di atas tubuh slime ku dan mengelusnya dengan lembut.

"Shizu ... Kau akan mati."

"Aku tau itu, aku sudah mengetahui hal itu akan terjadi."

"Shizu, aku bisa membuat mu hidup lebih lama lagi." Dia terkejut.

"Eh? Apa ... Apa yang kau katakan?"

"Seperti yang aku katakan sebelumnya, tidak kurang tidak lebih." Aku hanya perlu menyalin makhluk roh Ifrit dan membuat emosinya stabil sehingga dia ada hanya untuk kebaikan tuannya.

"Jadi, apa keputusan mu?"

Bersambung.

Alternatif time lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang