BAB 36 - PERINGATAN UNTUK LEAH

3.5K 167 2
                                    

Hingga pada akhirnya, Joana pun tahu ke mana Alexander hingga sampai tengah malam ia tidak pulang. Aretha menelefon Joana, menangis terisak-isak dan mengatakan bahwa Mamanya sedang berada di rumah sakit karena kambuh lagi.

"Apa? Lagi? Kenapa bisa?"

Joana langsung ikut panik. Setelah ia menutup telefonnya, Joana buru-buru untuk keluar. Ia langsung meminta kepada para pengawal yang selalu ada di sekeliling apartemen Joana untuk mengantarkan ia ke rumah sakit.

***

Joana berlari ketika ia sampai di rumah sakit. Segera mencari tempat di mana ruangan ICU karena tempat ini lah, di mana kata Aretha, Mamanya sekarang berada.

Begitu Joana sampai, ternyata benar. Mama mertuanya koma, sebuah hal yang mampu membuat semua orang syok bahkan ketiga anak itu sedang menangis berada di sudut tidak terkecuali dengan Alexander yang bahkan sudah tampak kacau sedang memeluk kedua adiknya.

Nyatanya, kondisi Mama mertuanya jauh lebih parah dibandingkan kondisinya dulu.

"A-apa? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Mama bisa sampai seperti ini?"

Joana ikut merasa sedih, ia menatap pada pintu kaca. Namun yang ada, ia hanya melihat beberapa tenaga medis sedang memeriksa kondisi Mamanya sedangkan Alexander dan kedua adiknya tidak diperbolehkan untuk masuk.

Alexander menggeleng. Ia tampak masih syok bahkan wajahnya sembab. Ia menatap sendu pada istrinya, dan begitu Joana melangkah ke arah Alexander, yang ada Alexander malah semakin menangis di dalam pelukannya.

Sedangkan Joana, ia hanya bisa menepuk pundak Alexander berulang kali. Berusaha sekuat tenaga untuk menguatkan Alexander dan meyakinkan kalau semua pasti akan baik-baik saja.

***

Satu jam berselang, lalu dua jam kemudian. Ketika Alexander sudah merasa jauh lebih tenang, Joana kembali menggenggam erat tangan itu.

"Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?"

Karena setahu Joana, Mama mertuanya sudah jauh merasa lebih baik kemarin.

"Aku tidak tahu. Tapi aku yakin bahwa ada sesuatu hal yang dikatakan oleh Leah pada Mama hingga Mama syok."

"Leah?" Mata Joana melebar. "Kenapa tiba-tiba Leah?"

"Aku juga tidak tahu, Joa. Aku bahkan mengetahui itu dari Aretha. Aretha bilang, bahwa ada seorang perempuan seumuran denganmu datang ke rumah. Dan ketika aku meminta Frans mengecek cctv yang ada di rumah, sosok itu adalah Leah."

Dahi Joana mulai mengerut. Perasaannya jauh tidak tenang saat ini. Joana tahu bagaimana betul sifat Leah. Terkadang, Leah dapat menjadi orang yang paling buruk sedunia untuk mendapatkan obsesinya. Apa lagi ketika Joana teringat bahwa ada sedikit kecemburuan pada diri Leah karena yang berhasil mendapatkan Alexander adalah dirinya, bukan Leah.

Fakta yang harus Joana ingat adalah, Leah selalu tidak bisa jika dia dikalahkan oleh orang lain.

Tangan Joana mencengkeram erat. Napasnya tiba-tiba terengah. Ia kemudian bangkit sebelum akhirnya ia berpamitan pada Alexander.

"Aku ... harus bertemu dengan Leah. Aku harus bertanya pada dirinya apa yang sudah ia katakan kepada Mama."

Belum menjawab apa pun, Joana sudah pergi dari sini. Di situasi yang sudah pada tengah malam, dan hujan yang mulai datang.

"Joa ...!"

Namun suara Alexander sudah tidak mampu terdengar lagi.

***

"Leah!"

Berulang kali Joana menggedor pintu rumahnya. Berkali-kali juga Joana memanggil nama Leah tapi pintu itu tidak juga segera dibuka.

ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang