Tandain kalau ada typo ya babee! Don't forget to follow this acc and vomennya 💋
***
Pintu terbuka dan menampilkan Sandra yang bersandar ke tembok. "Ibu sendirian? Ayah kemana?"
Kepala Sandra pusing. Dia mendorong Audrey hingga bergeser dari tempatnya. "Banyak omong! Saya pusing."
Audrey membantu Sandra jalan. Wanita itu benar-benar sempoyongan, bahkan sempat menabrak perabotan sesekali. "Ibu mabuk?" tanya Audrey lagi.
Bukan tanpa alasan ia bertanya begitu. Kondisi Sandra saat ini persis Aksara beberapa minggu lalu. Audrey jadi trust issues sebab orang bilang, seseorang yang mabuk sulit mengontrol emosinya di bawah pengaruh alkohol.
"Kamu pikir saya wanita seperti apa?!" Alisnya menukik tajam usai menolak anak tirinya ke samping. "Kalo saya lagi diam, gausah caper! Minta dihajar kamu?!"
"E—Engga, Bu. Maafin Audrey." Menunduk ketakutan.
Sandra mendengus sebal lalu mengayunkan tungkai menuju kamarnya dan Agus. Audrey mengelus dada untuk menguatkan diri. Bagaimanapun Sandra, ia tak pernah membencinya. Audrey menyayangi wanita itu dan benar-benar menganggapnya sebagai ibu.
Ia kutipi heels, tas dan segala benda lainnya yang dibuang asal oleh Sandra. Mengikuti langkah Sandra sekalian menyusun barang milik wanita itu dengan benar. Namun setibanya di sana, pintu kamar tertutup. Tidak rapat. Tapi Audrey berniat pergi saja, berpikir ibunya sedang tak mau diganggu.
"Iya, sayang. Mommy baik di sini. Kamu gimana?" Suara Sandra mengurungkan niatnya untuk beranjak. Audrey bersandar pada tembok, mendengarkan. Ia tau ini tindakan lancang tapi Audrey begitu penasaran siapa sosok yang berbicara dengan Sandra di seberang sana. "Mommy baru sampe. Nanti kita ketemu ya? Sekarang masih capek banget."
"AWW!" Audrey melotot menyadari dirinya dalam bahaya. Teriakannya sangat keras dan ia yakin Sandra pasti mendengarnya. "Bodoh banget kamu, Au!!"
Pasalnya punggung kaki gadis itu ketindihan ujung runcing heels Sandra sampai lebam. Ia amat syok menemukan fakta ini.
"Kamu ngapain di sini? Nguping, ha?!" amuk Sandra. Audrey sulit mengelak lagi. Ia bersimpuh di bawah kaki Sandra dan memohon ampun. "Ibu maaf—"
"Anak tidak tau diri!" bentak Sandra menendang Audrey, membuatnya tersungkur ke belakang. "Sejak kapan kamu di sini?"
"B—Baru kok, Bu!!"
"Halah! Sini kamu, sialan!" Menjenggut surai panjang Audrey dan membawanya ke lantai atas. "DASAR MURAHAN! SUDAH TAK BERGUNA, KURANG AJAR PULA!" hardiknya menghantamkan kepala Audrey ke tembok beberapa kali.
"Aakhh! Sakithh… B—Bu…." ringis Audrey. Badannya melemah seiring pandangan yang berbayang. Ia hanya pasrah seraya memanggil ibu kandungnya tanpa bosan. 'Dey sakit, Ibu…'
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA CERITA INI!!] Bagi seseorang yang susah ditebak dan gamau ribet macam Aksara, punya pacar amatlah merepotkan. Namun siapa sangka, pertemuan tak mengenakkannya dengan seorang gadis maniak permen stroberi, justru dapat...