Apa Ini Bisa Disebut Sebagai Kencan?

0 0 0
                                    

Wahana biang lala ini mulai berputar. Aku gak sengaja naik bilang lala ini bersama Irina, karena dia mengira yang dia tarik itu adalah Arkad. Karena kami sama-sama belum mengenal, kami hanya diam dan memandangi pemandangan di atas wahana ini.

Kayaknya sebagai cowok aku harus membuka pembicaraan terlebih dulu.

" Iri- "

" Kamu udah lama sama Aira? " potong Irina.

" Itu hmm... "

Aku gak tau harus jawab apaan, soalnya ini pertanyaan menjebak. Jika Irina menanyakan hal yang sama ke Aira, dan jawaban kami berbeda, dia pasti tau kalau Aira berbohong. Meskipun Aira gak bilang secara jelas aku ini cowoknya, tapi dia juga gak bilang aku ini temannya.

" Gua deket sama Aira dari awal masuk SMP. Gua kenal dia kayak apa, keseharian dia apa aja, dan kesukaan dia juga gua tau. Aku lihat dia juga tipe cewek yang gak tertarik buat pacaran sebelum dia selesain studinya. Tapi kenapa Aira dekat sekali sama lo? Apa lo itu bener-bener pacarnya Aira? "

" Sebenarnya gua bukan siapa-siapanya Aira kok, gua cuma temennya. Gua ke sini cuma mau temenin Aira saja. " jawabku dengan jujur.

Dari pada kebohongan ini terus berlanjut, lebih baik aku jujur saja. Toh Irina juga sahabat baik Aira, aku rasa tak apa kalau bilang yang sejujurnya ke Irina.

" Udah gua duga. Di dunia ini sangat jarang cowok yang sebanding sama Aira. Maksudku, dia itu cewek yang sempurna. Gua cuma khawatir dia gak ngedapetin cowok yang sepadan sama dia nanti. "

Ada yang bilang jodoh itu cerminan diri. Kalau cowoknya baik, pasti dia juga akan mendapatkan cewek yang baik begitu pun sebaliknya. Jadi aku yakin, meskipun persentase nya sedikit pasti ada laki-laki yang sempurna yang bisa mendampingi Aira.

" Kenapa lo bisa sedeket itu sama Aira? " tanya Irina.

" Kalau soal itu tanya aja ke orangnya langsung, gua juga gak tau. "

" Hmm, apa mungkin lo pake- "

" Maksud lo gua pake pelet gitu buat ngedeketin Aira? Ya kali gua pake ilmu hitam. "

" Ehh, kok lo bisa tau apa yang gua pikirin? "

" Ya gampang aja, udah ke tebak lo mau ngomong apaan. "

Dari raut wajahnya aja udah ketahuan dia lagi mikirin apaan, apalagi bahasan sekarang itu soal Aira.

Irina itu hanya sebagian kecil orang yang fitnah aku menggunakan ilmu hitam buat ngedeketin Aira. Padahal aku sendiri gak tau kenapa Aira mau berteman sama aku.

" Tapi kalau gua liat lo itu cocok kok sama Aira. "

" Maksudnya? "

" Maksudnya lo itu beda dari kebanyakan cowok. Lo itu kayaknya deket Aira bukan karena Aira itu anak orang kaya, lo juga deket sama Aira bukan karena statusnya, tapi lo deket sama Aira bener-bener murni pengen berteman sama dia aja. Benerkan? "

" Iya sih, lagian yang ngedeketin duluan itu Aira bukan gua. "

" Ehh~ gitu ya. Kayaknya ada yang spesial dari diri lo. " ucapnya sambil menunjuk dadaku.

" Gak ada yang spesial, gua cuma cowok biasa. "

Aku mencoba gak terlalu terbuka sama Irina, bisa-bisa nanti aku salah ngomong.

Setelah mengobrol singkat, akhirnya wahana ini berhenti. Kami langsung keluar dan melihat Aira dan Arkad sedang menunggu kami di bawah. Melihat Arkad, Irina langsung menghampirinya.

" Kamu ini gimana sih, masa main masuk duluan aja. " ucap Arkad.

" Iya maaf, aku kira yang aku tarik itu tangan kamu. "

Kehidupan Ku Dengan Cewek Yang Terlalu SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang