5. Koda [END]

77 17 2
                                    

"Ka-kak... Chan?" ucapku parau dan terdengar lemah. Aku menoleh pada lelaki yang berumur lebih tua satu tahun dariku itu. Darah segar mengucur dari telinga dan hidungnya, dan semua itu karena ia menyelamatkanku. Ku lihat wajahnya yang tersenyum memandangi wajahku.

Padahal kak Chan sedang berjalan pulang bersama Somi. Tetapi kenapa kak Chan malah menolongku dan mengorbankan dirinya? Bagaimana kalau Somi memarahiku lagi? Bahkan kondisi Kak Chan terlihat lebih Kritis dibandingkan dengan kondisiku.

"Y/n! Kak Chan!" Seketika saja, Somi memelukku dan juga Kak Chan, kekasihnya itu -sembari menangis. Aku tersentak sesaat melihat Somi dengan tiba-tiba memelukku. Kak Chan menoleh pada Somi dan tersenyum.

"Somi? Sayang.... Kakak minta tolong ya, sama Somi. Cepat bawa Y/n ke Rumah Sakit. Biarin aja kakak di sini. Karena kakak yakin, Y/n masih kuat untuk bertahan hidup. Sedangkan kakak udah ngga kuat. Dan tolong, kak Chan mohon sama Somi. Stop, Somi jangan pernah nyalahin Y/n lagi ya? Ini semua, sebenarnya kakak yang salah. Kakak minta maaf ya, sama Somi. Tolong maafin kakak buat yang terakhir kali ya, supaya kakak bisa tenang." Ku lihat kak Chan tersenyum lagi. Ia menatap mata Somi lekat, yang kemudian menoleh ke arahku.

"Ngga! Kakak jangan ngomong kaya gitu! Hiks! Somi ngga mau kak Channie pergi!" Setelah Somi mengucapkan kalimat itu, saat itu pula kak Chan memejamkan matanya.

"KAK CHANNIE! BANG CHAN! BANGUN! AKU GAMAU KAKAK PERGI!" Somi berteriak, ia mengguncang-guncangkan tubuh kak Chan dengan keras, tapi tak ada pergerakan dari lelaki bernama Bang Chan itu. Somi segera mengecek pergelangan tangan kak Chan, bermaksud mengecek denyut nadinya. Namun setelah ia tak merasakan apapun pada pergelangan tangan kanan kak Chan, ia terlihat shock dan terduduk lemas.

"KAK CHAAAAAAN!" Somi menangis sejadi-jadinya saat ia tahu bahwa kak Chan telah meninggal. Ia membungkam mulutnya itu dengan tangannya dan terlihat sesegukan. Wajah kak Chan terlihat sangat damai dengan senyuman manisnya itu yang terlihat sangat tampan.

Aku menitihkan air mataku, tanpa aku sadari. Aku merasa bersalah, karena aku, kak Chan meninggal. Sembari menangis, Somi terlihat kebingungan akan kondisiku yang terbaring lemas di samping tubuh kak Chan yang sudah tak bernyawa. Namun sedetik kemudian, aku mendengar suara deru mobil yang sangat familiar. Ya, itu mobil Hannieku.

"Omona! Y/n!" Han terlihat berlari dari mobilnya dan mendekat ke arah tubuh kami. Somi yang masih menangis langsung meminta tolong pada Han.

"Y/n kenapa, Somi?! Bang Chan juga kenapa?!"

"Y/n... dia... hiks... dia...." Somi masih terlihat sesegukan dan bingung ingin bicara apa. Han yang sudah terlihat panik, mengacak rambutnya dengan frustrasi.

"Argh! Ya udah, ya udah! Mending kita bawa Y/n dan Bang Chan ke rumah sakit!" seru Han dan menggendong tubuhku ke arah mobilnya, tak lupa juga dengan tubuh tak bernyawa kak Chan dan diikuti pula oleh Somi.

Aku beruntung, benar-benar sangat beruntung karena Hannieku datang tepat waktu. Mobil sedan merek ternama milik Han, kebetulan saja melewati jalan yang menjadi tempat kejadian naas kami. Tanpa berlama-lama, dengan segera Han membawaku ke ruang UGD rumah sakit kota Incheon. Somi dan Han terlihat sangat khawatir akan keadaanku. Bahkan, Dewi Fortuna masih mau memihak padaku. Dokter yang baru saja keluar itu berbicara kepada Han dan Somi yang setia menunggu keadaanku di luar ruangan UGD.

"Beruntung, Y/n dengan cepat dibawa ke rumah sakit. Kalau tidak, nyawa Y/n tidak akan tertolong, seperti nyawa Bang Chan. Kalian sudah boleh masuk, Y/n sudah siuman. Saya permisi dulu," ucap dokter menjelaskan dan berlalu pergi. Han dan Somi dengan segera memasuki ruanganku dan ku lihat Han berkaca-kaca sedangkan Somi menangis lagi.

"Y/n? Kamu ngga apa-apa? Maafin aku ya, Y/n!" ucap Somi di sela tangisannya. Han menatapku dengan tatapan sendunya.

"Sayang? Maafin aku ya. Karena tadi aku ngga pulang bareng kamu, kamu jadi celaka kaya gini," ucap Han penuh penyesalan. Aku menggeleng pelan.

"Gapapa, kalian berdua gak salah kok," lirihku sembari tersenyum. Han menoleh pada Somi.

"Sebenernya tadi Y/n sama Bang Chan kenapa?" tanya Han kemudian. Aku menitihkan air mataku saat ingat kak Chan menghembuskan napas terakhirnya di samping tubuh lemahku.

"Tadi Y/n sama kak Chan ditabrak truk. Kak Chan menyelamatkan Y/n yang sedang menyebrang dan ada truk yang ingin menabrak Y/n. Aku dan kak Chan lagi pulang bareng, liat Y/n yang nyebrang dan di sebelah kanan dia ada truk kenceng banget," jawab Somi sembari menangis. Aku yakin, ia pasti masih memikirkan kepergian kekasihnya itu untuk selamanya.

"Kak Chan bilang, semua itu bukan salah Y/n. Ini semua salahnya dan memintaku berhenti memperpanjang masalah gosip yang menyebar tentang Y/n. Lalu ia meninggal," sambung Somi lagi dan menangis sesegukan. Han merengkuh bahu Somi dan mengelusnya, agar gadis yang selama ini menjadi sahabat kecilku itu bisa tenang.

"Maafin aku juga ya, Y/n sayang. Karena udah marah-marah sama kamu beberapa hari lalu. Maaf karena aku udah berperasangka buruk dan ngga percaya sama kamu," ucap Han menyesal dan memelukku. Aku tersenyum.

"Menurutku, kalian berdua ngga salah. Dan bahkan kak Chan juga ngga salah. Aku bahkan ngerasa bersalah. Karena aku, kak Chan meninggal dan buat Somi sedih. Mau kalian berdua ada salah ataupun ngga sama aku, aku udah maafin kalian kok," ucapku sembari tersenyum dan Han kembali memelukku. Sedangkan Somi, gadis itu tersenyum di sela tangisannya dan memeluk kakiku.

***Selalu Salah***

Akhirnya, hubungan aku dengan sahabatku Somi dan kekasihku Han Jisung mulai kembali baik dan menghangat setelah mereka berdua meminta maaf kepadaku saat di rumah sakit. Dan Han bahkan berjanji tidak akan bersikap posesif dan marah-marah lagi, seperti sebelumnya. Kali ini, dia benar-benar berjanji.

Sedangkan Somi... setelah kepergian kak Chan, ia bahkan tidak akan menyalahkanku tentang kejadian naas itu, apalagi masalah gosip murahan seperti kemarin. Karena dia tahu, ternyata kesalahan itu sebenarnya bukan dariku, melainkan dari kak Chan, kekasihnya, yang memang benar menyukaiku. Dan setelah kejadian itu, hubungan asmaraku dan Hannie semakin membaik. Han tidak akan lagi cemburuan padaku, posesif padaku, apalagi memakiku seperti kemarin. Somi juga kini, ia selalu baik padaku.

END

29/11/2022

~Selalu Salah~

Sedih di sini Abang Channienya jadi korban perasaan /eh. *digaplok Bang Chan*
Makasih yang udah baca dan vote komen dari awal cerita. Semoga kalian sehat selalu, readersku tersayang! :*<3 One, Four, Three, I love you! ❤️

Selalu Salah • Han Jisung x You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang