Bab 27
Raja Deon sangat membenci wanita ini. Tetapi ucapannya tadi, berhasil mengikis sedikit rasa bencinya.
"Obat apa yang kau berikan pada Kakek Kaisar?"
"Obat pertolongan pertama untuk gagal jantung dan sesak nafas," kata Sera.
"Siapa yang memberimu obat itu?"
"Tidak ada yang memberikannya, itu milikku."
Raja Deon menatapnya, "Kau masih tidak mau mengatakan yang sebenarnya."
"Kau sendiri yang tidak ingin mempercayaiku, sehingga berpikir aku tidak mengatakan yang sebenarnya."
Raja Deon tentu tidak akan percaya, bagaimana mungkin dia bisa memiliki obat-obatan ini? Namun, dia juga memahami jika orang pintar yang memberinya obat-obatan yang mujarab ini, telah memintanya untuk merahsiakannya.
Dia bertanya lagi, "Racun apa yang kau berikan padaku, mengapa bisa membuatku tidak Sadar dan tidak bisa menggerakkan tubuhku?"
"Ini bukan racun, tapi obat bius yang digunakan untuk operasi. Efeknya sama dengan sup solanum."
Raja Deon berkata dengan dingin, "Sup solanum adalah racun."
Sera menatapnya, "Jadi, yang kau berikan padaku adalah racun?"
Raja Deon tidak membantah.
Sera berkata, "Sudahlah, apakah itu racun atau obat mujarab, aku juga tidak peduli lagi sekarang. Jika kau ingin mengambil nyawaku, silakan saja. Tetapi selama aku masih hidup, tolong jangan menyiksaku lagi, setidaknya selama aku mengobati Kaisar Tertinggi, tolong maklumi aku. Aku akan memberimu penjelasan setelah meninggalkan istana."
Raja Deon berkata dengan dingin, "Jika terjadi sesuatu pada Kakek Kaisar, aku akan membuat perhitungan denganmu."
Sera mencibir, "Lalu bagaimana jika Kaisar Tertinggi disembuhkan? Apakah kau juga akan mengingatnya?"
Raja Deon menyipitkan matanya, "Tentu saja, aku adalah orang yang bisa membedakan dendam dan perbuatan baik seseorang dengan jelas."
Dia segera berdiri, menarik kursi ke belakang dan melempar sebuah pil ke atas meja, "Makan obat ini nanti." Setelah itu, dia berbalik dan keluar.
Sera agak terkejut dengan jawapannya, dia bisa membedakan dendam dan perbuatan baik seseorang dengan jelas? Apakah dia benar-benar orang seperti itu?
Sera tidak yakin, tetapi yang jelas karena Sera telah menjebaknya, sekarang dia sedang membalas dendam dan tidak membiarkan Sera dapat hidup dengan tenang sehari pun.
Dia sangat lelah dan segera tidur.
Entah setelah tertidur berapa lama, ketika bangun, Dayang Merry sedang duduk di samping tempat tidur.
Melihatnya sudah bangun, Dayang Merry menyentuh keningnya dan berkata, "Demamnya sudah hilang."
Sera juga sudah merasa lebih baik, "Terima kasih telah merawatku."
"Jangan Sungkai!" Dayang Merry bangkit dan menuangkan segelas air, lalu berjalan kembali ke arahnya dengan membawa obat yang ditinggalkan Raja Chu, "Minumlah obat ini."
"Obat apa ini?" Sera menopang tubuhnya dan melihat pil berwarna merah terang.
"Pil solanum."
"Pil solanum?"
Apa? Apakah belum sup solanum belum cukup menyiksanya, masih harus makan pil solanum?
Dayang Merry berkata, "Ini dapat memperlancar peredaran darah dan meregenerasi otot. Obat ini sangat berharga. Setiap Raja hanya memiliki satu pil. Pil ini dapat menyelamatkan nyawa orang yang terluka parah.""Begitu hebat?" Sera sangat tertarik dengan obat-obatan, jadi dia mengambilnya lalu mengendusnya. Ada aroma panax ginseng yang kuat.
"Apakah ini dibuat dari panax ginseng?"
"Aku tidak tahu, aku hanya tahu obat ini sangat berharga, Raja Deon..." Dayang Merry memandang, "Raja Deon pernah hampir kehilangan nyawa karena terkena panah, dia bahkan tidak rela menggunakan obat ini."
Perasaan Sera agak kacau sekarang, obat ini begitu berharga, tetapi Raja Deon rela memberikan padanya, ini menunjukkan Raja Deon percaya dia bisa menyembuhkan Kaisar Tertinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
AdventureSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...