🌷 BAB 7 🌷

159 6 0
                                    


   Hanya ada keheningan yang tercipta di dalam mobil Hafiy. Tak ada satupun dari mereka yang mau memulai pembicaraan.

Karena rasa canggung antara mereka berdua, membuat Nayra berfikir perjalanan ini sangat lama.

" Ekhm.." Hafiy memecahkan kehiningan antara mereka berdua.

" Boleh saya bertanya? " Ucap Hafiy agar dapat memulai obrolan.

" Boleh Dok "

" Sudah berada lama kamu kenal dengan Mamah saya Nay? "

Sebenarnya Hafiy sudah tau semuanya tentang Nayra, karena sang Mamah selalu menceritakan sosok Nayra.

Hanya saja untuk memecahkan kecanggungan ini, Hafiy harus sedikit basa-basi.

" Tidak begitu lama sih Dok, mungkin karena saya sering bertemu beliau untuk mengantar kan pesanan. Membuat saya jadi akrab dengan beliau "

Hafiy yang tengah fokus mengemudi, hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan Nayra.

" Kamu sudah lama bekerja di cafe ? "

" Alhamdulillah hampir 3 tahun Dok "

" Kamu boleh memanggil saya dengan nama nay, lagi pula ini bukan di rumah sakit "

" Maaf Dok, saya belum terbiasa memanggil Dokter hanya dengan nama " lirih Nayra.

Hafiy pun tidak bisa memaksa Nayra untuk mengganti panggilan nya. dia tidak mau itu akan membuat Nayra menjadi canggung.

Kini Hafiy sudah sampai di cafe tempat Nayra bekerja, setelah menempuh perjalanan yang begitu canggung.

" Saya permisi Dok, terimakasih untuk tumpangan nya "
Aku pikir setelah mengantar ku ke cafe, Dokter Hafiy akan langsung pulang.

Tapi ketika melihat Dokter Hafiy ingin membuka pintu mobil membuat aku bertanya.

" Dokter mau kemana? " Tanya ku penasaran.

" Saya akan mengantar kamu ke dalam, sekalian bertemu manager cafe. Untuk meminta maaf atas keterlambatan kamu "

" Tidak perlu Dok " ucapku menolak.

" Maaf Dok saya hanya tidak ingin mendengar pertanyaan dari teman-teman saya jika saya datang dengan Dokter "

" Tapi, saya takut kamu di marahin sama manager cafe karena terlambat bekerja "  Hafiy khawatir Nayra akan mendapat amarah dari manager nya.

" Dokter tidak perlu khawatir, insyaallah saya tidak akan di marahin " ucap Nayra meyakinkan Dokter Hafiy.

" Saya permisi Dok, assalamu'alaikum " ucap Nayra buru-buru keluar dari mobil, takut HAFIY ngotot ingin menemui manager nya.

Belum sempat Hafiy bicara, tapi Nayra sudah buru-buru keluar dari mobil nya.

" Wa'alaikumussalam, baru juga mau ngomong sesuatu. eh malah main pergi aja kamu nay "

Setelah bertemu dengan sang manager, kini Nayra kembali ke dapur untuk kembali bekerja.

Meski tadi Nayra sempat di marahin sang manager karena terlambat, namun karena ini pertama kalinya Nayra terlambat jadi sang manager memaafkan keterlambatan nya.

" Kamu dari mana aja nay? " Tanya mba Sera penasaran.pasalnya Nayra tak pernah terlambat bekerja meski sering mengantarkan pesanan untuk dokter Khadijah.

" Ya dari rumah sakit mba, nganterin pesanan Dokter Khadijah "

" Tumben lama Nay? "

Akupun menceritakan semua kejadian ketika mengantarkan pesanan, hingga membuat ku terlambat.

" Jadi, tadi kamu kesini di antar anak Dokter Khadijah?" Tanya mba Sera penasaran

" Terus.. terus kamu gimana Nay? "

" Gimana apa nya mba? " Ucapku bingung dengan pertanyaan mba Sera.

" Ya ampun Nay, masa gitu aja gak paham sih. Maksud mba gini loh "

" Tadi kamu ngobrol apa aja sama dia? Terus gimana orang nya? Ganteng gak? "Mendengar pertanyaan beruntun mba Sera membuatku pusing.

" Ngobrol apanya mba. Yang ada kita tuh malah pada diem-dieman, rasanya canggung banget satu mobil sama dia "

" Yah,, sayang banget nay. Tapi dia ganteng gak? "

Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan mba Sera. Karena memang kenyataan Dokter Hafiy itu sangat tampan.

🌺🌺🌺🌺🌺

  Sama dengan Nayra yang di beri pertanyaan beruntun oleh mba Sera. Hafiy pun mengalami hal tersebut.

Ketika sedang makan malam bersama keluarga.
Tiba-tiba sang mamah bertanya tentang Nayra.

" Jadi tadi gimana fiy? " Hafiy merasa bingung dengan pertanyaan sang Mamah

" Gimana apanya sih mah "

" Gimana? Ada kemajuan gak kamu sama Nayra?. Mamah udah kasih peluang loh biar kamu bisa pdkt sama dia "

Hafiy hanya menggeleng cepat dan kembali fokus dengan makan yang sempat tertunda karena mendengar pertanyaan sang Mamah.

" Kok geleng-geleng sih fiy? Jangan bilang selama perjalanan kalian gak ngobrol sama sekali? " Melihat sang anak hanya terdiam. Membuat Dokter Khadijah langsung menepuk keningnya.

" Ya ampun fiy. Kamu udah sia-siain peluang dari mamah loh "

" Ya gimana lagi mah, Hafiy juga bingung mulainya gimana "

" Ya ampun pah, liat anak kamu. Kemana tuh kemarin-kemarin sifat bucin akutnya yang sampai melupakan orang tua "

Jika sudah seperti ini, ujung-ujungnya pasti membahas tentang dirinya di masa lalu.

Melihat sang anak merasa terpojokan dengan pertanyaan sang istri, membuat Dokter Abi harus menghentikan istrinya.

" Sudahlah mah, gak perlu di bahas lagi. Kasian Hafiy mah, biarkan semua nya berlalu" ucap Dokter Abi.
Hafiy lega karena sang papah membantu dirinya.

" Lagipula kenapa mamah pengen banget sih, Nayra sama Hafiy dekat "

" Mamah hanya ingin yang terbaik buat Hafiy pah, lagipula Hafiy juga suka kok sama Nayra "

" Makanya mamah pengen deketin Hafiy sama Nayra " ujar Dokter Khadijah.

" Tapi menurut papah, jangan terlalu terburu-buru mah. Biarkan Hafiy yang menentukan "

" Belum tentu juga, Nayra nya suka sama Hafiy mah "ucap Dokter Abi menasehati sang istri.

Mendengar nasihat sang papah, membuat Hafiy tersadar. Dirinya terlalu terburu-buru mendekati Nayra.

" Ya Allah maafkan hamba, karena terlalu berharap pada manusia. Hingga melupakan bahwa semua yang ada di dunia ini atas kehendak mu. Entah itu jodoh, rezeki atau kematian "

🌷🌷🌷🌷🌷






THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang