Epilog

49 7 0
                                    

Bocah dari akhirat.

Tidakku sangka dia sosok yang jahat lagi kejam bisa merubah kehidupannya menjadi sesuai apa yang diharapkan meski banyak yang gagal tetapi tidak pernah menyerah.

Temanku kini sudah menikah dengan salah satu dosanya bahkan sampai membuka toko bunga di salah satu pasar ramai dan selalu banyak pengunjung, melihat wajahnya yang selalu berseri-seri membuatku iri, emang dasarnya saja yang tidak tahu diri. Aku tidak bermaksud mengejek.

Beberapa tahun kemudian tidak lama, kedua orang tuanya meninggal dan kini rumahnya menjadi sepi, tentu dia juga terpuruk untuk beberapa bulan tetapi istrinya yang buta itu tidak pernah membuatnya berhenti menyerah, selalu saja menghidangkan makanan yang enak untuk mengalihkan perasaannya yang rusak.

Hari baru lain muncul, hari kebahagian bagi sepasang kekasih. Mereka mempunyai anak, seorang anak perempuan dan dia beri nama "Chichi" gabungan dari beberapa ujung nama mereka. Lucu sekali, tangisannya memenuhi ruang bersalin sementara kedua orang tuanya malah tersenyum riang.

Merawat dengan baik hingga anaknya tumbuh dewasa, kedua pasangan itu mulai menua dan tidak banyak beraktifitas selain menjaga toko bunga, yang paling terkenal dari bunga itu adalah Violet.

Hingga pada hari yang gelap muncul, istrinya jatuh sakit karena usia dan menghembuskan nafas terakhir, kata-kata sebelum dia meninggal dia ucapkan pada suaminya "Aku telah memaafkanmu sejak kita bertemu. Bersyukur, kamu hidup aku tidak tahu mau bagaimana jika seandainya kamu beneran meniggal. Bersyukur." begitu katanya, si suami pun menangis di batu nisan.

Tidak lama suami menyusul istrinya, anak satu-satunya sudah menjadi orang dewasa yang bijaksana. Dia menciptakan sesuatu yang berbeda dari manusia lain dari cara merawat dan mendidiknya.

Anak dari surga.

WHITE LITERATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang