#24 : Peringatan

26 9 0
                                    

Hai gimana akhir pekannya?

Are you okay?

Nggak apa-apa everything gonna be alright guys♡

DILARANG KERAS PLAGIAT!!!
Happy reading guys!

_____

"Arga, Papah mau bicara sama kamu." Arga yang tengah asik menonton televisi seketika langsung mengalihkan pandangannya pada Devan.

"Tumben, mau ngomong apa?"

Devan duduk di samping Arga. "Jadi Papah membatalkan kontrak dengan klien karena alasan tertentu," jawab Devan mulai menceritakan tentang perusahaannya.

"Terus hubungannya sama aku apa?" tanya Arga tidak berminat dengan topik yang dibahas.

"Kemungkinan klien itu akan berbuat sesuatu nantinya. Papah khawatir nanti kamu yang jadi sasarannya dan mencelakakan kamu, jadi Papah mau sewa bodyguard buat jagain kamu."

Deg

Sebegitu khawatirnya Ayahnya dengan dirinya? Sampai berinisiatif untuk menyewa bodyguard supaya Arga tetap aman.

"Nggak usah sewa bodyguard segala, aku nggak nyaman kalau ada bodyguard yang selalu ngawasin."

"Tapi itu demi keselamatan kamu Arga, Papah tahu belum bisa menjadi sosok Ayah yang baik. Tetapi mau bagaimanapun juga kamu tetap anak Papah, darah daging Papah nak." Walaupun hubungan antara keduanya tidak sedekat seperti anak dan orang tua pada umumnya.

Namun, Devan tidak mau jika anaknya sampai terluka apalagi disebabkan karena dirinya yang memutus kontrak dengan klien.

"Pah Arga bisa jaga diri," ucapnya serius. Mencoba meyakinkan Devan jika nantinya akan baik-baik saja.

"Kalau kamu tidak mau yasudah tidak apa-apa, yang penting Papah sudah ingatkan." Devan mengalah berdebat dengan anaknya yang terbilang keras kepala itu.

"Ngomong-ngomong kenapa Papah sampai batalin kontrak?" tanya Arga penasaran.

"Jadi sebenarnya dari keuntungan kerjasama antara Papah sama klien itu akan didonasikan untuk yang membutuhkan, seperti korban bencana yang belakangan ini terjadi di salah satu provinsi tetapi Papah mendengar percakapan klien dengan orang lain kalau keuntungan tersebut akan digunakan untuk party tidak jelas," jawab Devan panjang lebar menceritakan kejadian yang sebenarnya.

"Ouh jadi Papah sengaja memutuskan kontrak karena klien itu ternyata punya rencana sendiri?"

"Betul, walaupun keuntungannya lumayan besar. Ya sekitar lima ratus juta."

"Yaudah Papah mau ke kamar dulu," pamit Devan, beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan Arga yang memandangi punggungnya yang semakin menjauh.

"Bunda benar Papah tidak sejahat yang Arga kira," batinnya.

Sementara itu di tempat yang berbeda Adira yang sedang berada di kedai tengah melayani pembeli yang datang.

"Nak saya pesan dua box brownies," ucap perempuan paruh baya.

Adira merasa tidak asing dengan perempuan yang kini ada di depannya.

"Baik Bu sebentar," jawab Adira lalu mengambil brownies yang sudah jadi di etalase khusus tempat kue kering dan brownies yang sudah siap pesan.

Selesai membungkus Adira menyerahkan kepada perempuan paruh baya tersebut. "Ibu bukannya Ibunya Rose yah?"

"Maksud kamu Roselyn anak saya?" Perempuan paruh baya itu tak lain Rasy—Ibu Rose.

Aku dan Semesta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang