"Luar biasa! Siapa yg memasak ini semua?"Mara terkagum-kagum melihat makanan yg nampak indah di atas meja. Amato sendiri sudah mencicipinya terlebih dahulu, sampai istrinya menegur karena perilaku suaminya yg tidak sopan. Laki-laki paruh baya itu hanya nyengir lalu ikut duduk di samping istrinya.
Hali dan [Nama] hanya tersenyum melihat itu sambil ikut duduk. "Kami berdua yg memasaknya, bu."jawab Hali.
"Itu bagus. Kalian harus bekerjasama. Banyak orang bilang kalo memasak itu adalah tugas istri, padahal suami juga harus membantu."
"Ibu sedang menyindir ayah, ya?"tanya Amato. Mara hanya tersenyum. "Rupanya benar."
"Ayahmu ini tidak bisa memasak, [Nama]. Membuat bubur saja gosong."[Nama] hanya tersenyum. Ia tidak tau harus mengatakan apa. Takut kalo ucapan nya salah dan berakhir menyakiti hati orang lain. Jadi dia hanya diam sambil terus meletakkan nasi di piring mereka.
"[Nama] juga tidak bisa memasak. Makanya aku membantunya."
'Jleb'
Ucapan Hali yg satu itu cukup membuat [Nama] kesal, seharusnya dia tidak usah bilang agar tidak membuat istrinya malu.
"Oh, jadi [Nama] juga tidak bisa memasak? Wah~ kita sama nak! Ayo tos!""Ayah.."Hali dan Mara menatap dengan datar ketika Amato menunjukkan tangannya. Sementara [Nama] tertawa hambar sambil melakukan tos dengan mertuanya itu. "Apa keluarga mereka memang seperti ini? Aneh sekali."
"[Nama], bagaimana kalo ibu mengajari mu memasak? Lagipula kami akan menginap disini selama 2 hari, jadi ibu bisa mengajari mu memasak sedikit. Kau mau?"
"Eee.. terserah ibu aja, asal tidak merepotkan."
"Sama sekali tidak. Kenapa kau bicara seperti itu?"
"Ibu harus sabar kalo mau mengajarinya. Dia itu sangat ceroboh."-Hali.
"Diam kau!"
"Kau tidak boleh bicara seperti itu, Hali. Dulu ibu juga sangat ceroboh saat sedang belajar memasak."
"Dia bukan hanya ceroboh saat memasak, dia itu ceroboh setiap kali melakukan apapun."
"Woi!"
"Aku lupa buahnya. Tolong ambilkan di dapur."
[Nama] memutar bola matanya, mengambil apa yg disuruh oleh Hali dan kembali duduk. Sementara Amato sedari tadi sibuk makan, mungkin karena makanan nya terlalu enak atau dia memang kelaparan sampai sudah menambahkan nasi 2 piring.
"Ibu lihat sedari tadi kalian tidak pernah memanggil satu sama lain dengan mesra, kalian hanya menggunakan nama saja. Kalian tidak punya panggilan spesial?"
"Kami memang tidak punya."
"Hee.. jadi kalian hanya memanggil dengan nama, bukan sayang, baby ataupun apapun itu?"tanya Amato. [Nama] memalingkan wajahnya sambil menutup mulut, entah kenapa dia agak jijik mendengar hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Wife || Boboiboy Halilintar
FanfictionHulotsun Projects Boboiboy Halilintar x Tsundere Fem!Reader. Bagaimana rasanya menikah dengan gadis Tsundere? Selain Tsundere, dia juga pemarah seperti emak-emak. Belum lagi, Suaminya juga seorang Tsundere tingkat dewa. Dan saat marah juga sangat me...