.
.
.
.
.
Mau bagaimanapun juga, yang namanya Hanma Shuji adalah siswa kelas 12. Banyak tuntutan yang memaksanya belajar meskipun dia tak ingin. Maka hari itu, ketika kelas sudah tak berpenghuni, dia memaksakan diri membuka bukunya yang berdebu.
Dia membuka banyak lembar, mencari-cari materi mana yang tak dia pahami karena rajin membolos. Dalam dua jam ini dia berniat fokus, sebelum kembali begajulan di sore hari nanti.
***
Entah sejak kapan pulang sekolah bersama sudah menjadi kebiasaan [Name] dan Hanma. Yang jelas berkat hal itu, [Name] jadi selalu menunggu Hanma menjemputnya ke kelas untuk pulang bersama. Tapi ketika lelaki itu tak kunjung datang, [Name] tak punya pilihan lain selain mengecheknya ke kelas. Jikapun mereka tak bisa pulang bersama, setidaknya [Name] tahu Hanma sedang sibuk apa.
Dan yang dilihatnya ketika membuka pintu kelas yang telah sepi itu adalah sesuatu hal yang tak pernah [Name] bayangkan sedikitpun. Gadis itu refleks melebarkan mata, lalu mengchek kembali papan kelas yang menunjukan bahwa ini benar kelas Hanma, XII IPS 2.
[Name] yakin dirinya tak salah lihat, tapi dia makin yakin kali ini dia bermimpi.
Hanma... belajar.
Seorang Hanma Shuji yang [Name] yakin semua LKS-nya telah berdebu itu belajar. Biar [Name] ulangi.
HANMA.SHUJI.BELAJAR??!
Agaknya besok pagi matahari akan terbit dari barat.
[Name] mendekat, lalu berdiri di depan Hanma yang sibuk mengerjakan soal matematika tanpa terusik sedikitpun dengan kedatangannya. Gadis itu lalu melihat tangannya, lalu melihat Hanma, lalu ke tangannya lagi. Lalu memutuskan menyentuh dahi Hanma dengan ujung jari demi membuktikan makhluk didepannya adalah manusia.
"Jangan ganggu atau gue gigit"
Ohh benar Hanma.
[Name] mengendikan bahu, lalu duduk di samping Hanma tanpa berniat mengganggu. Dia mengeluarkan es krim minion setengah cair untuk dia makan, lalu juga sepotong roti, lalu pocky, lalu kinderjoy, lalu--
"BERISIK AMAT SIH"
"Ampunn, cuma makan doang"
"Diem makannya"
[Name] mencebik, lalu makan dengan lebih hati-hati saat Hanma kembali fokus ke soal-soal dihadapannya. Dia jadi mengamati Hanma, melihat raut serius lelaki itu yang nampak-- tentu saja tidak tampan.
Bohong, [Name] yakin orang gila pun akan mengakui Hanma tampak jauh lebih mempesona ketika sedang fokus begini.
Lama-lama [Name] bosan, lalu tanpa sadar jatuh tertidur masih dengan Hanma sebagai objek terakhir yang dia lihat.
***
[Name] membuka mata saat merasakan elusan hangat dikepalanya, yang pertama kali tertangkap indra penglihatannya masihlah Hanma. Namun kali ini wajah itu nampak ramah dan hangat.
"Tidur lagi aja, masih hujan"
Ya~ barangkali [Name] bermimpi. Mana mungkin Hanma berucap selembut itu 'kan?
'kan?
Tapi sentuhan hangat di rambut dan pipinya benar [Name] rasakan. Begitu nyata, nyaris mustahil dia sangkal apalagi saat tangan besar itu mengusap dahi dan pipinya. [Name] memejamkan matanya semakin rapat, pura-pura tidur walaupun dia tahu mustahil dirinya terlelap saat detak jantungnya sedang berantakan seperti ini.
[Name] masih tak mau membuka mata, sebab dia yakin mungkin dalam beberapa detik kedepan Hanma akan menertawai pipinya yang memerah.
"HAHAHAHA"
kan, dibilang juga apa...
***
Hanma kalau belajar pakai kacamata kira-kira muka tengilnya begini...
sc : ini official art yang dicrop. kalau mau versi fullnya bisa cari di twitter official tokrevsee you di next update!
tagih aja gapapa biar aku inget masih ada ini cerita 💁♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dream | Hanma Shuji x Reader
FanfictionBerisi keseharian (Name) yang punya pacar tinggi kek tiang bendera a.k.a Hanma. He so tall and handsome as hell He so bad but he does it so well 🚫 WARNING : ini fluff -suer-