2. Namamu

13 6 2
                                    

"Maishaa! Jantung lo aman kan? Masih ditempatnya ga? Aduh rasanya jantung gue lagi ngonten jedag jedug, kenapa sih hati gue ini lembek banget, mana cakep banget woii"

Itu adalah suara hati Maisha, yang sekarang mungkin sedang beradu dengan pikiran pikiran lain.

"Sha? Bisa jelasin ke gue, adegan apaan tadi, hah?." Tanya Anggun menghancurkan lamunan Maisha.

"Apa? Adegan minuman ngeguyur baju gue?" Kesal Maisha.

"No, no, adegan setelah itu"

"Gausah dibahas, mending kalian temenin gue ke toilet" Jawab Maisha, lebih dulu pergi meninggalkan kantin dan dua sahabatnya.

"Semakin dibahas, semakin deg deg an nanti gue, cari aman dulu deh." gumam maisha seraya berjalan menuju ke toilet siswi.

"Dia utang cerita sama kita Nes" ujar Anggun seraya menarik tangan Vanesha dan mengejar Maisha.

***

Kini Maisha, dan dua sahabatnya sedang berada didalam toilet untuk merapihkan pakaian dan dandanan mereka.

Meski simple namun mereka cukup memperhatikan itu setiap saat agar penampilannya tetap oke dan yang pasti cantik ulala.

"Maisha!"

Mengetahui kedua sahabatnya ini terlihat sangat tersiksa dengan adegan menggantung tadi maka Maisha membuka suara.

"Gue baru dua kali ketemu dia, kemaren pas mau keruang guru, dan tadi pas dia nyamperin gue, itu aja." Jelas Maisha.

"Belum kenalan gitu Sha?" Tanya Anggun.

"Belum."

Mereka adalah orang yang tidak terlalu memperdulikan pria disekolahnya, jadi untuk mengenal apalagi akrab dengan pria itu sungguh hal yang jarang bagi mereka, kecuali teman sekelas.

"Sering liat sih, tapi kalo nama dan nomor Whatsapp nya gue belum tau hehe" ucap Anggun.

"Jangan ditikung, itu udah calon pacar Maisha" sindir Vanesha pada Anggun.

"Enak aja, mana ada tikung menikung di dalam persahabatan kita, ga ada!" Jawab Anggun.

"Lo mau gue bantu cari tau ga?" Tanyanya pada Maisha.

"Gausah, gue bisa cari sendiri! E-emm maksudnya kalo gue mau juga gue udah nyari tau, lagian ngapain juga kepoin dia". Jawab Maisha.

"Yakiin? Gue ga nawarin dua kali ya Sha! Jadi pertimbangin baik baik" Ledek Anggun, sepertinya ia mampu membaca gerak gerik Maisha.

"I-iyaa, apaan sih kenapa jadi bahas dia."

***

Setelah pelajaran terakhir selesai, mereka bergegas pulang. Sepertinya diperkirakan sore ini akan turun hujan.

Maisha mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang, padahal hujan sudah turun dengan derasnya, dan ia enggan memberhentikan motornya untuk meneduh sebentar.

Nahas nya motor itu mogok dipertengahan jalan, di tempat yang lumayan sepi penduduk, dan tidak ada bengkel disana.

"Ayolah Blue, jangan sekarang" ucapnya.

Dengan terpaksa, ia berjalan sambil mendorong motor kesayangan nya yang ia beri nama blue

"Bengkel masih jauh lagi, mau nyampe rumah jam berapa nih gue" Ia menarik nafas panjang.

MY ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang