DILARANG KERAS PLAGIAT!!!
Happy reading guys!_____
"Terus ceweknya gimana bos?" tanya salah satu asistennya."Sudah biarkan, toh saya tidak ada urusan dengan dia."
"Baik bos." Mereka keluar dengan pintu yang tidak di tutup lagi. Mereka berpikir jika Adira dan Arga tidak akan bisa selamat karena gudang ini terletak jauh dari jalan raya.
Adira mendekat dengan merangkak, badannya terasa lemas seketika karena dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan Arga di tusuk oleh sebilah pisau yang tajam.
Air mata Adira mulai menetes, dengan tangan bergetar ia memindahkan kepala Arga yang semula di lantai kini berada di pahanya.
"Hiks jangan tutup mata kamu," ucap Adira.
"Lu ha-rus te-tap hidup Ra," ucap Arga terputus-putus. Menahan sakitnya sebilah pisau yang telah menusuk perutnya.
"Per-gi da-ri si-ni se-ka-rang! G-gu-a s-sa-yang sa-ma lu." Adira menangis, mendekap erat Arga ke pelukannya. Dia tidak peduli jika pakaiannya kotor akibat darah Arga.
"Nggak hiks aku nggak akan ninggalin kamu sendirian disini hiks. Kalo perlu kita mati sama-sama hiks," jawab Adira.
"L-lu sa-yang kan sa-ma g-gue?" tanya Arga. Adira mengangguk.
"P-in-ter...," Arga tersenyum manis.
"Pe-rgi da-ri si-ni Ra, min-ta t-to-long sa-ma o-ra-ng di-lu-ar bu-at g-gue." Sebenarnya bukan itu tujuan Arga menyuruh Adira pergi dari tempat penyekapan. Dia tidak ingin Adira terluka, dia ingin supaya Adira baik-baik saja. Persetan dengan dirinya sendiri yang sudah berlumuran darah."Tapi kamu janji harus bertahan sampai aku balik ke sini lagi. Kamu harus tetap hidup." Dengan terpaksa Adira meng'iyakan permintaan Arga. Benar juga apa yang Arga katakan, jika dia keluar dan bertemu dengan warga pasti Arga bisa tertolong dan selamat.
Arga mengangguk, mengusap lembut pipi mulus Adira yang bercucuran air mata.
Ketika Adira hendak berdiri, Arga menarik pergelangan tangannya membuat jarak diantara mereka hanya tersisa satu jengkal.
Adira bahkan bisa merasakan hembusan napas Arga.
Cup
Arga mencium singkat bibir Adira. "Ha-ti ha-ti. G-gue sa-yang Va-ni-la," kata Arga.
"Aku juga," jawab Adira mencoba tersenyum walaupun dadanya merasa tidak tega membiarkan Arga terkapar di gudang sendirian.
Adira keluar dari gudang mengerikan itu, berlari mencoba meminta tolong kepada seseorang yang lewat. Namun sialnya sedari tadi ia seakan sudah berpatroli. Tidak menemukan satu orangpun di desa tersebut, hanya terdapat rumah-rumah yang terlihat kumuh dan sudah ditinggal pemiliknya.
"Arkhh!" Adira meremas rambutnya, ia frustasi.
"TOLONGG! SIAPAPUN TOLONGIN SAYA!"
Hanya suara jangkrik yang menyahut, lagi pula hari sudah semakin gelap.
"SEMESTA TOLONGIN AKU HIKS!" Adira menatap langit-langit yang sudah mulai gelap.
Dari arah samping, ia memicingkan matanya karena terdapat cahaya yang menyilaukan.
"Jangan dekat-dekat! Anda siapa?!" tanya Adira was-was. Pasalnya ada dua orang yang kini menuju ke arahnya.
"Kami bukan orang jahat, apakah benar anda yang bernama Adira? Kami orang suruhan Papah Arga untuk membantu keluar dari sini," jawab salah satu orang yang memegang senter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Semesta✔️
Ficção Adolescente#1-traumatic (19 November 2022) #1-astrophile (23 November 2022) ^•^ Adira Aurora, remaja berusia 17 tahun yang selalu dihantui mimpi buruk. Menemani tidurnya dan mengusik raganya yang sudah rapuh. Akankah Adira tetap bertahan? Walaupun raganya tak...