🌷 BAB 8 🌷

125 6 0
                                    


  Setelah melalui proses yang begitu panjang, akhirnya Nayra menyerah kan skripsi kepada pembimbing nya.

Mia ikut terharu atas kerja keras sahabatnya selama ini. Meski harus di kejar waktu belajar dan bekerja, tapi Nayra bisa melalui semuanya.

"  Congratulations on your well-deserved success.” ucap Mia sambil memeluk Nayra.

" Thanks Mia " ucapku membalas pelukan Mia.

" Semoga revisi kamu segera selesai yah, biar kita bisa wisuda bareng "

" Aamiin,, semoga skripsi aku yang sekarang gak di revisi lagi ya Nay" ucap Mia dengan wajah sendu, pasalnya skripsi yang Mia serahkan sudah 2x di tolak Dosen pembimbing.

" Fighting Mia, " ucapku menyemangati.

" Kamu mau nemenin aku ke perpustakaan nay ? Buat cari bahan referensi nih "

" Tentu aku bakal nemenin kamu kok, mumpung masih ada waktu senggang. sebelum nantinya aku ke cafe "

Dalam perjalanan menuju perpustakaan, mereka selalu bercerita dan melontarkan candaan.

" Gak kerasa ya Nay, kita udah mau wisuda aja " ucap Mia sedih. Sambil mengenang awal pertemuan mereka.

" Iya,, aku jadi inget awal pertemuan kita. Awal masuk kesini aku sempat takut gak ada yang mau berteman dengan ku "

" Tapi kamu datang menghampiriku sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan. Kamu tau sejak saat itu, aku menganggap kamu saudaraku "

" Huwa... Kenapa jadi sedih gini sih vibes nya, bikin nangis aku aja kamu Nay " ucap Mia sambil menahan air mata yang akan jatuh.

" Udah ah, aku gak mau mewek. Jangan di terusin lagi nostalgia nya " ucap Mia protes.

" Kamu gimana sih Mia, orang tadi kamu sendiri yang mulai " ucap Nayra heran dengan sikap sahabat nya.

Sesampai nya di perpustakaan, Mia langsung menuju ke rak buku untuk bahan referensinya. Sedangkan Nayra hanya melihat-lihat buku yang menurut nya menarik.

Namun ketika ingin mengambil buku yang Nayra inginkan, tiba-tiba pandangan mata Nayra memburam.

" Bruk " buku yang Nayra pegang jatuh dari genggaman tangan.

" Astaghfirullah. Ada apa dengan mataku, kenapa semuanya jadi buram seperti ini " batin Nayra khawatir.

Aku kembali mencoba memejamkan mata, semoga pengalihatan ku kembali.

Mia yang tengah mencari-cari buku, tiba-tiba di kagetkan dengan suara benda terjatuh.

Dan ketika melihat asal suara benda tersebut, Mia melihat Nayra yang sedang memjamkan mata dan buka berda di bawah.

" Nay, kamu kenapa? " Tanya Mia menghampiri Nayra.

" Aku gak papa Mia, tadi bukunya gak sengaja terjatuh " ucapku sambil tersenyum.

" Oh... Kirain aku kamu kenapa-kenapa Nay, lain kali hati jangan di jatuh tuh bukunya kasian tau bukunya " canda Mia dan aku hanya tersenyum menanggapi candaan Mia.

" Syukurlah penglihatan mata ku kembali, kenapa akhir-akhir ini penglihatan ku sering memburam dan kadang kepalaku juga begitu sakit " batin Nayra.

🌺🌺🌺🌺🌺

  Sudah satu Minggu ini, kedekatan antara Nayra dan Dokter Hafiy ada kemajuan.

Setelah kejadian di mobil yang begitu hening, setidaknya setelah satu Minggu mereka berdua dekat.
Tidak ada lagi rasa canggung di antara mereka.

Dokter Hafiy sering bertemu Nayra di Cafe, untuk sekedar makan siang bersama. Karena Dokter Khadijah sedang menemani Dokter Abi seminar , jadilah Hafiy selalu makan siang bersama Nayra di cafe.

Karena Nayra terlalu sering makan bersama Dokter Hafiy, hingga temen kerjanya banyak yang mengira bahwa dia adalah pacar Nayra.

Tapi Nayra selalu menegaskan, bahwa dia dan Dokter Hafiy hanya berteman.

" Rasanya saya gak pernah bosan dengan masakan kamu nay, " ucap Dokter Hafiy seraya memakan pesanan nya yang di masak oleh Nayra.

" Dokter Hafiy terlalu berlebihan, menurut saya masih ada makanan yang jauh lebih enak  "

" Tapi menurut saya makanan kamu itu paling enak loh nay, setelah mamah saya tentunya " ucap Dokter Hafiy sambil tersenyum.

" Karena saya tuh paling pemilih dalam masakan, tapi untuk masakan kamu rasanya cocok di lidah saya. Rasanya pun hampir sama dengan masakan mamah saya " Nayra hanya tersenyum menanggapi ucapan Dokter Hafiy, Dia jadi teringat dengan Dokter Khadijah yang sudah lama pergi keluar kota.

" Dokter Khadijah masih di luar kota ya Dok ?" Dokter Hafiy hanya mengangguk menjawab pertanyaan Nayra.

" Biasanya mamah kalo nemenin papah seminar di luar kota, bisa sampai seminggu lebih " jelas Dokter Hafiy.

" Bagaimana kabar Aruna nay? Apa dia sudah memutuskan ingin melanjutkan kemana? Dan jurusan apa? " Tanya dokter Hafiy.

karena Ketika mereka makan bersama Nayra selalu menceritakan Aruna. Jadi Dokter Hafiy tau tentang Aruna hanya saja dia belum pernah bertemu dengan Aruna secara langsung.

" Una Alhamdulillah baik dok, mungkin untuk sekarang dia masih mikir-mikir dulu, tapi dia pernah berkata ingin ambil jurusan kedokteran "

" Wah,, bagus tuh nay. Saya akan rekomendasikan universitas saya "

" Boleh tuh dok, nanti saya kasih ke Una universitas yang Dokter Hafiy rekomendasiin. Kali aja ada yang Una suka " ucapku semangat.

Hafiy melihat jam di pergelangan tangannya, waktu istirahat nya sebentar lagi akan berakhir.

" Nay, seperti nya saya akan balik ke rumah sakit. Terimakasih sudah mau menemani saya makan di sini " ucap Dokter Hafiy pamit.

" Sama-sama Dokter Hafiy, saya senang kok. setidaknya saya juga punya teman ngobrol baru " ucapku sambil tersenyum.

Melihat senyuman Nayra saja, mampu membuat jantung Dokter Hafiy berdebar. Ingin rasanya dia mengatakan perasaan yang sebenarnya pada Nayra

Namun dia takut Nayra belum bisa menerima dia sepenuhnya dan takut itu akan membuat jarak di antara mereka.

Hafiy hanya membiarkan alurnya saja, hingga pada waktu yang tepat dia akan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.

🌷🌷🌷🌷🌷

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang