[02] boomerang ; chanjin'✔️

05 ─ Zone

Pulang dari makan malam di restoran, Hyunjin merengek ingin tidur bersama Chris.

Melihat Hyunjin yang betah merengek walaupun sudah Chris tolak dengan ketus dan sinis, akhirnya Chris mengalah saat Hyunjin menangis dan mengomel bahwa Chris jahat dan lain sebagainya.

Telinga Chris rasanya penuh begitu mendengar rentetan omelan Hyunjin.

" Jangan peluk aku." larang Chris saat Hyunjin berancang-ancang ingin memeluknya.

Saat ini keduanya telah berada di dalam kamar, untuk tidur Hyunjin mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana pendek milik Chris.

Si empunya pun hanya bisa pasrah melihat Hyunjin menjajah kamarnya dan seluruh isinya.

" Tapi anakmu yang mau! Kau ini jahat sekali ya? Dia hanya ingin sebuah pelukan hangat darimu!"

Chris merotasikan matanya malas dengan perasaan setengah hati ia tarik Hyunjin ke dalam pelukannya.

" Perut aku di elus juga dong."

" Lebih baik kau diam dan segera tidur sebelum aku menendangmu keluar dari kamarku, Hwang."

" Jangan melunjak." tambah Chris.

Hyunjin mengerucutkan bibirnya, "Padahal elusan sederhana di perut itu bukan hal yang sulit." ucap Hyunjin sembari menundukkan kepalanya.

Chris diam, ia pejamkan matanya.

Ia memang tidak menuruti permintaan Hyunjin untuk mengelus perutnya namun Chris mengusap punggung bawah Hyunjin menggunakan telapak tangan kirinya sementara tangan kanannya mengusap kepala bagian belakang Hyunjin.

Hyunjin dongakkan kepalanya ia tatap Chris dengan mata berbinar.

" Thank you Daddy."

Cup

Kecupan ringan di pipi Chris dapatkan, si pemuda Bang tampak tak merespon membuat Hyunjin berpikir bahwa Chris sudah tidur.

Polosnya.

Hyunjin tersenyum, ia eratkan pelukannya pada Chris, pipinya ia duselkan di dada Chris setelah itu ia pejamkan matanya.

' Sial.' batin Chris.

Pagi hari pukul 6, Hyunjin terbangun mendengar suara bel.

Melihat Chris tak ada di sampingnya, Hyunjin tentu langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari Chris.

Suara guyuran air shower di dalam kamar mandi terdengar, "Oh dia mandi.." gumam si pemuda Hwang sembari mengusap wajahnya.

Suara bel kembali terdengar membuat Hyunjin segera turun dari kasur.

Dengan mata yang masih mengantuk, Hyunjin pun keluar dari kamar untuk membukakan pintu bagi si tamu di bawah sana.

Saat pintu terbuka, Hyunjin menyipitkan matanya karena silau, sosok tamu yang datang sepagi ini pun menatap Hyunjin dengan mata yang ikut menyipit.