Bagian 10

5 1 0
                                    

    Tok...tok...
Aku bergegas menuju pintu. Ternyata Max, membawa berberapa makanan.

"(Senyum) ayo masuk"

"Sudah selesai?"

"Iya. Tinggal kamar saja yang belum aku sapu lantainya"

"Yasudah makan dulu"

"Wah, kamu bawa ayam goreng?"

"Iya, aku mampir tadi sekalian beli minuman. Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Ini, (menunjuk beberapa tumpuk berkas-berkas dimeja) aku terpaksa bawa ke rumah biar cepat selesai"

"Jangan sering-sering lembur"

"Iya.."

Tok..tok...

"Siapa?" Tanya Max

"Entahlah. Sebentar" (beranjak membuka pintu)

"Pak Adrian?"

"(Senyum) kamu sudah makan? Ini saya bawakan makanan" (menunjukkan 2 kotak pizza)

"Mm... ini saya baru saja makan dengan teman saya."

"Siapa Kaila?" (Max menghampiri Kaila)

"Ini, Pak Adrian. Beliau  direktur di kantor tempatku bekerja. Mari Pak masuk. Kita makan sama-sama"

"Tidak, saya mau mengantar ini untuk kamu. Saya sudah makan tadi." (Menyerahkan 2 kotak pizza tadi pada Mikaila)

"Kalau begitu saya permisi."

"Terima kasih banyak Pak"

(AUTHOR POV)

  Mereka kembali masuk.

"Makanannya banyak banget. Max pokoknya kamu yang habiskan"

"Enak saja. Kamu yang dibelikan. Jadi kamu yang harus makan semuanya"

"Hmmm.. aku jadi tidak enak sama Pak Adrian"

"Ngapain merasa tidak enak segala. Toh dia juga menolak. Apa dia tinggal di gedung ini juga?"  Mikaila mengangguk.

"Kalian sering-sering ketemu dong?"

"Iyalah kan di kantor tiap hari ketemu juga"

"Oh.."

"(Batin Max) jadi dia direktur?"

--

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Mikaila tertidur di sofa. Max mengambil selimut, menyelimuti Mikaila. Ia mengusap rambut Mikaila, lalu pulang.

Esoknya..

Mikaila bersiap ke kantor. Tak lupa ia membawa tab dan berkas-berkas kantor yang ia bawa pulang kemarin.

"Kaila" Teriak Adrian dari dalam mobil.

"Ayo masuk" Mikaila pun masuk mobil.

"Saya pikir Pak Adrian sudah berangkat" kata Mikaila seraya memakai sabuk pengaman.

"Aku menunggumu, tadi membeli kopi. Ini untukmu"

"Ah.. terima kasih"

  Diperjalanan, lumayan lenggang.

"Semalam itu pacar kamu?"

"Ukhuk (tersedak)" Adrian memberi Mikaila beberapa lembar tisu.

"Maaf, soal pertanyaan saya yang lancang"

"Bukan Pak. Dia teman saya"

"Oh, teman. (Senyum)"

Kantor.

"Hari ini ada Jadwal meeting dengan TJ grub untuk proyek pembangunan hotel baru" kata Mikaila seraya melihat jadwal Adrian di tab nya.

"Baiklah"

....

(Mikaila Pov)
 

  Kami akan melakukan pembangunan di derah B. Kini kami sedang melakukan survei lahan.

"Besok kita kesana langsung saja. Jangan lupa nanti berkemas." Kata Pak Adrian. Aku membungkuk , lalu kembali ke meja kerjaku.

...

Jam makan siang. Ternyata aku mendapat pesan dari Max.

Max: makan siang bareng yuk. Aku akan ke kantormu

Kaila: baiklah.

Tiba-tiba telepon kantor dimejaku berdering.

"Halo dengan Mikaila disini. Ada yang bisa saya bantu?"

"Kamu tidak lupa kan tadi pagi sudah saya ajak untuk makan siang?

  Ah iya, tadi pagi Pak Adrian mengajakku. Max..bagaimana ini.

(Mikaila menatap ruangan Adrian. Terlihat Adrian yang sedang memegang gagang telefon.)

"Kaila kenapa diam? Apa ada yang mengajakmu makan siang selain saya?"

  Aduh jadi tidak enak.

"Iya, Pak." ( menutup telepon)

...

(Author Pov)

  Max sudah sampai di kantor Mikaila. Ia mengeluarkan ponselnya. Ternyata Mikaila mengiriminya pesan.

Kaila: Max maafkan aku. Ternyata aku sudah ada janji makan siang dengan atasanku dan aku melupakannya. Sekali lagi maafkan aku. Lain kali saja kita makan siang.

Max menghela napas. Ia memutar scooternya. Sebelum ia pergi, ia melihat Mikaila sedang bercanda ria dengan Adrian. Max tersenyum kecut, lalu menstater scooternya.

"(Memukul scooternya) hais rembo!!! Kenapa pakai mogok segala!"

Dengan terpaksa ia menuntun scooter bututnya itu.

Bersambung...

Mikaila Max (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang