I feel

191 117 63
                                    

IU menghela napas, Suga adalah seorang pria yang dia nikahi yang mungkin Suga adalah belahan jiwanya yang sudah ditakdirkan Tuhan untuknya sebagai pengganti kepergian kedua orangtuanya.

Kali ini IU tersenyum, sekarang ia mengerti kegelisahan dan perasaannya selama ini. Hatinya kembali menghangat ketika Suga mencoba menciumnya membuat IU semakin bingung akan perasaannya. Suga selalu saja mampu mempermainkan perasaannya secara bersamaan.

Ada ragu yang mengganjal dihatinya. IU tidak sanggup jika Suga harus membagi perasaannya. Mungkin IU memiliki raganya namun tidak dengan hatinya sama saja percuma.

Cukup sudah dengan kenangan manis asal itu ia masih terus bersama suaminya. Suga yang ia cintai setulus hati. Sang pemilik hati. Melihat Suga berpelukan dengan wanita lain membuat hatinya kembali meradang sakit.

"Kenapa, Ga?kenapa aku harus mencintai kamu sedalam ini?apa yang harus aku lakukan?Bertahan atau pergi?"Suara IU terdengar bergetar saat ia mengingat suga nya dengan wanita lain.

IU memejamkan mata berusaha menahan perasaannya, namun percuma setitik air mata nya jatuh."Dan aku masih saja mencintai kamu dengan semua kelakuan kamu dibelakang aku."

"Aku ingin bahagia, Ga. Tak cukupkah kamu hanya melihat aku saja tanpa ada wanita lain di hati kamu?" Ucap IU menatap sendu Suga yang tengah tertidur dengan wajah tampan yang tampak polos seperti bayi dengan kulit putih pucatnya.

"Apa kamu bahagia menikah dengan ku, Ga?"bisik iu pelan dengan mata berkaca-kaca.

Bagaimana ia bisa bahagia, karena sumber bahagianya bukan hidup bersamanya namun wanita bernama Hazel itu yang telah mencuri hati Suga, suaminya pikir IU tanpa tahu perasaan Suga tanpa tahu isi hatinya yang ia tahu dan percayai adalah dengan apa yang dilihatnya.

IU masih menatap wajah polos Suga dengan mendekatkan wajahnya. Seketika manik Suga terbuka membuat mereka saling beradu pandang tanpa berkedip cukup lama.

Suga tersenyum."Kenapa? Mau gue cium lagi seperti kemarin." Godanya membuat iu menjauhkan wajahnya yang langsung ditarik Suga dengan memegang tengkuknya mendekatkan wajahnya mencium IU cukup lama lalu beralih mencium keningnya.

"Ini baru bener morning kiss. Gue suka bibir lo bikin candu," ujar Suga tersenyum lalu menempelkan dahi ke dahi IU dan memeluknya.

"Gue suka wangi lo, bau vanilla manis kayak orangnya," tutur Suga masih dengan posisi memeluk IU. IU hanya tersenyum dengan semua perlakuan Suga padanya.

Bagaimana ia mampu membencinya jika Suga selalu bersikap manis seperti ini padanya.

**********

"Ga ... "Panggil IU diruang tengah.

"Eum ... "  Suga menoleh.

"Mengenai permintaan ku untuk kembali kuliah," ucap IU ragu.

"Eum,... Iya, apa? Ngomong aja nggak usah ragu." Suga menatap IU lembut.

"Apa kamu izinkan?"

"Lo boleh lanjut kuliah tapi ada syaratnya." Suga mendekatkan wajahnya dengan mencondongkan badan.

"A-apa?" IU gugup.

"Gue mau lo kuliah disini dan jangan berpikir untuk kembali kuliah ke Harvard," ujar Suga yang kini sudah kembali duduk seperti semula ditempatnya.

"Kenapa? Kenapa nggak boleh kesana?"

Suga menatap IU datar."Lo tanya kenapa?Lo masih belum tau jawaban gue apa?" IU menggeleng tak mengerti Suga menghela napas panjang.

"Karena gue nggak mau jauh dari lo," jawab Suga tanpa berani menatap IU membuat IU tersenyum bahagia.

"Kamu beneran nggak rela aku pulang ke U.S?" tanya IU memberanikan diri menatap Suga.

Scene Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang