PART 1

36 3 0
                                    


"Gak, Yah, Rizqy gak mau nikah sama
Dia. Masa hanya gara-gara hal itu, Rizqy mesti nikahin Dia. Enggak-nggak, gak mau. Titik!!" Ucapnya final.

Rizqy Abimanyu. Nama lengkapnya. Anak laki-laki dari sepasang suami istri yang paling diidam-idamkan banyak orang.

Bagaimana tidak? Kaisar Abimanyu— Ayah Rizqy— dengan Melina Putri Atmiadja—Bunda—panggilan sayangnya—Rizqy. Merekalah pasutri yang diidam-idamkan.

Seorang Kaisar Abimanyu pengusaha sukses di usia yang masih di bilang muda. Dengan jabatan yang tak pantas di sandangnya di kala itu. Kebanyakan para remaja menghabiskan waktunya dengan bermain-main bersama teman temannya. Lain dengan Kaisar ayah Rizqy. Ia ditekan untuk mengikuti hidup keluarganya yang elegan, ya kehidupan para bangsawan kalian tahu sendiri bagaimana? Tuntut ini itu. Karena memang Kaisar lah satusatunya pewaris keluarga Abimanyu.

Pewaris utama Abimanyu dan Atmiadja. Dua pengusaha terbesar seantero indonesia bahkan sampai keluar negri. Karena sebagian cabang perusahaan keduanya sudah ada yang didirikan di sana.

Namun, Kaisar berbeda. la tidak melakukan apa yang dulu orang tuanya lakukan kepadanya. la tidak ingin anaknya—Rizqy—tertekan dengan perilakunya yang suka menuntut ini itu untuk selalu menuruti kemauannya.

"Sekalipun Bunda sama Ayah maksa dan ngancem Rizqy seperti apapun itu ... " Rizqy menggantungkan kalimatnya menatap ayahnya dengan lamat "keputusan Rizqy tetap sama. Gak 'kan mau."

Itulah alasan mengapa seorang
Kaisar Abimanyu tidak melakukan hal yang sama seperti orangtuanya dulu melakukan kepadanya. Rizqy dengannva berbeda. Kaisar lemah lembut dan penurut. Sedangkan Rizqy keras kepala persis seperti Bundanya. Melina Putri Atmiadja.

"Tapi, Nak_”

"Gak,Yah. Keputusan Rizqy sudah final.” Rizqy tetap pada pendiriannya.

Bagaimana bisa ia menikah dengan orang yang tidak di cintainya sama sekali. Dan kenal pun tidak. Lagian, ia sudah mempunyai kekasih. Yang sudah ia beri janji untuk menikahinya dalam waktu dekat.

Catat itu.

shit!!

Umpatnya dalam hati.

Menjengkelkan!

"Nak? Dengarkan ayah dulu. Bukankah dulu, kamu menginginkan istri yang sholihah?”   Tanya  Kaisar kepada anak lelakinya. Guna mengingatkan  keinginan putra nya  memiliki seorang istri sholeha tempo hari.

"Ayah ingat sama ucapan kamu.
Mungkin dengan kamu meni__"

"Aisyah sudah lebih cukup dari kata sholihah, Yah.” Lagi dan lagi Rizqy memotong ucapan Ayahnya.

Kaisar menghela napasnya kasar. la mencopot kacamatanya yang bertengger di hidungnya lantas mengelap kedua sudut matanya yang sedikit berair. Menangis kah? Ouhh tentü tidak. la hanya mengelap kedua sudut matanya karena ia sudah mengalami min 3.

Perdebatan kecil... benarkah kecil?
Bukankah ini perdebatan besar? Buktinya cukup menguras tenaga seorang Kaisar Abimanyu.

Kaisar meletakkan kembali kacamatanya di hidungnya. Lalu menatap figura yang tertempel pada dinding di depannya. Sesosok pria tua yang usianya sudah cukup sepuh. Dengan peci putih yang bertengger di kepalanya. Serta sorban yang ia kalungkan di lehernya. Tak lupa juga dengan jubah warna putih yang menjuntai indah di tubuhnya.

Kyai

Kata itu yang pas kala melihat ciri-ciri figura itu.
Abah Ali Hasan. Seorang Kyai idaman Kaisar. Yang selama hidupnya ia baktikan kepadanya.

Ya. Tibalah saatnya. Dulu-dulu mungkin ia tidak menuntut macam-macam kepada anaknya. Mungkin inilah saatnya.

"Ndak popo,toh, jika memang ketegasan dalam mendidik anak seperti apayang dulu orangtua kamu lakukan kepadamu, Le ... itu dapat membuahkan hasil yang baik. Ndak popo, jika kamu mau menerapkannya. Asal ... ndak membuat anak itu tertekan.

"Keluarga adalah rumah pertama bagi pertumbuhan akhlak anak-anaknya. Dan mencari jodoh itu yang lebih utama, lihatlah agamanya, kecantikannya, nasabnya, dan keturunannya. Yang sering dikenal dengan sebutan babat, bibit, bobot, babat."

Ndawuh Abah Yai masih menggema di telinganya. Saat dirinya tidak sengaja bertemu dengan beliau ketika di masjid—tempat bersinggahnya untuk sholat dulu.

Saat itu, ia bingung dengan keinginan orangtuanya yang ingin menjodohkan dirinya dengan gadis bercadar.
Kalau saja ia tidak menuruti kemauan kedua orangtuanya. Entah bagaimana nasibnya.

Agama? Ayolah. Kaisar hanya orang yang penurut. Namun, dengan hal agamis? Ouh No. Beda dengan hal itu.

Disuruh puasa saja. Siangnya bobol. Tentu. Tanpa sepengetahuan yang Iain. Ingat itu.

"Nak??" Setelah terpekur dengan pikirannya sendiri, Kaisar memanggil anaknya, yang saat itu juga Rizqy sama-sama melakukannya. Berdiam tanpa membuka suara.

Rizqy menatap ayahnya yang masih menatap figura di depannya.

Huhhh

Helaan napas kembali terdengar.

Kaisar menghela napasnya lagi. Bersiap untuk mengatakan yang lebih serius kepada anak laki-laki satusatunya.

Rizqy masih menatapnya. Sampai ayahnya membalas menatapnya.

"Ayah akan tetap menikahkan kamu dengan Dia”

💞💞💞

"Bagaimana Yah? Rizqy mau 'kan?” Tanya Bunda Melina kepada sang suami tercintanya.

Kaisar hanya mampu menghela napasnya pelan tanpa menjawab pertanyaan yang di Iontarkan oleh istrinya.

Seakan tahu perasaan sang suami, Melina mengusap punggung suaminya dengan lembut. Memberi kekuatan untuk tetap sabar mengahadapi Rizqy yang memang keras kepala. Seperti dirinya.

"Mungkin Rizqy butuh waktu, Yah.
Secara 'kan, Rizqy paling gak suka soal jodoh-jodohan, apalagi hanya kejadian yang tak di sengaja." Ucap Melina.

Kaisar memghela napasnya kembali. "la, Bun. Mungkin hanya butuh waktu." Sahutnya.

Melina mengangguk dan kembali menyalurkan energi untuk suaminya agar tetap semangat dalam menghadapi semua masalah.

Tuh 'kan? Apa yang tadi sempat di bilang di atas. Kaisar sama Melina itu memang pasangan paling romantis.
Bagaimana tidak? Kalian lihat sendiri 'kan tadi. Melina tetap setia menyemangati Kaisar, setia menyalurkan kehangatan untuk sang suami.

😍😍😍
Y

PPMU

3 Agustus 2023
14.19

KAYYESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang