Chapter 17

4K 506 51
                                    

VOTE
&
KOMENNYA

*****

Hari demi hari Jennie lalui tanpa adanya Lisa di sisinya, ini sangat menyedihkan, dimana ada seorang gadis yang di tinggalkan dengan kekasihnya tanpa kabar sedikitpun disaat perasaannya sudah benar-bear dibuat jatuh kedalam tangan sang kekasih tercinta.

Andai saja Jennie mengetahui semuanya, Lisa bukan pergi, melainkan Lisa sama sekali tidak mengingat tentang Jennie, apapun yang berhubungan dengan Jennie dan apa yang sudah ia lewati dengan Jennie seakan menghilang begitu saja dari ingatannya.

Jennie memilih untuk tidak bercerita kepada kedua orangtuanya karena dia tahu seperti apa sifat orangtuanya, mereka tidak akan membiarkan putri tunggalnya itu menangis, mereka akan melakukan apapun untuk membalas seseorang yang akan membuat Jennie menangis, bahkan siapapun orangnya mereka tidak akan segan-segan membuat seumur hidup orang itu sengsara karena telah berani membuat Jennie menangis dan hal itu yang membuat Jennie berusaha tidak meminta bantuan pada sang ayah untuk mencari keberadaan Lisa.

Sementara yang sudah tahu hal ini hanya Kim Jisoo, sahabat terdekatnya yang hanya ia milikki di hidupnya.

Ini sudah berjalan lima hari, Jennie terlihat sangat enggan untuk hidup, dia hanya bisa meratapi kemana perginya Lisa?

"Kalau kau begini terus, kau tidak akan bisa tahu kemana dia pergi, Jennie-ya." Ujar Jisoo yang beberapa hari ini memilih tinggal bersama Jennie, dia hanya takut Jennie melakukan hal aneh jika tinggal seorang diri.

Jennie menggeleng lemah, airmatanya terus mengalir dipipi mandunya, dia sudah berusaha kuat sejak tadi, dia bahkan sempat pergi ke perusahaan sang ayah karena ayahnya memintanya untuk belajar mengenai perusahaan selama dia libur semester, dia berhasil menutupi kesedihannya selama di perusahaan sang ayah, namun saat tiba di rumah, gadis bermata kucing itu kembali terlihat rapuh dan menyedihkan.

"Aku tidak tahu, sepertinya benar dugaanku, dia memang sengaja pergi meninggalkanku, buktinya dia meninggalkan ponselnya diunit nya." Jennie bergumam dengan suara yang serak karena ia terlalu banyak menangis, gadis itu menyodorkan sebuah ponsel dari dalam tasnya. "Aku tadi berhasil memasuki unitnya dan menemukan itu dikamarnya." Sambungnya memberikan ponsel milik Lisa ke Jisoo.

Jisoo menyeringitkan dahinya dan meraih ponsel itu. "Bagaimana kau bisa masuk? Bukankah kemarin kau sudah mencobanya dan pin unitnya salah?" Tanya Jisoo bingung.

Memang sudah tiga hari ini Jennie berusaha memasuki unit Lisa namun dia tidak berhasil karena pin unitnya berubah, bukan Lisa yang merubahnya, tapi dua bodyguard yang di utus ayah Lisa sebelumnya yang mengganti pin unit Lisa, namun karena Jennie membayar salah satu pihak maintenance apartemen itu, Jennie berhasil membuka pintu unit Lisa dan alagkah sedihnya dia saat tahu kalau ternyata Lisa meninggalkan ponselnya di dalam unitnya, pikirannya semakin yakin bahwa Lisa memang meninggalkannya.

"Bukan itu yang penting, Chu." Jennie menghelakan napasnya panjang. "Yang penting adalah aku tahu bahwa Lisa benar-benar pergi meninggalkanku karena ponselnya saja tidak dia bawa." Sambung Jennie dengan tetesan airmata yang terus keluar membasahi pipinya.

Jisoo mengelus bahu Jennie. "Jangan begini, Jen. Kau gadis yang sangat kuat, aku rasa Lisa memiliki alasan sendiri, kau sudah periksa cctv disana?"

Jennie menghapus airmatanya dan sedikit menoleh kearah Jisoo, kepalanya menggeleng dengan lemah. "Belum, pihak pemegang cctvnya belum berhasilku temui." Ujarnya dengan suara yang terdengar lemas.

HOME (JENLISA) GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang