36. Selorohan Berbahaya

342 31 3
                                    

"GUE ngeliat dia udah di lantai, nyender di dapur sambil megangin perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GUE ngeliat dia udah di lantai, nyender di dapur sambil megangin perutnya. Mukanya pucet, badannya dingin banget. Makanya langsung gue bawa ke sini Bang."

Sandy tidak berhenti gelisah. Badannya gemetar karena mencemaskan Kakaknya yang masih berada di dalam IGD rumah sakit tak jauh dari kompleks rumahnya. Sedangkan Nathan, pria yang datang secepat kilat itu mencoba menutupi rasa khawatirnya sebisa mungkin. Demi tak menambah keruh suasana malam itu.

"Kakak lo nggak bakalan kenapa-kenapa San," tutur Nathan dengan tenang.

"Denis batu banget! Ini pasti nggak jauh-jauh soal Ivan lagi. Dia belum lama nyampe rumah dianter tuh cowok, masa udah kolaps begitu? Diapain coba Bang? Brengsek emang!!!!"

Sandy meremas kencang pinggiran kursi besi yang ia duduki. Tertunduk penuh amarah saat teringat perlakuan Ivan yang selalu saja membuat Sang Kakak tersakiti raga dan hatinya.

"Denis belum capek. Mungkin dia pikir semuanya masih bisa berubah sesuai harapan dia. Butuh patah hati yang bener-bener patah buat seseorang memutuskan untuk pergi dan ngerelain orang yang dicinta San. Makanya, kita mau ngomong apa juga Denis nggak bakalan dengerin." Nathan berbicara panjang lebar seolah sedang menceritakan dirinya sendiri.

Sandy berdehem singkat, kemudian ia menoleh pada pria yang begitu ia kagumi itu, "kayak sekarang ini... Lo bener-bener udah rela Bang?"

"Maksudnya?"

"Itu... Mbak Fara sama Dino kan..."

"Oh itu..." Nathan menyeringai penuh ironi, "Setelah semua cara udah gue lakuin, ternyata ini semua soal waktu. Masalah rela atau nggak, apa masih penting? Sementara hidup harus tetep berjalan kan? Makanya, lo sabar aja, tetep jagain Denis dan jangan bosen buat selalu ingetin dia."

Pemuda itu mengangguk. Meminum sebotol air mineral yang Nathan berikan padanya. Keduanya lalu duduk terdiam sambil terus berharap agar sesuatu yang buruk tidak menimpa Denis. Memandangi pintu kaca IGD, menunggu dokter atau perawat memberi kabar bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Mas Nathan?"

"Loh, Fara?"

Nathan seperti sedang bermimpi, tiba-tiba saja gadis itu muncul memanggil namanya. Ia lalu berdiri dan menghampiri Fara yang sepertinya baru saja keluar dari lift di ujung koridor. "Kamu ngapain di sini Ra? Kamu sakit? Atau siapa yang sakit?" tanya Nathan cemas.

"Aku dari lantai lima Mas, nengokin customer yang baru aja punya baby. Mas sendiri? Kok, bisa sama Sandy?" tanya Fara seraya melongok ke arah bangku besi panjang di pinggiran koridor.

Nathan menggaruk melipisnya gugup, "Kakaknya Sandy masuk IGD, aku kebetulan kenal."

"Sendiri Mbak?" tanya Sandy.

Lalu Fara menoleh ke belakang, celingukan seperti mencari-cari seseorang, "Sama Dino. Mmmm.... Tuh anaknya!" tunjuknya kemudian setelah menemukan sosok yang ia cari.

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang