Chapter 15

7.2K 355 0
                                    

Takdir Allah itu selalu baik meski perlu air mata untuk mendapatkannya

Bismillah...
❥Jangan lupa vote diawal bab biar nggak lupa! Jangan jadi silent readers!!!
❥⁠ Don't forget to reading Qur'an today
.
.
.

❥Jangan lupa vote diawal bab biar nggak lupa! Jangan jadi silent readers!!!❥⁠ Don't forget to reading Qur'an today

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15| Persiapan jelang hari-H

"Lalu, kapan pernikahannya akan di laksanakan. Niat baik tidak boleh di tunda-tunda kan?"

"Bagiamana kalau lusa saja?" Usul kiyai hasan yang diangguki oleh semua orang yang ada disana

"Baiklah insya Allah, 3 hari lagi kita akan mengadakan pernikahannya. Akadnya dirumah kami dan resepsinya di pondok ini. Bagaimana pak kiyai?"

Mereka semua yang ada disana mengangguk setuju atas keputusan tentang pernikahan keduanya. Kalimat hamdalah tidak henti-hentinya mereka ucapkan sebagai tanda syukur

"Khem" Karena dehemannya membuat semua atensi berpusat padanya sekarang. Kiara semakin gugup. Dengan tangan yang memilin ujung jilbabnya Kiara Mendongak sejenak  "Mmm--b-boleh nggak Kiara minta gus ahnan bacain surah ar-rahman nanti sebagai hadiah?"

Gus ahnan tersenyum sebagai tanggapan "Insya Allah, saya menyanggupi. Bahkan jika kamu meminta dibacakan 30 juz juga saya akan menyanggupinya"

Kiara berdecih dalam hatinya 'Cih sombong banget'

"Baiklah kalau begitu kami pamit" Ucap ayah Ilham

"Oh iya"

"Kiara kamu tidak ingin pulang bersama orang tuamu nak?" Tanya nyai halimah

"Memangnya boleh?"

"Tentu!"

"Alhamdulillah. Kalo gitu kia pamit ke asrama dulu ya semuanya, mau ambil beberapa barang" Pamitnya kepada yang ada disana lalu berjalan menuju asramanya. Sepanjang jalan kiara bersenandung kecil dan sesekali membalas sapaan santriwati yang menyapanya

"Assalamualaikum gays"

"Wa'alaikumussalam"

Pemandangan yang pertama kali Kiara lihat saat memasuki kamar adalah teman-temannya yang sedang rebahan diranjang. Tak ingin menganggu Kiara langsung berjalan kearah lemarinya, mulai mengemas barang-barang yang akan dibawanya pulang.

Aulia yang awalnya rebahan menoleh kearah Kiara untuk melihat apa aktifitas yang sedang dilakukan sahabatnya itu
"Eh Ki, mau kemana kok bawa barang-barang segala"  Aulia kemudian menuruni ranjang lalu mendekat kearah Kiara. Teman-teman kamarnya yang lain menoleh kearah Kiara, ikut menghampiri sahabatnya itu

Mereka melingkar membentuk lingkaran didepan Kiara meminta penjelasan atas tindakan sahabatnya itu

"Kalian tau nggak?" Tanyanya dengan senyum yang tak juga pudar diselingi dengan senyum jahilnya

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang