Perang pembuka yang dilakukan ras manusia hewan telah usai. Kondisi kastil di mana Alsa tinggal hancur lebur. Separuh bangunan hancur menyisahkan puing-puing bangunan serta tubuh orang-orang yang sudah tidak memiliki nyawa.
Perang tersebut tidak di menangkan ras manusia hewan. Karena sudah mengabaikan perintah Raja Iblis, seluruh ras manusia hewan mendapatkan hukuman. Khusus mereka yang selamat dari perang akan diberikan hukuman gantung. Sisa yang tidak ikut berpartisipasi akan menjadi pelayan di ras lainnya.
Saat ini Raja Iblis duduk sambil menatap Alsa yang tertidur. Bekas luka fisik sudah tidak terlihat. Namun, luka batin masih mendiami gadis tersebut.
Karena Alsa hampir saja kehilangan nyawa, membuat Raja Iblis menberikan kehidupannya. Hal tersebut mengakibatkan energi Alsa semakin kacau, sehingga sampai saat ini ia belum juga membuka matanya.
Raja Iblis sudah mendatangi kedua orangtuanya yang kini tinggal jauh dari dunia ini. Meminta saran mereka bagaimana cara agar Alsa bangun. Ia takut, kacaunya energi sang gadis bisa membuat Alsa terus tertidur.
Seperti yang diharapkan Raja Iblis, kedua orang tuanya dapat memberikan ia saran. Namun sarannya cukup membuat ia enggak untuk melakukan hal tersebut.
"Haa, menyebalkan," ujar Raja Iblis sambil menghela napas.
Raja Iblis mengulurkan tangannya. Mengelus hangat rambut Alsa yang tergerai. "Bagaimana ini? Apa aku harus mengembalikanmu ke dunia asalmu? Dan kita tidak bisa bertemu untuk beberapa waktu? Atau tetap menahanmu di sini, tetapi kau tidak akan terbangun?"
"Kita baru saja bertemu kembali. Aku tidak bisa berpisah lagi." Raja Iblis menatap sendu Alsa.
Saran yang diberikan oleh kedua orang tua Raja iblis seperti yang ia katakan tadi. Harus mengembalikan Alsa ke dunia asalnya agar energi gadis itu stabil kembali. Dengan catatan Raja Iblis tidak boleh menemui sang gadis selama sebulan. Tentu ia berat jika melakukan hal tersebut.
"Kai," panggil Derion kepada pelayan setianya.
Kai muncul dari bayangan sudut ruangan. Tangannya masih berlumur cairan kental bewarna merah. Baru saja melakukan penyiksaan kepada pemimpin ras manusia hewan.
"Persiapkan portal untuk mengembalikan Alsa ke dunia asalnya. Malam ini juga kita akan mengembalikannya," ucap Raja Iblis yang langsung mendapatkan anggukan kecil dari Kai.
•
•
Portal menuju dunia Alsa sudah terbuka dengan sempurna. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Derion yang sedang mengendong Alsa memasuki portal tersebut. Menyebarang dari dunianya ke dunia sang gadis tinggal.
Sisi lain dari portal tersebut berada tepat di kamar Alsa. Sesampainya di kamar sang gadis, Raja Iblis meletakkan dengan hati-hati Alsa ke tempat tidur. Menyelimuti si gadis dan menrapikan rambut yang menutupi wajahnya.
Baru saja tiba, Raja Iblis sudah dapat merasakan energi Alsa mulai membaik. Jika ia pergi, kemungkinan besok siang energi sang gadis benar-benar sudah pulih. Walau saat sadar nanti, ia akan seperti manusia tanpa perasaan apapun serta ingatan apapun. Hanya berlangsung beberapa jam saja, setelahnya kesadaran Alsa kembali seutuhnya.
Raja Iblis mengamati sejenak kamar Alsa. Sederhana sekali. Warna biru mendominasi ruangan tersebut. Barang-barang terletak rapi di tempatnya. Ada satu rak buku tinggi yang sudah terisi penuh dengan berbagai buku.
"Sampai jumpa, Alsa. Kau baik-baik, ya," ucap Raja Iblis pamit kepada Alsa. Kecupan singkat ia berikan di kening sang gadis.
Setelah mengatakan hal tersebut, Raja Iblis kembali memasuki portal. Saat ia sudah pergi dan kembali ke dunia asalnya, portal menghilang tanpa jejak.
Di dunia asalnya beberapa orang hadir menunggu kedatangan Raja Iblis. Termasuk pelayan setianya, Kai.
"Kalau boleh jujur, aku iri dengan pengetahuan kaum kalian. Bagaimana bisa kalian membuka portal semudah itu ke dunia lain?" tanya Zen memasang ekpresi iri kepada Raja Iblis.
Mengingat bahwa kaum mereka saja membutuhkan banyak energi serta upacara yang ribet hanya untuk membuka portal. Memanggil manusia lain ke dunia mereka.
Tidak ada balasan apapun dari Raja Iblis. Ia hanya memberikan tatapan dingin serta wajah datar seperti biasanya.
•
•
"Semudah itu?" komentar Alsa kala Raja Iblis selesai bercerita.
"Ya," jawab Raja Iblis singkat.
"Kok kayak ada yang ganjal sih? Jadi perang tidak terlaksana? Keadaan yang lain gimana? Pihak kerajaan dan pihakmu akhirnya bagaimana? Ah iya juga. Tentang aku yang tersadar di tempat nongkrong bersama Jane, sesuai dengan perkataanmu tadi. Bahwa kesadaranku belum kembali sepenuhnya. Terakhir, bukankah kita tidak boleh bertemu sebulan? Bukankah ini baru satu hari? Lalu lalu bagaimana dengan perkataan Jane bahwa aku melakukan kegiatan seperti biasa selama aku pergi?" tanya Alsa bertubi-tubi. Masih banyak hal yang membuat ia bingung.
"Tidak perlu memusingkan urusan politik, Alsa. Teman-temanmu baik-baik saja. Waktu dunia ini dan sana berbeda. Tidak dapat dihitung dengan pasti perbandingannya. Untuk perkataan temanmu, aku melakukan manipulasi ingatan kepada orang-orang yang mengenali dirimu. Membuat mereka berpikir bahwa kau tidak pernah pergi ke dunia asalku," jawab Raja Iblis menjelaskan singkat.
Kepala Alsa manggut-manggut kecil. Ia masih saja takjub dengan sihir seperti ini. Masih tidak menyangka bahwa dunia lain itu ada beserta sihir dan segalanya yang mustahil.
Jika boleh jujur, sebenarnya Alsa masih memiliki banyak pertanyaan. Namun, ia memilih memendam semua pertanyaannya. Sudahlah, yang paling utama setidaknya berakhir dengan baik. Perang tidak terjadi. Ia tidak perlu berkontribusi dalam perang yang mungkin saja merengut nyawanya-- walau ia sudah terlibat di pembukaan perang dan hampir mati.
Alsa juga sudah kembali ke dunia asalnya. Pekerjaannya aman dan tidak membuat orang-orang yang ia kenal khawatir. Bukankah ini benar-benar berakhir dengan baik?
"Lalu apa kau tinggal di sini. Maksudku menetap?" tanya Alsa.
Anggukan kecil Raja Iblis berikan untuk Alsa. "Ya, bersamamu," jawab Raja Iblis.
"Ouh-- hah? Bersamaku? Maksudmu kita tinggal bersama?" Alsa bertanya dengan nada panik. Matanya membelalak lebar.
Lagi, Raja Iblis mengangguk pelan.
"Tidak. Tidak. Tidak bisa! Kita tidak bisa tinggal bersama," tolak Alsa sambil kedua tangan membentuk huruf 'x.'
"Bisa saja. Rumah ini cukup menampung dua orang," ucap Raja Iblis mengabaikan kepanikan Alsa.
"Bukan karena hal itu, Derion. Dengan kita tinggal bersama bisa saja menimbulkan gosip miring. Terlebih kau kan Raja Iblis. Tinggalah di tempat yang lebih luas dari rumahku. Aku yakin kau punya tempat tinggal sendiri di dunia ini. Ah, tinggalin lagi saja tempat sewaktu kau kecil tinggal di sini." Alsa masih tetap pada penolakannya.
"Aku tidak peduli, Alsa. Kita tetap akan tinggal bersama. Yah kau benar, aku punya tempat tinggal di sini. Tapi, aku tidak mau berpisah lagi denganmu," ucap Derion sukses membuat Alsa memijat pelipisnya.
Bagaimana caranya agar Derion mengerti? Mereka tidak ada hubungan apa-apa. Kalaupun ada, Alsa tetap tidak bisa tinggal dengan lawan jenis yang bukan dari keluarga. Selain itu gosipan akan berdatangan jika mereka tinggal bersama nantinya.
Bagaimana cara menjelaskan kepada orang tuanya jika berkunjung ke rumah Alsa dan mendapati Derion? Sudah pasti orang tuanya akan menginterogasi dirinya. Argh! Alsa tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.
"Kau terlalu berpikir keras. Terima saja. Mulai sekarang kita tinggal bersama," ucap Derion sambil mendaratkan telapak tangannya ke pucuk kepala Alsa.
Enteng sekali Derion berbicara. Tidak memikirkan dirinya yang sibuk dengan segala kemungkinan serta alasan yang akan Alsa berikan jika ada yang bertanya. Oke. Beban pikiran Alsa kini bertambah lagi.
"Mohon bantuannya, Alsa," ucap Derion sambil tersenyum tipis.
Bersambung...
Uwuuwuwuuu. Ini chap terakhir sebelum Epilog. Baiklah, mari meluncur ke Epilog~~
30 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Because of the Light
FantasyTerpanggil ke dunia lain tidak pernah terpikirkan oleh Alsa. Baginya hal tersebut hanyalah cerita fiksi semata. Namun, ia malah terbangun di padang bunga asing setelah semalaman berpesta dengan teman-teman kantor. Bertemu beberapa orang berjubah bir...