5. Ketemu!

241 12 0
                                    

"Kakak mau kemana? Makan dulu?! " Teriak Ibu Vanya memanggil Alvino yang baru saja pulang, langsung kembali keluar dengan masih mengenakan seragam OSIS nya.

"Iya bu, bentar lagi! " Kata Alvino tak kalah berteriak sembari berlari mengenakan sandal selopnya.

"Kak, huftt... Itu anak mau kemana sih? " Tanya Ibu Vanya lebih kepada diri sendiri, melihat anaknya yang malah keluar bukannya makan dulu.

"Cari vivi bu. " Celetuk Caka dari dalam rumah, dia duduk didepan TV bersama Amel, anak pertama Ibu Vanya.

"Memangnya si vivi udah ketemu? " Tanya Ibu Vanya, berbalik menatap Caka.

"Ranveer kemarin liat dirumah tetangganya, tapi nggak tau sih itu beneran vivi apa enggak. Mangkanya Alvi kesana buat ngecek bener vivi apa bukan. "

Ibu Vanya manggut-manggut kemudian ikut bergabung menonton serial televisi yang ditampilkan didalam layar 120 Inch tersebut.

"Ganti dulu sana, habis itu makan! Ibu udah masakin kangkung kesukaan kamu. " Suruh Ibu Vanya menengok ke Caka.

"Nanti bu, " Balas Caka masih menonton TV.

"Nanti nanti, nantinya sampe kapan?! Mau sampe subuh baru ganti baju?! "

"Enggak dong bu, bentaran~ doang. Lagian besok nggak kepake juga. " Jawab Caka memalingkan penglihatannya kepada ibunya yang duduk disebelah Amel.

"Bintirin diing, ligiin bisik nggik kipiki jigi! Ngeles terus! Ya ampun, punya anak laki kok gini semua. Yang satu langsung kelayapan, yang satu nonton TV terus. Memang apa susahnya sih ganti baju doang?! Dulu ya pas jamannya ibu nggak ada nanti-nantian, pulang sekolah langsung ganti baju. " Omelnya dengan kebohongan, dia dulu malah lebih parah, untuk ukuran Alvino dan Caka mah belum ada apa-apa nya.

"Iya deh iya. "

"Gini nih kalo nggak diomelin, nggak gerak. Yaudah tunggu apalagi?! " Ucap Ibu Vanya saat melihat anaknya masih tidak bangun-bangun juga.

"Sensi amat perasaan, nggak dikasih jatah apa sama ayah? " Dumel Caka lirih sembari beranjak dari duduknya. Dia berjalan menuju kamarnya untuk berganti baju seperti yang disuruh dengan langkah gontai.

Ibu Vanya menghela nafas berat. "Huftt... Kalo aja ada mba Nana pasti hati ibu lebih tenang, mba-mu kapan pulang ya Mel? "

"Nggak tau. " Jawab Amel sambil menghendikkan bahu.

Pasalnya tahun ini adalah skor terlama dia tidak pulang ke rumah. Awalnya sebulan sekali dia akan pulang dari pondokan, kemudian 2 bulan, 3 bulan, 5 bulan dan entah mengapa makin kesini makin jarang dia pulang ke rumah. Bahkan tahun kemarin saja, berjarak 8 bulan baru dia pulang. Dan tahun ini setahun penuh anak itu tidak pulang.

Ya mungkin Nana sudah betah disana, syukur alhamdulillah kalau kayak gitu mah.

Tapi yang paling kasihan itu keluarga mba Adel, sudah si sulung lebih memilih pulang ke rumah orang tua angkatnya ketimbang orangtua aslinya, ditambah anak perempuan mereka jarang pulang seperti bang Toyib, bang Toyib mengapa tak pulang pulangg~

Karena merasa kesepian, tak jarang mba Adel mengajak Amel keluar, entah itu shopping, nemenin dia nongkrong ke cafe, ataupun ikut perkumpulan arisan sosialita.

-------

Aletta pulang sekolah dengan berjalan kaki,  mulutnya tak henti-hentinya mengunyah permen karet hasil malak dari Una, tapi bohong. Hehe..

Dia diberi oleh Una saat menunggu bis sekolah tadi.

Aletta berbelok ke kiri ditikungan perempatan dekat Gg rumahnya. Ia menggelembungkan permennya sebesar bola bekel diantara bibirnya. Namun naas, dia ditabrak dari belakang oleh seseorang hingga membuat permen karetnya pecah hingga mengenai hidung dan area kedua pipi.

Pacar JawakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang