Bab 43
Kasim Chang tersenyum dan memandang Raja Qi, kemudian berkata, "Kalau tidak, bagaimana mungkin Kaisar Tertinggi mengusirnya dari istana tengah malam untuk mengobati Raja Deon Chu?"
Raja Qi melihat Sera dari atas ke bawah, seolah-olah tidak mengenalnya sama sekali.
Kasim Chang bertanya lagi pada Sera, "Kaisar Tertinggi juga meminta hamba untuk menanyakan apakah luka Selir sudah membaik?"
Sera merasa terharu orang tua itu memang sangat perhatian.
"Terima kasih atas perhatian Kaisar Tertinggi, aku sudah jauh lebih baik."
Kasim Chang tersenyum, "Bagus. Kaisar Tertinggi meminta Selir untuk merawat luka-lukanya dengan baik agar fisiknya bisa lebih kuat. Hukuman selanjutnya mungkin sudah dekat, hanya dengan fisik yang kuat baru bisa menahan hujan badai yang menerpa."
Sera menurunkan matanya dan diam-diam menarik kembali kata-kata yang diucapkan dalam hatinya tadi, orang tua ini ternyata sangat jahat.
Raja Qi membuka matanya lebar-lebar lagi dan menatap Sera dengan iri dan cemburu. Dia tahu Kaisar Tertinggi tidak biasanya berbicara seperti ini, dia hanya akan mengatakan hal-hal seperti ini pada orang yang dia sayangi.
Ada apa dengan wanita ini?
Hanya tinggal di istana beberapa hari, sudah dapat membuat Kakek Kaisar begitu memperhatikannya.Setelah Kasim Chang pergi, Raja Qi memandang Sera dan bertanya dengan acuh tak acuh, "Obat bius apa yang kau berikan pada Kakek Kaisar?"
Sera hanya meliriknya, dan menanggapi.
"Katakan, mengapa kau begitu kurang ajar?" Raja Qi sangat marah.
Sera langsung berkata, "Kau pulang saja!"
"Apa maksudmu?" Raja Qi terkejut, mengapa dia menyuruhnya pulang? Apakah karena mengatakan dia kurang ajar?
"Aku mengusirmu!" Sera berkata dengan tugas.
"Apakah kau pantas?" Raja Qi bertanya dengan kesal.
Sera berkata, "Ini adalah kediaman Raja Deon Chu, dan aku adalah Selirnya. Tentu saja aku bisa melakukannya."
Raja Qi sangat marah, "Aku tidak akan pergi, aku akan mengawasimu agar tidak bertindak sembarangan."
"Jika kau tidak mau pergi, maka tutup mulutmu!" Sera memelototinya, kemudian mengambil termometer panas untuk mengukur suhu Raja Deon.
Raja Qi duduk dengan kesal di satu sisi, bersumpah dalam hatinya, jika kakak sudah sembuh, pasti harus memintanya menghukum wanita itu dengan berat.
Raja Qi tidak mau pergi.
Melihat suhu Raja Deon sudah normal, Sera keluar sebentar.Dia pergi mengunjungi Edd.
Melihat Sera datang, Dayang Nadiin segera bangkit.
Kondisi Edd memang jauh lebih baik. Lukanya sudah mulai sembuh. Sera memeriksanya dan berkata dengan puas, "Bagus sekali, tidak melukai kornea, jadi penglihatan tidak terpengaruh."
Edd berlutut di lantai, "Hamba sangat berterima kasih pada Selir."
"Bangunlah, untuk apa berlutut? Kau masih seorang anak kecil." Sera menariknya agar segera bangun lalu mengusap keningnya sambil tersenyum.
Melihat sikapnya yang penuh kasih, Edd merasa terkejut dan menatap Dayang Nadiin dengan gugup, Selir memang berbeda sekarang, tidak dapat dipercaya.
Memikirkan dia pernah mengkianati Selir, Dayang Nadiin merasa sangat bersalah dan ingin meminta maaf, tetapi dia takut perubahan sikap Sera hanya sementara. Jika selir tiba-tiba berubah pikiran dan membuat perhitungan dengannya suatu hari nanti, maka hidupnya akan sengsara.
Sera memancing Edd pergi, kemudian duduk dan bertanya pada Dayang Nadiin, "Apa itu sup solanum? Apa efek sampingnya bagi tubuh manusia?"
Wajah Dayang Nadiin menjadi suram, dia baru teringat bahwa Selir pernah meminum sup solanum.
"Apakah Selir pernah muntah darah?" Tanya Dayang Nadiin.
"Ya, muntah darah tiga kali di istana." Jawab Sera.
"Lalu... Selain muntah darah, apakah ada keluhan lain? Dayang Nadiin mulai gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
MaceraSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...