ANNYEONG YOROBUN!
MINASAN, OHAYOU!
PIYE KABARE? BAIK-BAIK SAJA KAN.....
SEPERTINYA CERITA INI SANGAT COCOK DENGAN CUACA YANG SEKARANG NIH....
IT-S OKALAH. LET'S GOOOOOO
SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA VOTMENT-NYA YAAAAAH GAEEESS
Tubuhnya berbaring lemas di atas tempat tidur, meskipun bertumpu pada bandal, Juwita tetap merasakan kepalanya sungguh berat dan pandangannya berputar-putar, belum lagi seluruh tubuhnya seperti terbakar. Namun, untung saja mama langsung sigap meminumkannya obat penurun panas. Juwita merasa bersalah kepada mamanya karena membuat mamanya terpaksa absen dari kantor untuk merawatnya.
Sejak melihat kenyataan pahit itu, Juwita sama sekali tidak makan dan minum. Ia mengurung diri di kamar dan terus saja menangis. Katakan tindakan Juwita ini alay, terserah! Karena seenak dan selezat makanan itu, bila hati sedang terluka, makanan itu akan terasa hambar.
"Bagaimana perasaanmu, sayang? Sudah membaik?" Tanya Mama.
Entah apa yang ia harus katakan. Panasnya memang sudah mereda, begitu pun dengan pusingnya. Namun, yang menjadi pusat penyakit itu, hatinya masih terluka, mengaga dan memerah.
Juwita hanya mengangguk.
"Tidurlah lagi. Mama akan keluar." Mama mengusap lembut rambut Juwita.
"Terima kasih, Ma." Juwita tersenyum lemah. Mama pun melangkah keluar kamar.
Juwita memposisikan tidurnya ke samping lalu memeluk guling yang tergeletak di sebelahnya. Untuk kesekian kalinya air mata meluncur bebas membasahi pelipisnya lalu ke bantalnya. Ia sungguh merasa dikhianati oleh Sasa dan Alfa.
"Kenapa aku begitu membangkang. Kenapa aku begitu bodoh nggak mau mendengarkan perkataan Nilonna. Aku terlalu percaya diri akan apa yang aku lihat." Juwita memejamkan kedua matanya dan terisak dalam diam.
Masih belum ada status di antara Juwita dan Alfa, tapi kedekatan mereka yang makin intens membuatnya berpengharapan untuk menjadi kekasih Alfa.
TOK, TOK, TOK
"Masuk saja, Ma." Sejenak Juwita heran karena tidak seperti biasanya mamanya mengetuk pintu padahal mamanya tahu kalau ia sedang sakit.
"Ini gue Nilonna, Ju."
Juwita terdiam.
"Boleh gue masuk?"
"Masuk saja."
Pintu pun terbuka dan muncullah teman dekatnya. Nilonna segera duduk di tepi tempat tidur Juwita.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll not leave you
RomansSEBELUM BACA, FOLLOW DULU GUYS Juwita Laras Vati, gadis pada tahun pertama bersekolah Menengah Atas yang harus menahan luka hati yang kompleks : penghianatan dari seniornya, kehilangan anjing kesayangannya dan rasa serba salah kepada ibunya kare...