Pak walikota

618 48 48
                                    

Sakura terbangun dari tidurnya.
Ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul  5.30.
Hari ini adalah hari spesial untuk sakura karena ia terpilih menjadi kepala desa berprestasi sehingga gubernur akan memberikan penghargaan untuk jasanya membangun dan memajukan desa Konoha.

Ia   segera beranjak dari tempat tidurnya  untuk segera ke dapur.
hal yang biasa ia kerjakan setiap hari sebelum melakukan tugasnya sebagai kepala desa.

"Selamat pagi ibu" sapa sakura melihat ibu mertuanya yang sudah ada di dapur lebih dulu bersama sang bibi.

"Selamat pagi sayang,  apa yang kau lakukan disini seharusnya istirahatlah sebentar lagi......hari ini kau harus tampil cantik dan menawan" ucap karura sang ibu mertua, di tangannya sudah membawa nampan berisi lauk pauk.

"Benar sakura ...... Kau istirahatlah sebentar lagi, jangan sampai ada kantung mata......" Karin bibi dari mantan suaminya berbicara di tangan wanita berhelaian merah sedang memegang  sendok sayur sambil mengaduk panci yang kuahnya sudah mulai mendidih.

sakura adalah wanita yang sudah pernah menikah, tapi hubungan pernikahan nya hanya seumur jagung, sang suami yang pergi ke kota untuk menuntut ilmu kedokteran malah jatuh cinta dengan teman kuliahnya.
Bahkan ia menikahi wanita itu tanpa restu dari keluarganya.

Keluarga dari mantan suaminya yang begitu menyayanginya dan menganggap dirinya sebagai putri sendiri begitu kecewa dengan perbuatan sang putra.
Mereka mengusir putra mereka sendiri dan meminta pada sakura untuk berpisah dengan lelaki yang sudah mematahkan hatinya.

Hari hari yang di jalani sakura setelah itu bagai neraka dunia.
Dia merasa sakit hati di hianati dan terhina oleh perbuatan mantan suaminya, sakura terpuruk dalam penderitaan dan memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

Sayangnya keluarga sabaku tidak mengizinkan sakura pergi, bagi mereka Gaara sang putra telah mati.
Dan keluarga rasa sabaku hanya memiliki 2 putri sabaku Temari dan sabaku sakura.

"Sayang tolong dengarkan ibumu ini.... Pergilah ke kamarmu dan  mempersiapkan  dirimu untuk acara nanti, kalau ibu melihat kau masih disini, kami yang akan kena Omelan"  ucap karura sambil  bercanda.
Karin tersenyum mendengar kakak iparnya berbicara.

Karena sakura tau bagaimana temperamen neneknya, ia pun menuruti ucapan bibi dan ibunya, segera pamit kembali ke kamar tidurnya, meskipun ia tidak tau apa lagi yang perlu disiapkan.
Baju baru yang di belikan ibunya sudah tergantung rapi di lemari, persiapan acara sudah ia pastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

Sakura duduk di tempat tidurnya dan mengambil lembaran kertas yang sudah ia persiapkan untuk pidatonya hari ini,  membaca ulang lagi meskipun semua kata kata yang di tulis dalam kertas itu sudah ia hafal di luar kepala.

Senyum tipis terukir dari bibir merah alami sakura. Mengingat semua dukungan dari  orang tuanya dan juga keluarga sang mertua.
Rasa sang ayah mertua yang  membangkitkan semangatnya lagi.
beliau mengatakan menjadi seorang janda bukanlah akhir  dari segalanya tapi awal  hidup baru untuk sakura setelah semua pengorbanan yang sakura lakukan untuk mendukung sang suami, sekarang waktunya sakura berjuang untuk menggapai mimpinya, yang pernah terkubur hanya untuk mendukung Gaara.

Tok....tok....

Sakura tersadar dari lamunannya, mendengar ketukan  pintu.
ia  beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamar, tersenyum sumringah setelah melihat siapa orang yang ada di balik pintu itu  "ya ampun......kenapa kau masih seperti orang bangun tidur" suara neneknya terdengar nyaring .

Sakura terkekeh melihat sang nenek bertolak pinggang dengan wajah cemberut.

"Dengar sayang........ Kau harus mandi....." Nenek chiyo terdiam sejenak sambil berpikir  .

Pak Wali KotaWhere stories live. Discover now