4. Bro

528 77 14
                                    

Unbeta-ed, Typos‼️

____

Kim Doyoung, omega itu dengan sigap berdiri kala mendengar suara motor yang familiar memasuki halaman.

Setengah jam lalu, Doyoung baru pulang dari tempat magangnya. Dia melihat meja makan masih penuh. Hal itu tidak biasa. Adiknya tidak biasanya makan di luar saat sedang tidak ada shift kerja dan jadwal kelas. Dia seharusnya ada di rumah saat ini.

Doyoung menuju ke teras rumah, menunggu sang adik memarkirkan motornya. Ada yang aneh, adiknya mengusap bagian mata di depan cermin spion. Nafasnya tidak teratur. Doyoung pikir gestur itu tak asing. Seperti orang.. menangis?

Astaga, adiknya menangis!

Doyoung mempercepat langkah untuk menghampiri adik yang malah berpaling memunggungi arahnya. Adik kecilnya ini memang tidak pernah suka memiliki audiens ketika menangis.

Yup, dia cukup cengeng untuk ukuran lelaki beta dewasa. Dia bahkan lebih sensitif dari dirinya yang seorang omega. Hal ini juga yang menyebabkan bunda dulu mengira Jungwoo akan menjadi seorang omega seperti dirinya. Namun prediksi itu salah, adiknya adalah beta. This is one of special thing about his little brother.

Sebenarnya Jungwoo sudah jarang menangis akhir-akhir ini. Doyoung heran dan sedikit khawatir. Dari mana Jungwoo sampai dia bisa menangis.

"Jungwoo." Doyoung menepuk pelan pundak sang adik. Jungwoo malah menyembunyikan mukanya di telapak tangan. Tangisannya reda tetapi he was still sobbing.

"Hei, look at mas." Doyoung mengusuk punggung Jungwoo. Si beta menggelengkan kepalanya. Doyoung menghela napas. Sebesar apapun Jungwoo sekarang tetap saja di mata Doyoung dia akan menjadi adik kecilnya.

Doyoung merubah posisi ke depan Jungwoo, membawa sang adik ke pelukannya. Senggukannya masih belum berhenti.

"Cup, cup adek kecil mas. Mana sih yang buat nangis nanti bakal mas marahin."

"Mas!" Jungwoo memukul pelan punggung Doyoung lalu menyamankan posisi mereka, membawa wajahnya ke ceruk lehernya. Feromon Doyoung selalu berhasil membuat Jungwoo kembali tenang.

Doyoung tersenyum, napas jungwoo sudah kembali teratur. Si omega juga membawa hidungnya ke ceruk leher sang adik untuk melakukan scenting. Tidak ada aroma apapun selain aroma susu. A scent that means 'safe' to him.

Selang beberapa saat, Jungwoo bergerak di pelukannya. Yah, mereka harus melepasnya.

"Mas doy.. udaaah lepas. Malu diliat orang." Kata jungwoo saat Doyoung menahan pelukan mereka.

Doyoung hanya tertawa dan menggiring Jungwoo memasuki rumah. Kapan lagi dia bisa menjahili Jungwoo. As he grown, he wasn't fond of any kind of PDA. Itu membuat Doyoung makin semangat mengerjainya.

Doyoung mendudukkan Jungwoo di ruang makan. He hope his brother ready for the interogation.

"Bentar, jangan tanya-tanya dulu. Aku laper." Doyoung sudah menduga. Sebelum dia bisa membuka mulutnya untuk mengomel Jungwoo kembali berkata.

"Iya iya, lain kali gak akan telat makan mas. Gak usah ngomel, please."

"Ck, kamu tuh ya." Jungwoo hanya meringis tersenyum lebar. Bagaimana dia masih terlihat seimut itu. Apa mata Doyoung yang salah? Omega and all, he definitely blaming his second gender for how much he fond of the children.

(Tetapi Jungwoo bukan lagi anak-anak, someone should tell Kim Doyoung)

"Swo minyd twu twell me hows yo' day?" Cuit Jungwoo dengan mulut yang masih penuh makanan.

BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang