Jisung menatap lekat wajah sendu Chenle yang terbaring diatas pahanya, paras ayu dengan rona merah muda terbiaskan dengan begitu cantik pada kedua manik manik Jisung.
"Jie..." Sapa pelan Chenle memecah keheningan diantara keduanya.
"Iya sayang?" Chenle mendongakan wajahnya menatap balik netra Jisung dengan sayup.
"Jie, bagaimana jika takdir tidak memperbolehkan kita bersatu?" Raut Jisung mendadak berubah menjadi masam.
"Maksud mu? aku tak paham Chenle" Chenle mengebuskan nafasnya kasar, si manis mengangkat punggung nya agar dapat duduk tegak.
Kedua telapak kecil Chenle menangkup pipi Jisung yang hangat. "Bagaimana jika Ayah menemukan keberadaan kita Jie?"
Bias bias wajah Chenle nampak begitu khawatir, dia sangat takut akan prediksinya itu, Chenle tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sesuatu hal akan terjadi pada Jisung.
"Sayang, dengarkan aku" Jisung mencoba menepis angan angan buruk itu dari benak Chenle
"Kau akan aman disini, aku sendiri yang akan menjaga mu, aku berjanji jika tidak akan ada satu pun orang yang bisa memisahkan mu dari ku, kau paham?" Tanpa disadar, obsidian hitam Chenle telah basah akibat air matanya, tak ia sangkah jika kehidupan percintaan nya akan serumit ini.
"Jie aku hanya-"
"Sttt.. diam... aku tidak ingin pembicaraan ini dilanjut " Jisung menutup bibir Chenle dengan jari telunjuknya.
"Aku akan bersedia mati untuk mu , Chenle" Jisung beranjak bangkit dari ranjang untuk mengambil air.
"Minumlah, dan setelah ini kita hanya akan membicarkan masa depan kita berdua, dimana kita akan memulai hidup yang baru lalu kau dan aku menikah setelah itu kita memiliki anak, setuju?" Chenle ikut tersenyum lebar saat Jisung melemparkan senyum manisnya padanya.
Chenle mengeratkan pelukannya pada tubuh Jisung "Aku sangat beruntung memiliki mu, Park Jisung"
"Dan aku sangat beruntung dipertemukan dengan manusia secantik dirimu, tuan Zhong Chenle"
Jisung mengambil kesempatan dengan mendusalkan hidungnya pada bagian selangka Chenle"
"ahahha, Jie, geliiiiii"
"Aroma tubuh mu ini, membuat ku ingin melakukan nya sekali lagi, boleh kah?"
"Silahkan, nikmati hidangan mu,daddy Jisung"
***
Suasana ramai memadati atmosfir pada pasar malam yang Jisung dan Chenle kunjungi.Berbagai macam ikan segar tertata apik memperindah etalase toko. Chenle takjub saat ia menyadari betapa indahnya pasar malam yang ia kunjungi, ini baru kali pertamanya mengunjungi tempat seramai itu.
"Wow, aku tidak menyangka ada tempat seperti ini di Korea" Senyuman hangat tersimpul pada bibir Jisung, melihat binar dari kedua bola mata Chenle dapat membuatnya tenang.
"Mau makan apa sayang? aku akan meneraktir mu"
"Sungguh??? AHH TERIMAKASI JISUNG" Chenle seketika menarik lengan Jisung dengan riang menuju hajuma hajuma penjual seafood segar, Chenle memesan beberapa jenis kerang dan udang kipas.
Tak cukup sampai disana, Chenle menarik Jisung untuk membeli permen kapas yang sudah mengambil perhatiaan nya sejak pertama menginjakan kaki disana.
Jisung menggeleng gelengkan kepalanya gemas, tak disangka diluar perawakan Chenle yang notabenya adalah seorang polisi ternyata Chenle juga memiliki sisi menggemaskan seperti ini.
"Heummm, sudah lama aku tidak merasakan kebahagiaan seperti ini" Chenle menikmati makanannya ditemani pemandangan ombak pantai dimalam hari serta Jisung yang sedari tadi hanya terdiam menatap Chenle tanpa berkedip.
"Kau suka?" Tanya lembut Jisung, Chenle menjawabnya dengan anggukan riang.
"Maafkan aku tidak bisa memberi mu makanan mahal seperti yang selama ini kau makan" Chenle mendadak menghentikan suapannya.
"tidak Jie! untuk ku, makanan semahal apapun itu tidak akan ada artinya jika aku tidak menikmatinya. Dan malam ini adalah malam dimana aku dapat merasakan yang jauh lebih enak daripada makanan mewah yang aku pernah makan sebelumnya, kau tau alasanya? karena pacar ku yang tampan menemaniku disini"
Wajah Jisung memerah, gombala itu berhasil membuat Jisung seketika menjadi malu.
"Eh eh, gantengnya Chenle malu yah??"
"A-aku tidak malu, a-aku hanya gugup" Jisung mencoba menutupi rasa malunya.
"gugup? kenapa kau gugup?"
"Bagaimana aku tidak gugup jika seorang bidadari rela turun kebumi hanya untuk makan berdua bersama ku"
deg, Kini giliran Chenle yang tersipu malu.
"A a a, kenapa pipi mu menjadi merah tuan polisi?"
"Kau gila!" Chenle menyembunyikan wajahnya yang memerah menggunakan telapak tanganya.
Jisung terkekeh pelan "Maafkan aku Chenle, aku tidak akan menggoda mu lagi, cepat lanjutkan makan mu sebelum semuanya menjadi dingin"
Ombak malam itu menjadi saksi bisu dimana terdapat dua pemuda saling mencintai satu sama lain, mereka mengikat sebuah janji untuk tetap bersama meskipun maut menghadang didepan. Namun, tidak ada yang namanya cinta jika sebuah musibah datang untuk menguji seberapa kuat komitmen itu bertahan.
"Malam ini aku ingin tidur sebari menatap bintang Jie" Chenle menatap langit malam diatas yang dihiasi oleh ribuan bintang yang bersinar layaknya batu berlian.
"Bolehkah aku menemani mu?" Jisung menstabilkan keseimbangan tubuhnya agar Chenle yang sedang ia gendong tidak terjatuh.
"Tentu saja, aku ingin kau menemani ku saat melihat bintang bintang diatas, aku tidak mau tidur sendirian"
"Oke, kalau gitu malam ini kita akan tidur sebari melihat bintang"
Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya Jisung dan Chenle berdiri didepan pintu kamar mereka.
"Aku buka ya"
cheklek....
"TUAN CHENLE DIAM DITEMPAT!"
alo alo, maaf updatenya lama bangett 😭 semoga kalian kalian masih mau menunggu updatean ku selanjutnya, janji ga bakal lama lagi.
btw aku mau say thanks buat kalian yang udah nyempetin waktu untuk baca dan vote cerita ini. LOPE UUUU
KAMU SEDANG MEMBACA
Eroticx || JiChen || 21+|| BL
Romans⚠⚠ CERITA MENGANDUNG UNSUR 21+ ⚠⚠ Zhong Chenle anak dari Tuan Johnny Suh seorang Jendral kepolisian yang memiliki nama terpandang di negaranya dipaksa untuk menikahi seorang wanita yang tidak ia cintai berama Yoona. Chenle sudah bersusah payah menol...