Udara yang dingin dan suara gemuruh hujan membangunkan ku. Aku lihat di jam dinding, sekarang baru jam lima pagi. Masih ada waktu dua jam lagi sampai bel masuk berbunyi. Tapi aku berniat buat berangkat agak pagi sekarang.
Pagi ini hujannya sangat awet, bahkan dari semalem sampai pagi ini belum berhenti juga. Dulu kalau hujan gini sih pasti banyak yang izin sekolah, tapi sekarang udah beda masanya apalagi sekarang udah mau penghujung tengah semester.
Ya, wajar aja hujan terus turun soalnya sekarang sudah masuk musim penghujan. Biasanya akhir tahun atau awal tahun itu volume hujannya sedang deras-derasnya. Aku harap gak ada bencana banjir atau longsor lagi di kotaku.
Mau gak mau aku berangkat sekolah harus bawa payung sih, kalau enggak bisa basah kuyup entar. Waktu aku lagi enak-enaknya jalan sambil menghayati suara rintik hujan ini, tiba-tiba saja ada orang yang bawa motor kencang sampai air di jalan nyiprat ke celanaku.
" Ealahh anjirr! Sabar sabar, masih pagi. "
Ahh, celana aku basah. Untung aja aku masih bisa sabar, kalau enggak udah aku sumpah sumpahin dia jatoh di jalan sekalian.
Setelah sampai di sekolah, aku langsung menuju kelas dan mengeringkan badanku yang agak basah. Yah, untungnya gak terlalu parah sih, untung aku bawa jaket buat penghangat tubuh. Karena gak ada kerjaan lain di kelas, aku cuma bisa tiduran di meja sambik menutup wajahku pakai jaket.
Bel masukpun berbunyi. Tak lama, aku mendengar suara langkah kaki seseorang di lorong, dan sesosok wanita berseragam membuka pintu kelas kami. Eh, enggak maksudnya gak biasanya Bu Sri datang ke kelas kami sepagi ini. Aku lihat dia juga membawa gulungan kertas.
" Baik, ibu ada pengumuman penting yang harus ibu sampaikan. Sebentar lagi ujian tengah semester akan dimulai. Dan di ujian ini akan menjadi penentuan nilai kalian bagus atau tidaknya. " jelas Bu Sri.
Wah, udah mau ujian tengah semester aja. Bu Sri lalu menunjukkan isi kertas itu di depan kami semua. Dan saat aku lihat ternyata itu adalah posisi tempat duduk dan mata ujian yang sudah diatur oleh pihak sekolah.
Kayak ujian-ujian sebelumnya, tempat duduk kita diatur sesuai dengan nomer absen siswa. Jadi kita gak bisa memilih tempat yang strategis buat buka contekan nanti. Aku lihat di kertas pengumuman itu, aku duduk sama Erina di kursi bagian pojok kiri.
Bu Sri lalu membagikan kartu ujian ke murid-muridnya. Kartu ini digunakan sebagai identitas kami sewaktu ujian nanti. Di sini ada NISN, nomer ujian, dan juga nomer urut tempat duduk kami.
Jadi bisa dibilang kartu ini menjadi belahan jiwa kami sekarang. Jika kartu ini hilang atau rusak, maka si pemilik kartu gak dapat ikut ujian apapun sampai kartu barunya jadi.
Canda. Sekolah gak bakal sekejam itu pada muridnya. Mereka juga mengantisipasi kejadian seperti tadi, bahkan mungkin kejadian itu bisa saja menimpa para guru. Jadi mereka menyimpan kartu cadangan di meja guru, kalau semisal ada kartu yang hilang dia tinggal minta saja kartu cadangan di meja piket.
Ujian ini akan diadakan 4 hari, mulai dari hari senin sampai hari kamis. Mata pelajarannya juga sudah dibagi-bagi, dan setiap hari bakal diisi sama 3 mata pelajaran.
Menurutku dari 12 pelajaran ini yang paling menantang cuma pelajaran matematika saja, yang lainnya mungkin aku bisa atasi. Entah kenapa setiap ada ujian atau ulangan harian, pelajaran matematika yang selalu jadi batu sandungan aku buat menggapai nilai keseluruhan yang sempurna.
Mungkin selama sisa waktu ini aku bisa berlatih rumus-rumus matematika yang akan keluar di ujian nanti.
Setelah pengumuman singkat dan juga tanya jawab soal ujian ini, sesi belajar pun dimulai. Karena hujan masih turun dan kelas masih diselimuti angin dingin, aku sama sekali gak perhatiin apa yang guru jelaskan di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Ku Dengan Cewek Yang Terlalu Sempurna
RomanceApa jadinya jika mempunyai teman yang sempurna dalam segala hal? Baik, pintar, rajin, dermawan, sederhana tapi kaya raya. Bisa dibilang semua hal kebaikan ada di dalam dirinya. Tapi aku yakin tidak ada manusia sesempurna itu di dunia ini. Sebelum ma...