12. PENDEKATAN

3 0 0
                                    

Hallo! Akhirnya aku bisa update lagi yey!!

Ada yang kangen Junei gak nih? Atau kangen Radit? Atau yang lain? Coba komen disini.

Langsung saja ya, happy reading💚

*****

Udara malam terasa menusuk kulit, menembus lapisan baju yang Jonathan kenakan. Sepi menyelimuti malam, hanya ada suara derum motor yang sesekali terdengar bergantian.

Jonathan datang, melirik kesana kemari, mencari orang yang akan menjadi lawannya nanti.

Sesuai rencana, pada pukul 9 malam, Jonathan dan teman-temannya datang ke tempat balapan. Dimana Reno, anak sekolah sebelah menantangnya.

"Yo, what's up bro!"

Suara seseorang menyapa terdengar nyaring di malam yang sepi. Berjalan dari arah belakang mendekati mereka, tak lupa senyuman sinis yang ia sematkan di bibirnya.

Berhenti dengan jarak 5 langkah dengan mereka. Ya, Reno.

"Berani juga lo, udah kalah tetep aja maksa," sambar Vero dengan tawa kecil meremehkan.

"Gue gak ada urusan sama lo!" balas Reno sinis.

"So, want to play now?" ucap Jonathan dengan seringainya.

*****

Junei baru saja selesai dari pekerjaannya. Pukul 9 malam, waktunya untuk pulang. Jalanan hari ini cukup sepi, tidak seperti biasanya yang ramai orang berlalu lalang.

Hari ini, dia berjalan kaki untuk pulang, lagi. Ya memang karena rumahnya tidak terlalu jauh, untuk menghemat biaya juga katanya.

Temaram lampu menemani langkahnya yang sedikit cepat. Jalanan yang sepi semakin membuatnya mempercepat langkahnya.

Silau lampu dari sebuah motor yang bergerak mendekatinya, mengalihkan atensi Junei. Dia sedikit mengangkat tangan untuk menutupi sebagian matanya.

Cahaya itu hilang, dan suara deru motor tiba-tiba saja berhenti, artinya si pemilik motor itu ada di hadapannya sekarang. Ia membuka helm full face nya.

"Lo, ngapain disini?" Tanya Junei, sedikit terkejut melihat kedatangan cowok itu yang begitu tiba-tiba.

"Kebetulan lewat," balasnya. Jonathan hanya duduk di atas motornya.

"Oh ya udah," Junei melanjutkan langkahnya untuk kembali ke rumah, tidak jauh untuk sampai ke rumahnya.

Jonathan hanya diam, memperhatikan Junei hingga tubuh cewek itu hilang ditelan oleh gelapnya malam, memasuki gang rumahnya.

Lalu, Jonathan kembali melajukan motornya untuk pulang. Ya, ia hanya ingin memastikan bahwa cewek itu pulang dengan selamat.

"Dih aneh banget tuh cowok," gumam Junei sembari membuka pintu rumahnya, lalu masuk ke dalam.

Jonathan pulang. Rumahnya terlihat begitu sepi.

"Loh den, tumben pulang jam segini" sapa Bi Tuti yang sedang berada di dapur.

"Iya bi, mau istirahat" jawabnya.

"Mama sama papa belum pulang bi?" Itu hanya basa-basi. Dari dulu Jonathan sudah hapal betul jika orang tuanya pasti akan pulang larut malam sekali, atau bahkan tidak pulang. Tanpa memberikan kabar padanya.

"Belum, makanannya bibi siapin ya den" tawar bi Tuti.

"Engga usah bi, Nathan udah makan di luar, aku ke atas dulu ya bi" jawabnya, berbohong. Nyatanya dirinya merasa lapar. Tapi dia merasa tidak nafsu untuk makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia JuneiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang