Bab 50
Sera menatapnya dengan heran, "Apa maksudmu?"
Raja Deon Chu malah bertanya, "Mengapa kau mencurigai Raja Jay?"
Sera berpikir sejenak dan berkata, "Firasat."
Tentu saja dia bukan orang yang mengandalkan firasat, tetapi berdasarkan analisanya, dia mencurigai Raja Jay.
Raja Deon Chu melihatnya sekilas, "Aku tidak percaya, katakan saja terus terang."
Sera berkata dengan acuh tak acuh, "Benar-benar hanya firasat."
Dia menyesal karena bicara terlalu banyak. Dia tidak ingin membuat masalah. Membahas analisanya bukan hanya tidak bermanfaat untuknya, bahkan akan membuat Raja Deon Chu berpikir bahwa dia memahami semua hal ini setelah memasuki istana.
Dari buku sejarah yang dia baca, dia sangat memahami situasi saat ini. Raja Jay adalah putra tertua, bahkan pernah berjasa dalam medan perang. Kaisar sangat menghargainya, dan dengan dukungan dari sekelompok besar pejabat istana, dia harus mendapatkan posisi putra mahkota.
Sedangkan putra Kaisar lainnya, meskipun juga berambisi, tetapi berdasarkan kekuatan Raja Jay saat ini, mereka juga tidak mungkin akan membantunya menyingkirkan Raja Deon Chu.
Raja Deon Chu adalah penghalang Raja Jay menuju posisi putra mahkota. Bukan berarti Pangeran lain lebih menyukai Raja Deon Chu, tetapi dia tidak terlihat seambius Raja Jay.
Raja Deon Chu tidak bertanya lagi, tetapi menyimpan rasa takjub dalam hatinya, bahkan wanita sebodoh Sera, juga bisa mencurigai Raja Jay.
Seharusnya keluarga Jing Hou juga bisa membaca situasi ini, dia semakin membenci keluarga Jing Hou.
Sera berbaring di atas matras dan perlahan menutup matanya.
Dia benar-benar sangat lelah akhir-akhir ini, langsung mengantuk ketika menyentuh tempat tidur.
Namun, ada terlalu banyak hal yang menggangu pikirannya, meskipun sudah tidak bisa mengangkat kelopak matanya tetapi tetap tidak bisa tertidur.
"Gadis jelek!" Suara pria itu terdengar dari tempat tidur.
Sera memalingkan wajahnya, tidak ingin memperdulikan orang yang tidak sopan ini.
Sebuah bantal dilemparkan ke kepala Sera.
Sera mengangkat tangannya dan memelototinya, "Ada apa?"
"Aku ingin buang air kecil!"
Sera bangkit, berjalan ke sudut di balik tirai dan mengambil pispot.
"Panggilkan Bima." Dia menatapnya dengan heran, wanita ini kadang-kadang pintar, tetapi selalu bodoh pada saat-saat kritis, dia memberitahunya ingin buang air kecil, agar dia memanggil Bima Tang, siapa yang menyuruhnya mengambil pispot?
Sera meletakkan pispot, berjalan keluar untuk memanggil Bima Tang.
Bima Tang masuk sebentar, kemudian berjalan keluar dengan membawa pispot dan berkata pada Sera, "Selir sudah bisa masuk."
Sera mengangguk dan hendak masuk, tetapi Bima Tang tiba-tiba berkata, "Selir, tunggu sebentar."
Sera balas menatapnya, "Ada apa?"
Bima Tang berjalan ke halaman dan melambai pada Sera dengan misterius.
Sera berjalan mendekat dengan curiga, "katakan saja."
Bima Tang merendahkan suaranya dan berkata, "Masih ada tempat lain yang terluka, tetapi Raja Deon Chu tidak mengizinkan orang lain menanganinya. Tadi... Hamba melihat sepertinya bengkak dan bernanah."
"Masih ada luka? Kenapa tidak mengizinkan diobati?" Sera bertanya dengan heran.
Dimana lukanya? Dia sudah memeriksanya dengan detail.
Selain......
Dia menatap Bima Tang dalam-dalam, "Apakah maksudmu ...?
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
AdventureSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...