"Apakah alasan saja cukup? Terkadang hidup ini berjalan tak sesuai keinginan kita. Saat kita menemukan alasan bertahan, belum tentu kita masih bisa bertahan dengan alasan tersebut"
Hari sudah mulai petang, tapi langit belum juga mau menghentikan tangisannya. Finn berdiri dari tempat duduknya saat mendengar panggilan sang pencipta untuk menghadap kepadanya.
"Aku mau sholat maghrib dulu, kamu mau ikut?" tanya Finn digelengi pelan oleh Thifa yang belum pulang dari rumahnya.
"Nggak, aku lagi halangan," balasnya diangguki paham oleh Finn.
"Yaudah aku sholat dulu," pamit Finn lalu berjalan menjauh dan meninggalkan Athifa yang berdiam diri di tempat sunyi tapi menghangatkan jiwanya.
"Tempat ini hangat, sama persis seperti pemiliknya," batin Thifa tersenyum tipis, lalu mengedarkan pandangannya menatap hal-hal yang berada di rumah Finn.
Jika dilihat, hampir semua yang ada di rumah Finn berwarna putih dan abu-abu. Tak ada warna mencolok di dalam rumah ini. Sangat menenangkan, terkesan simple namun mewah.
Sibuk melihat-lihat rumah Finn, Thifa sampai tak sadar jika waktu telah berlalu.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Finn menghampiri Athifa setelah menyelesaikan solatnya.
"Tidak, hanya lihat-lihat saja," balas Athifa diangguki paham oleh Finn.
Finn melihat ke arah jendela, dimana saat ini hujan sudah mulai berhenti meskipun masih terdengar rintihan yang jatuh membasahi bumi.
"Kamu ingin mendengarku memainkan biola?" tanya Finn membuat Athifa menoleh lalu mengangguk pelan.
"Bolehkah?"
"Tentu saja"
Finn berjalan mengambil biolanya lalu perlahan mulai menggesekkan senarnya hingga menghasilkan suara yang membuat Athifa semakin nyaman. Rasanya rintihan air hujan itu tak terdengar sama sekali saat dirinya mendengarkan alunan biola Finn.
Finn tersenyum saat menyelesaikan permainannya. Di depannya, seorang gadis tersenyum manis sambil bertepuk tangan ringan.
Entahlah, tapi rasanya Finn ingin terus melihat senyuman tersebut. Dan baru Finn sadari satu hal mulai saat ini, jantungnya berdetak sedikit berbeda dari biasanya.
Jantungnya yang selama ini tak berfungsi dengan baik menunjukkan perbedaan saat bersama gadis itu. Jantungnya yang bahkan tak pernah berdetak sesuai perasaannya, kini terasa aneh hingga membuat Finn tak yakin. Benarkah ini jantungnya yang memiliki kesulitan mengenali perasaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
PAYUNG PENGGANTI [HIATUS]
Teen Fiction"Aku masih membutuhkanmu sebagai payungku agar aku tak kehujanan. Jika payung itu rusak, maka aku akan kembali basah" Finn tersenyum tipis lalu mengangguk pelan sebelum berucap. "Maka carilah payung pengganti," katanya digelengi tak setuju oleh Thif...