Bab 51
Tahun ini, Bima Tang berusia tiga puluh lima tahun. Dia sering keluar masuk medan perang bersama Raja Deon Chu dan telah menghadapi berbagai situasi berbahaya.
Namun sekarang, wajah pria tangguh ini memerah.
"Benarkah?" Sera bertanya sekali lagi karena melihatnya tidak berbicara.
"Bima Tang, omong kosong apa yang kau bicarakan?" Terdengar raungan keras dari dalam, yang hampir menjungkirbalikkan ubin, yang pasti dia telah menghabiskan semua kekuatannya.
Bima Tang melarikan diri dengan membawa pispot.
Sera menarik pandangannya dan kembali ke kamar.
Raja Deon Chu menatap Sera dengan marah, seperti akan menelannya hidup-hidup.
"Itu ... " Sera tidak tahu mengapa dia sangat marah, "Bima Tang mengatakan kau masih ada luka."
"Dia bicara omong kosong!" Raja Deon Chu menggertak giginya.
Melihat penampilannya, Sera semakin yakin Bima Tang tidak bicara omong kosong, tetapi pria ini yang mati-matian menyangkalnya.
Sera tahu sebagian orang akan menghindari dokter karena merasa canggung, jadi dia berkata dengan tulus, "Kau tidak boleh menyembunyikan lukamu dari tabib, karena jika tidak ditangani dengan benar, akan infeksi, demam tinggi, dan berakibat fatal."
"Apa urusanmu?" Raja Deon Chu berkata dengan ketus.
Sera mengerutkan kening, "Kau benar-benar terluka?"
"Aku akan membunuhmu!" Raja Deon Chu meraung lagi, wajahnya memerah sampai ke belakang telinga .
"Kalau mau membunuhku, tunggu sampai kau sembuh dulu. Sekarang biarkan aku melihat seberapa parah lukanya."
"Lihat kepalamu!"
"Kau dapat melihat kepalaku sesuka hati. Bima mengatakan sudah bengkak dan bernanah. Jika terinfeksi, kau bisa mati."
"Pergi!"
"Aku akan pergi setelah melihatnya."
Raja Deon Chu menggertakkan giginya dan berkata, "Aku lebih baik mati daripada memperlihatkannya padamu."
Sera menghela nafas, "Sepertinya aku harus masuk ke istana untuk meminta Kaisar Tertinggi mengeluarkan perintah."
Raja Deon Chu mengangkat alisnya, "Apakah kau tidak tahu malu?"
Sera tidak berbicara, hanya menatapnya.
"Tidak perlu menatapku, aku sudah mengatakan mati pun, tidak akan menunjukkan padamu."
Desinfektan, bola kapas, pinset dan pisau bedah sudah disiapkan.
Sera menatapnya, "Aku akan melihatnya, tidak perlu malu, anggap aku adalah tabib istana."
"Tabib istana? Jangan mimpi!" Raja Deon Chu menggertakkan giginya, dia berani mengancam akan memberinya anestesi dan akan melihatnya setelah dia dibius.
Jika dia pingsan, entah apa yang akan dilakukan wanita ini padanya?
Dia terpaksa membiarkan Sera melihatnya.
Dia memalingkan wajahnya dan membiarkan dia membuka pakaian yang menutup daerah kemaluannya.
"Jika lukanya tidak serius, aku tidak perlu mengobatinya, tetapi, seperti yang dikatakan Bima, lukamu sudah infeksi dan harus dirawat, " Sera berkata dengan serius.
"Kau........"
Raja Deon Chu sudah membulatkan tekad untuk membunuhnya, dia bersumpah setelah sembuh, pasti akan membuat Sera mati mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
PertualanganSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...