Peka tidak sih?
Padahal kode Yedam keras sekali.
Menghentak seolah menghancurkan bumi.
"Doyoung, maaf ya. Aku kurang paham bagian-"
"UHUK! UHUK! EHEMMMM"
"....bentar ya. Aku juga lagi mumet nyari rumus nih, Hoon"
"Heh? Sama dong. Yaudah kita bareng aja cari-"
"UEEHHHEKKK! UHUK! UHUK! ANJIR BATUKNYA KAYA KENAPA AJA"
Yedam merasakan tangan seseorang dipundaknya.
Sunghoon. Menatapnya tajam.
"Kalau sakit mending balik. Takut nular"
Yedam terkejut, namun tertawa kecil.
"Ngga ada yang bisa larang aku buat stay atau balik. Terserah kan?"
Sunghoon tertawa remeh. Suasana kelas mendadak mencekam.
Grukk
Yedam dan Sunghoon menoleh bersamaan ketika Doyoung dan kacamata bacanya berjalan keluar kelas.
"Youngie, kamu mau-"
"Najis manggilnya sok imut"
"Maaf, Sunghoon. Selesaikan dulu urusan kamu sama Yedam. Aku ngga bisa konsen belajar kalau suasananya kaya gini. Aku juga mau sendirian"
Keduanya fokus menatap Doyoung hingga pintu kelas itu ditutup oleh Doyoung yang kemungkinan pergi ke perpustakaan.
"Anjing!"
Baik Sunghoon dan semua teman kelas terkejut mendapat umpatan keras dari Yedam yang menatapnya tajam.
"Tangan kamu. Minggir. Najis."
Sunghoon melepas segera tangannya dipundak Yedam. Lelaki yang wajahnya memerah itu memutuskan pergi keluar kelas.
Tanpa buku.
Berjalan menuju tempat dimana ia tahu dengan sangat kemana si manis itu pergi.
Perpustakaan? Salah.
Lapangan sekolah? Ngapain. Panas.
UKS? Doyoung benci bau stella jeruk.
Dan kini, Yedam berdiri. Agak mepet tembok dan mengamati si manis duduk tenang di kantin. Menyeruput teh botol sosro sembari tangannya telaten menulis beberapa kata dibuku yang dibawanya tadi.
Yedam menatap Doyoung sembari tersenyum hangat.
Doyoung yang kini sedang membenarkan letak kacamata bacanya malah semakin lucu. Pipinya menenggelamkan wajahnya yang sedang menunduk.
Yedam. Tahu semuanya.
Yedam merogoh sesuatu dari saku celananya. Menampilkan obat tablet dan tulisan kecil manis distiker berwarna biru dan bergambar kelinci.
Cepat sembuh! Diminum obatnya. Aku biasa minum itu.
Yedam menatap Doyoung yang kini menggembungkan pipinya yang penuh air teh.
Yedam memang sedang sakit batuk.
Namun, saat Sunghoon mendekati Doyoung sengaja ia parahkan agar Sunghoon tak berani mendekati Doyoung dengan seenaknya sendiri.
Doyoung melirik ujung depan sana. Berdiri lelaki berwajah rubah yang tersenyum entah pada apa ditangannya.
Melanjutkan mengerjakan tugas dengan fokus penuh.
Walau hatinya sedikit berbunga.