Sesi ujian tengah semester dimulai juga. Ujian ini bakal diadakan selama empat hari, dan seharinya akan diisi sama 3 mata pelajaran. Di hari pertama ini bakal diisi sama matematika, bahasa, dan astronomi.
Hari ini jadi hari tantangan buatku, soalnya pelajaran yang aku benci justru keluar di hari pertama apalagi jadwalnya di jam pertama. Aku harap nilaiku juga jadi yang pertama.
Tapi sekarang aku optimis bisa kerjain semua soal-soal ini, soalnya sebulan kemarin aku udah dapet pelatihan khusus sama Aira. Kuncinya paham rumusnya aja, soal hitung cepatnya itu nomer dua. Lagi pula kami dikasih waktu 90 menit buat ngerjain semua soal ini.
Meskipun kita dikasih waktu lebih dari satu jam, tapi pihak sekolah juga kasih soalnya lumayan banyak. Ada 40 soal di sini, tapi semua soalnya pilihan ganda. Jadi kami hanya punya waktu 2 menit saja per-soal agar bisa ngerjain tepat waktu.
Bu Sri lalu membagikan kertas ujian dari depan ke belakang. Aku lihat ada beberapa lembar di sini, satu buat soal dan satu lagi kertas kosong buat hitung-hitungan.
Waktu aku balik kertas ujian ini, banyak sekali angka-angka yang aku lihat. Bahkan perbandingan angka sama huruf yang ada di kertas ini sangat beda jauh.
" Aku pasti bisa! " gumamku kecil.
Buat ngerjain semua soal ini aku harus tenang dulu, kalau aku buru-buru kejar waktu justru itu bisa bikin konsentrasi ku kacau. Aku juga udah dapet tips dari Aira buat ngerjain ujian matematika ini, katanya aku harus kerjain soal yang menurutku gampang dulu. Berbeda sama kebiasaan aku yang kerjain soal ujian sesuai nomer urut.
Waktu terus berjalan dan kini aku udah kerjain setengah soal-soal ini. Masih ada waktu sekitar setengah jam lagi. Tapi ini bukan waktu yang lama buat aku, aku masih punya 20 soal lagi yang belum apalagi soal-soal ini rumit semua.
Sekarang otakku kayak dipaksa buat bekerja. Kalau diibaratkan mesin, mungkin di atas kepalaku udah keluar asap hitam.
Aku lihat kayaknya Erina juga lagi kesusahan di sana. Dia gak henti-hentinya pakai jarinya buat menghitung soal yang lagi dia kerjain. Sesekali dia juga melirik padaku. Mungkin itu kode supaya aku kasih dia contekkan.
" Berapa yang belum? " bisikku ke Erina.
" Masih ada 15 lagi. " jawabnya.
Ealah kirain masih banyak, ternyata banyakan aku yang belum. Kalau aku kasih dia contekkan sama aja aku mempersulit diri aku sendiri. Tapi tampaknya sesi belajar yang dilakuin Diana kemarin berhasil. Mereka semua ada peningkatan dari pada tahun-tahun kemarin, minimal ada beberapa soal yang mereka isi sendiri dari pada harus minta contekan ke orang lain.
Beberapa menit kemudian bel pertanda berakhirnya ujian berbunyi.
" Huff, selesai juga. " gumamku.
Ahh, kepalaku kayaknya mau meledak. Aku bener-benar gak mau ngeliat angka-angka itu lagi. Entah apa yang terjadi kalau semisal pelajaran matematika, fisika, sama kimia keluar di hari yang sama.
Setelah jam pertama ini, kami dikasih waktu istirahat selama 15 menit aja. Mentang-mentang lagi ujian waktu istirahat kami juga sampai dipotong yang tadinya 1 jam. Ini mah namanya penyiksaan otak.
Bel jam kedua berbunyi. Kali ini waktunya pelajaran bahasa. Yah, untung aja dua pelajaran terakhir ini pelajaran yang gampang buat aku, aku gak perlu mikir keras kayak pelajaran matematika tadi.
Ujian pun dimulai dan dengan sangat lancar aku kerjain satu persatu soal ini dari atas sampai ke bawah. Memang soal-soal ini banyak cerita yang panjang, tapi aku lebih memilih membaca soalnya langsung buat mempersingkat waktu.
" Selesai juga. "
Aku cuma butuh waktu 20 menit aja buat kerjain semua soal ini. Aku gak tau gimana sistem kerja otakku, kalau kerjain soal kayak gini cepet tapi kalau kerjain soal perhitungan malah pusing sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Ku Dengan Cewek Yang Terlalu Sempurna
RomanceApa jadinya jika mempunyai teman yang sempurna dalam segala hal? Baik, pintar, rajin, dermawan, sederhana tapi kaya raya. Bisa dibilang semua hal kebaikan ada di dalam dirinya. Tapi aku yakin tidak ada manusia sesempurna itu di dunia ini. Sebelum ma...