19. 1997

93 9 0
                                    

POV BRAM 1997

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV BRAM 1997

Bram duduk di sebuah bar dalam kesendirian dan kesepian luar biasa. Seorang kupu-kupu malam mendekatinya dan menggodanya untuk melakukan sex berbayar, tapi Bram menolak karena saat itu dia sedang tidak ingin ditemani wanita manapun. Tengah malamnya dia keluar dari bar dan merokok di pinggir jalan lalu melihat seorang waria mendekatinya.

"Halo ganteng" sapa waria itu.

Bram tidak membalas dan hanya melirik dengan sinis.

"Bagi rokok dong" waria tadi mendekatinya dan memegang dada Bram dengan rayuan lembut.

Waria itu tampak tampan, bisa Bram lihat kalau sosok itu adalah pria kurus langsing yang berdandan dengan make up tebal yang menor. Menggunakan pakaian wanita seksi dan sepatu hak tinggi. Merupakan anomali yang menarik saat itu karena dia bisa ada di tengah kota tanpa di tangkap pihak keamanan kota.

"Berapa semalam?" tanya Bram malu-malu. Nafasnya berat dan perutnya kembung karena sudah menghabiskan dua botol bir.

"Tergantung kau mau dapatkan pelayan apa? Karena kalau kulihat-lihat, kau seksi juga. Mungkin aku bisa beri kau gratis kalau mau. Dengan syarat, lakukan dengan romantis sayang..." bisik Waria itu.

Bram membawa waria itu ke rumahnya, mereka masuk dan hal pertama yang Bram lakukan adalah menyuruh Waria itu untuk mandi dan tidak berpakaian seperti wanita. Walaupun waria itu merasa heran tapi dia mengikuti saja kemauan Bram. Ironis memang, Bram saat itu berusia 27 dan masih belum mengerti apa yang dia mau dalam hidup ini.

Mereka naik ke atas kasur dan Bram membiarkan pria itu bermain dengan kejantanannya. Wajah Bram memerah, tidak ingat dirinya kapan terakhir dia biarkan pria lain menyentuhnya semenjak Neyma. Tangan Bram meremas rambut pria yang menghisapnya dan dia menutup mata menikmati hisapan mulut kecil itu.

"Siapa namamu?" tanya Bram "nama aslimu."

"Ibal"

"Terus menghisap Ibal, telan air maniku" desah Bram.

"Kau homo?" tanya Ibal.

"Berani bertanya? hisap saja dan diam" Bram menahan kepala pria itu ke selangkangannya.

Lima menit kemudian Bram ejakulasi di tenggorokan Ibal. Ibal menelan benih benih itu lalu dia berbaring di sebelah Bram untuk masturbasi. Dia "keluar" lalu Bram meletakkan uang di dadanya.

"Apa yang salah denganmu, kau bertingkah seperti kebingungan" ucap  Ibal.

"Aku mau kau pulang, tugasmu sudah selesai, kenapa kau masih disini?" Bram terlihat mulai marah.

"Kau tidak perlu membayar. Aku hanya ingin kita lebih dekat" ucap Ibal.

"Pulang! aku tidak mau kau lama-lama disini" usir Bram.

"Dengarkan aku ya, dunia memang membenci orang-orang seperti kita. Tapi justru kita ada untuk bisa mendukung satu sama lain. Kau tidak perlu merasa takut menjadi hom.."

Ikan Ajaib dan Danau Tora ( Umber )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang