[1] 𝐹𝑖𝑟𝑠𝑡 𝐷𝑎𝑦

513 43 0
                                    

Seorang lelaki terlihat melaju bersama sepedanya di jalur khusus sepeda dengan kecepatan sedang. Wajah cantik dan imutnya dihiasi senyum merekah menjadikan aura wajahnya cerah, secerah cuaca
pagi ini. Sampailah di jalan yang dikhususkan sebagai akses menuju sekolahnya, The Orion's Senior High School.

Raut wajahnya tiba-tiba berubah
saat ia tanpa sengaja melihat seseorang melintas begitu saja di depannya,ia dan orang itu sama-sama menunjukkan ekspresi yang serupa.

"A...awaasss!!"

"Aaaaaa...."

𝐁𝐫𝐮𝐤!!

"Ya Tuhan!" Ia langsung turun dari sepeda, setelah ia menurunkan penyanggah sepedanya ia mendekati orang yang kini terduduk di jalan.

"Ya Tuhan, maafkan aku, Tuan. Kau tidak apa-apa?" Sesalnya berjongkok di depan orang itu sembari memegang bahunya. Orang itu hanya meringis sambil tersenyum tipis.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit terkejut"

"Aku tidak sengaja, sungguh. Aku tidak memperhatikan jalan dengan baik" ucapnya lagi penuh sesal, orang yang terduduk itu yang ternyata juga seorang lelaki bisa melihat penyesalan terukir dari raut wajah lelaki di depannya ini.

"Tidak apa-apa, Aku tau kau tidak mungkin sengaja, Tuan." Jawabnya lagi mengulang kata yang sama.

"Kemarilah, ku bantu berdiri." Sang lelaki sepeda memapah lelaki itu hingga berdiri meskipun posturnya timpang.

"Eoh, kakimu terluka." Perhatian keduanya beralih pada lutut si lelaki yang mengeluarkan darah. Dan lagi, lelaki sepeda merasa tidak asing dengan seragam yang dikenakan lelaki ini, namun ia merasa belum pernah melihat lelaki ini sebelumnya di sekolah.

"Seragammu, apa kau murid di sekolah itu?" Tanyanya, lelaki itu mengangguk menandakan tebakan lelaki sepeda itu benar.

"Ya, aku murid pindahan, ini hari pertamaku."

"Ooh, pantas saja kau terlihat
asing. Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya.

"Ah, tunggu sebentar." Si lelaki sepeda merogoh sesuatu di dalam tasnya,
tak lama kemudian ia mengeluarkan sebuah benda yang terlihat seperti plester luka.

"Hei, aku baik-baik saja. Kau tidak perlu melakukannya." Tolak lelaki itu halus.

"Tetaplah diam, jika tidak di tutupi darahnya tidak akan berhenti." Si lelaki sepeda kembali berjongkok dan menempelkan plester biru muda itu di lutut si lelaki, ia meringis melihat darah yang terus mengucur seakan kakinya lah yang terluka.

"Selesai, ini hanya untuk sementara. Ayo, ikutlah bersamaku, kita akan mengobati lukamu di UKS."

"Apa tidak apa-apa?" Tanya siswa baru ini.

"Tentu saja. ayo." Lelaki itu memapahnya menuju sepeda
dan menuntunnya duduk di kursi belakang.

"Maaf, Tuan. Boleh aku berpegangan padamu?"

"Ya, tentu. Nanti kau bisa jatuh." Kini ragu-ragu si lelaki mengaitkan kedua tangannya di pinggang lelaki sepeda, setelahnya mereka memasuki gerbang sekolah yang sudah terbuka sejak setengah jam yang lalu.

Suasana sekolah masih sepi, tidak banyak murid yang terlihat karena memang saat ini masih pagi dan jam masuk kelas masih sekitar 45 menit lagi. Mereka sampai pada parkir roda dua khusus sepeda. Sudah ada beberapa sepeda yang terparkir rapi disana.

Sesampainya di ruang kesehatan, mereka menemukan seorang dokter jaga yang terlihat sedang merapikan ruangan itu.

"Selamat pagi, Karina 𝑈𝑛𝑛𝑖𝑒." Sapa sang lelaki yang memang kenal dekat dengan dokter muda itu. Wanita cantik ini menoleh ke arah sumber suara dan sedikit terkejut melihat kedatangan dua orang murid sekolah ini dan dia mengenali salah satu dari mereka.

Secret Admirer, Nahyuck. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang