Langit.

7.4K 41 0
                                    

Saat ini Langit Shaka devano tengah berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Kini, langit menginjak usia  17. Ia akan lulus SMA sebentar lagi.

Langit adalah seorang pemimpin geng motor. Ia mendirikan gengnya sendiri bersama ke-4 sahabatnya sejak bngku SMP. Orang tuanya tidak melarangnya, hanya saja sering mengomelinya jika geng langit melakukan tindakan kriminal.

Langit berasal dari keluarga berada. Ia tinggal di perumahan elit. Ia mempunyai seorang adik perempuan yang sangat ia sayangi namun rasa sayang itu ia tidak tunjukkan karena gengsi.

"HEI AYANG SEMUA!." Sapa Galang salah satu anggota geng butterfly.

Langit menamai gengnya butterfly dengan alasan gengnya ini tidak akan membuat rusuh dan indah dimata masyarakat. Jadi itulah arti butterfly.

"Cih, belok ni anak!." Ucap dani. "Kayaknya lo ini harus cepet-cepet cari pacar gih lang. Gue takutnya lo tambah belok." Lanjut dani.

"Bener kata lo dan." Sahut Bara.

"DIEM LO BATU!." Sarkas Galang pada Bara.

"Ck! Bisa gak sih kalian diem hah?." Lerai langit karena merasa bising dengan celotehan dari sahabatnya.

"Lu kenapa ngit? Pms?." Tanya galang seperti orang yang tidak mempunyai salah. Sontak semua yang berada di markas tergelak tertawa mendengar
ucapan galang.

"Galang goblok dengerin ya. Pms itu cuma dialami sama cewek! Sedangkan langit itu cowok. Bego apa bego sih lo?." Jelas Dani.

"Lo kenapa ngit? Punya masalah sama   pacar lo lagi?." Tanya Arka salah satu sahabatnya juga.

Langit menghembuskan nafas berat, lalu mengangguk. Mereka paham apa yang dialami langit tentang pacarnya.

"Dia minta apa lagi sama lo?." Tanya tegas seorang batu yaitu Bara.

"Uang 10 juta." Jawab langit.

"Hah? Yang bener? Prasaan kemarin lo udh kasih dia uang ngit? Masa minta lagi?." Tanya dani yng di angguki semua yang berada di sana.

"Buat apa dia uang sebanyak itu?" Lanjut dani.

"Dan,dan. Kaya gak tau cewek aja lo! Pasti buat perawatan, shoping dan belaja." Bukan langit yang menjawab tapi Arka.

"Ngit. Dengerin gue ya. Dia belum jadi istri lo aja dia berani minta-minta uang. Giliran ditanya kapan siap nikahnya jawabnya mau fokus kerja dulu. Lo sadar gak sih ngit lo itu di porotin hm?." Jelas Arka panjang lebar kali tinggi.

"Dan kali ini gue mau jujur sama lo. Sebenernya gue liat oliv beberapa kali masuk club malam ngit. Pasti lo gak percaya kan? Bahkan gue sering liat dia jalan sama aki-aki tua bangka, keluar masuk hotel. Cewek kaya gitu lo mau perjuangin iya ngit?." Lanjut Arka.

"JANGAN NGOMONG SEMBARANGAN!." Langit mencengkeram kerah Arka.

"GUE NGOMONG SESUAI FAKTA BEGO!." Bentak Arka. " bukan cuma gue yang pernah liat. Tapi lo juga kan Bar? Dan?Lang?" Mereka mengangguk.

Langit terduduk lemas dilantai melihat pengkuan dari sahabatnya.

"Bahkan pernah suatu ketika gue ngikutin oliv masuk kedalam hotel. Gue nguping di balik tembok. Gue denger desahan sama genjotan ranjang yang keras." Ucap Arka menceritakan apa yang ia ketahui.

"Gue juga pernah liat dia di club. Oliv main sama aki-akinya sambil meremas buah dada oliv." Tambah galang.

"Nah kan ngit? Banyak saksinya. Mending lo putusin deh. Cewek kaya gitu gak pantes buat lo yang masih perjaka." Ucap Dani.

Langit terdiam.

Langit menyambar jaketnya dan pergi meninggalkan markasnya itu.

"Semoga lo sadar ngit." Ucap dani dalam hati.

***

Perjodohan gila BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang