Para Titan abnormal memakan abis tubuh Titan wanita itu, Erwin masih terus menatap apa yang terjadi di hadapannya.
"SEMUANYA MUNDUR!! SELAGI PARA TITAN ITU SIBUK MEMAKAN TITAN WANITA ITU NAIKLAH KE KUDA KALIAN! TINGGALKAN SEMUA GEROBAK YANG ADA DI SINI!! LARILAH KE ARAH BARAT! SAAT KITA KELUAR DARI HUTAN, BENTUK KEMBALI FORMASINYA!! KITA KEMBALI KE DISTRIK KARANESE!!" Ujar Erwin. Mereka semua serempak mengangguk, membersihkan bekas darah Titan yang menempel di tubuh mereka.
"Benar benar kacau, setelah ejek ejekan ku... Dia merusak semua, dan tidak memberi kita apapun... Aku jadi penasaran apa yang mereka lakukan pada Eren saat kita tidak peduli dengan kegagalan seperti ini." Levi ikut berkomentar, apa yang sudah di rencanakan tidak membuahkan hasil apapun. Sudah bnyk memakan korban, tapi hasil nya nihil.
Garou masih menatap tubuh Titan wanita, ia nampak janggal dengan barusan yang dia lihat. Ia hanya melihat sekilas, karena dia hanya melihat sekilas, bukankah itu sesuatu informasi yang penting. Garou melirik kanan kiri, mencoba mendengarkan suara yang semakin kecil. Karena sangat kecil, suaranya selalu terhalangi oleh suara para pasukan pengintai yang berada disini.
Armin menghampiri Garou, ia sedikit menepuk pundak Garou. "Ayo kembali, kita sudah selesai disini. Eren dan yang lainnya akan menyusul kita." Garou tidak merespon, matanya semakin menajam, sedikit demi sedikit suara yang menjauh itu, semakin terdengar samar-samar di telinga nya.
Garou menatap Armin. "Ah baiklah." Garou berpura pura mengikuti kata Armin. Levi berbalik arah menuju arah lain. "Aku akan pergi memanggil pasukan ku... Ku harap mereka belum terlalu jauh..." Sesaat Levi ingin pergi, Erwin mencegahnya.
"Tunggu, Rivaille..." Levi berbalik arah menatap Erwin, ia tidak tahu apa yang Erwin pikirkan. "Kau pergilah mengisi gas dan ganti pedangmu... Beritahu Garou juga, manuver gear sudah rusak." Levi hanya berwajah kebingungan.
"Kita tidak punya waktu untuk itu. Kurasa aku masih bisa menahan dengan apa yang aku punya... Terlebih lagi Garou juga tidak butuh peralatan ini." Ujar Levi, yang mendapat tatapan tegas dari Erwin. "Ini perintah." Levi dan Erwin saling tatap, Erwin tetap mengistirahatkan lakukan.
Akhirnya Levi hanya mengangguk pasrah, menuruti perkataan Erwin. "Baiklah Erwin. Aku mempercayai keputusan mu saat ini."
Dari berbagai 5 titik di hutan raksasa ini, 5 sinyal asap di tembakkan, untuk memberikan informasi mundur. Garou menatap sinyal asap yang telah di lontarkan.
"Katanya ini sinyal mundur, berarti kita sudah bisa pulang setelah melakukan hal konyol yang tidak mendapatkan apapun. Cih ga berguna. Kalau memang si raksasa cewek ini, memang mengincar Eren, seharusnya ia bergerak ke arah Eren berada. Atau jangan-jangan yang barusan aku lihat, adalah tubuh aslinya. Ah bodoamat apa pedulinya aku. Tapi entah kenapa jauh di dalam hati ku, persis seperti bocah gendut sialan itu di culik." Tatapan Garou semakin menajam, tangannya terkepal kuat sehingga mengeluarkan aura ungu kehitaman. "Lagipula tubuhku sudah membaik daripada sebelumnya. Walaupun rasa sakitnya masih ada, ini tidak sebanding dengan apa yang ku alami dulu. Kehkehkehkeh ini benar benar menyenangkan, kalau si bajingan itu masih hidup, aku akan minta ronde kedua untuk pertarungan selanjutnya." Garou menyeringai jahat, ia mengeratkan giginya tanda ia menikmati rasa sakit dengan pertarungan nya sebelumnya.
Armin dan Reiner menghampiri Jean dan yang lainnya. "Kalian semua sudah siap?" Tanya Armin yang mendapat anggukan dari teman temannya. "Armin, dimana keadaan Eren?" Tanya Mikasa yang langsung mendapatkan tatapan ketidakpastian nya. "Dia masih berada di pasukan Levi-Heichou. Aku tidak tahu dia dimana yang pasti dia tidak terlalu jauh dari tempat kita berada. Lebih baik kita mundur, Eren pasti akan menyusul." Yang lainnya pun segera bermanuver meninggalkan tempat kejadian perkara.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMINOUS THE FUTURE
Fanfiction"Follow me Garou, your strength potential for me destruction off world" Attack on Titan: Hijime Isayama One punch man: Story by One art by Yusuke Murata