pertemuan.

1.9K 32 1
                                    


Langit masih berdiam diri di kamarnya sambil memandangi dirinya dikaca. Hingga suata ketukan menyadarkanya.

"Abang keluar! Kata bunda ." Ucap zahra.

"Iya. Bawel lo cucur monyet." Ucap langit kemudian berjalan menuju basement untuk menemui keluarga calon istrinya.

" Lama banget. Lagi ngapain si bang." Tanya Rena.

"Ee bun."

"Kamu nanya?."

"Lah kan tadi bunda nanya kok nanya balik sih?."

"Kamu nanya?."

Tunggu sepertinya langit pernah mendengar ini yang berseliweran di fyp tiktoknya.

Langit menghela nafas kemudia langsung masuk kedalam mobil. Sedangkan jovan geleng-geleng melihat istrinya yang keracunan tiktok.

***

Keluarga langit telah sampai. Langit mengamati rumah itu cukup besar seperti miliknya. Tapi...
Tunggu motor gede? Apakah calon istrinya mempunyai motor yang sama denganya? Tunggu calon istri?.

"Assalamualaikum." Sapa jovan dan Rena.

"Waalaikumslam. Masuk dulu jov,ren, langit." Ucap bimo.

Tunggu pria itu mengenalnya?  Lngit hanya mengangguk dan berjalan mengikuti langkh rena.

Hingga tiba di ruang tamu.

"Silahkan diminum." Ucap wanita paruh baya itu.

"Gimana? Kami kesini mau melamar sekaligus mau menikahkan besok." Ucap jovan tak tanggung-tanggung menbuat langit melotot.

"Gimana anakmu mau gak bim?" Tanya jovan.

Hazel Bia pradita turun dari tangga dengan mata yang masih terpejam berjalan menuju kulkas. Ia tak sadar ada tamu dirumahnya.

"Ehem... Bia." Peringat Bimo.

Bia lngsung tersadar dan melihat orang yang sedang menatapnya.
Bia hnya mengenakan kolor dan baju oversize sungguh...

"Sini duduk." Ajak bimo.

Bia menurutinya. "Yes dad?."

"Mau kan besok menikah dengan langit?. Ini perintah terakhir mamah mu waktu itu." Jelas bimo.

Bia mengangguk.

"Terserah daddy. Bia ikut daddy aja." Ucap bia lalu meninggalkan ruang keluarga .

"Jadi gimana?." Tanya jovan lagi.

"Baiklah nikahkan saja besok. Saya sudah jengah melihat dia terus balapan dan menyakiti dirinya sendiri." Papar bimo.

Semua yng berada disana terkaget-kaget. Dan tidak percaya.

"Ku harap kau bisa menjaganya langit."

"Baiklah akan ku urus semua pernikahnya untuk besok."

Perjodohan gila BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang