20. Gula atau Tusuk Gigi?

1K 219 46
                                    


Mendadak pengin double up

Yaudah enjoy the story

Siap2 💔💔💔

****

TARA

"Pak Tara!" terdengar sebuah seruan dan detik berikutnya pipi gue panas.

Anjir!

Membuka mata pelan-pelan, gue melihat Imel ada di hadapan gue, mukanya merah, ngamuk!

"Eh? Kenapa Mel?" tanya gue, pipi gue masih panas anjir, ini ditampar apa ketempelan setrika dah?

"Gila! Kita ngapain, Pak?!"

Mendengar pertanyaan itu, gue langsung bangkit, duduk di kasur. Terlihat Imel menarik semua selimut untuk menutupi tubuhnya. Dan ketika gue sadar gue gak pake baju dan tubuh seksi gue ini terekspos begitu saja, gue menarik bantal untuk menutupi privat part gue.

"Waduh!" hanya itu yang keluar dari mulut gue.

Asli, gue gak tau harus ngomong apa.

"Sinting!" maki Imel, lalu terlihat ia turun dari kasur, memungut pakaiannya kemudian masuk ke kamar mandi sambil membanting pintu keras sekali.

Gue memijit pelipis kiri dan kanan dengan kedua tangan.

Goblok banget Tara! Udah dua tahun lebih gak gituan, eh bisa-bisanya kebobolan gara-gara mabuk sama bocah.

Berusaha menenangkan diri, gue turun dari kasur, mengambil pakaian gue yang berserakan lalu memakainya, sambil berusaha mengingat detail semalam tuh seperti apa.

Gue gak inget semuanya gimana, ya maklum aja, otak orang mabuk.

Selesai berpakaian, gue menuju meja di dekat kamar mandi, mencari gula untuk menuliskan tanggal kemarin. Ya meskipun gak inget kaya apa, gue merasa semalam itu layak mendapatkan "gula" daripada "tusuk gigi".

Sialnya, udah ngobrak-abik meja, bahkan sampai laci, gue gak nemu gula ataupun tusuk gigi. Yang ada malah korek api.

Penginapan macam apa ini??

Memanfaatkan yang ada, gue ambil deh itu korek api, menuliskan nama Imel, tanggal dan keterangan kalau gue gak pakai pengaman.

Yak, sekarang gue gak punya stok kondom kaya jaman dulu. Buat apeee?? Orang gue biasanya solo karir.

Duduk di sofa, gue melirik ke pintu kamar mandi, Imel lama amat dah? Kan gue juga mau pipis dan lain-lain, hih!

Menunggu sekian menit, gue membuka HP, sudah ada info kalau mobil sudah bisa lewat tapi yang diutamakan yang keluar dari daerah sini, yang masuk akan didulukan kalau itu mobil relawan atau mobil yang mengirim bantuan.

Oke good news!

Lama menunggu Imel, akhirnya gue bangkit, mendekati pintu kamar mandi lalu mengetuknya.

"Mel? Kamu lama amat dah?!" seru gue namun tak terdengar sahutan apapun.

"Mel?"

"Imel?"

"Imelda Prjana!"

"Imelda Prajna Gatari!"

"Imelda Prajna Gatari yang shionya naga!"

Asli gue udah manggil berkali-kali tapi ni bocah satu gak keluar juga.

"Mel?"

"Imel juragan Yuyu!"

Ranjang Usang Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang