"HEI!"
"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN DITEMPAT SEPERTI INI?!"
Mendengar suara nyaring yang datang dari ujung lorong, Zack dan Rietta seketika terkejut lalu melepas pelukan mereka dengan cepat. Mereka berdua hanya dapat tersenyum canggung seraya menatap Steve yang datang menghampiri mereka.
"RIETTA!" bentak Steve menarik lengan Rietta untuk menjauhkan adiknya dari Zack yang justru kini terlihat kebingungan. Rietta berusaha untuk melepas tangan Steve yang masih menggenggam erat lengannya.
"Kau jangan mencoba untuk macam-macam dengan adikku, ya!" tegasnya penuh dengan penekanan. Zack seketika mengernyit. "Hah? Apa maksudmu?" Tanya lelaki itu dengan wajah yang terlihat sangat amat kebingungan dengan sikap Steve saat ini. "Kau sedang mabuk, Steve?" celetuk Zack yang jelas perkataannya membuat Steve seketika naik darah mendengarnya.
"Dengar...AKU AKAN MEMBUNUHMU, ZACK!"
"Kak, hentikanlah! Aku hanya sedang berterimakasih dengannya," sahut Rietta berusaha untuk menghentikan Steve yang terlihat mulai kehabisan kesabarannya. Melihat adiknya yang justru malah membela musuhnya bebuyutannya, Steve sontak mendelik. "Berterimakasih dengan cara berpelukan seperti itu? APA-APAAN?!" protes Steve menggelengkan kepalanya frustasi. Tak sampai dua detik kemudian, kini tatapan Steve beralih dari menatap Rietta menjadi menatap Zack. Lelaki seumurannya itu yang tak tahu menahu dengan apa yang tengah terjadi saat ini. "Aku tahu kau pasti mencari kesempatan dalam kesempitan kan, Zack?"
Zack mengerti apa yang ada dipikiran Steve saat ini, ia hanya dapat menghela nafasnya kasar seraya memandang Steve yang kini mendekatinya dengan tatapan tajam. Tapi karena tak ingin merasa terpojokkan begitu saja, Zack pun juga ikut menatap tajam Steve lalu terkekeh seketika. Hal itu jugalah yang membuat Steve berhenti melangkahkan kakinya lalu mengerutkan dahi melihat Zack yang terlihat tengah meremehkannya.
"Dengarkan aku, Steve. Kau tak perlu merasa tersaingi seperti itu, yah-meskipun aku memang selalu lebih baik darimu... seperti melindungi adikmu contohnya." sambung Zack sarkas. Sontak Steve mendelik setelah mendengarnya.
Merasakan suasana yang mencekam datang dari keduanya, Rietta mulai merasa ketakutan. Gadis itu tak dapat melakukan apapun saat ini, ia hanya dapat tersenyum seraya menanti kakak dan temannya itu berhenti mengejek satu sama lain. "Kak..." ucap Rietta ragu dengan suara yang pelan seraya menarik ujung lengan kemeja Steve. Lelaki itu terus mengepal tangannya tanpa mempedulikan Rietta yang berada disampingnya meminta untuk berhenti.
Rietta khawatir jika sesuatu akan terjadi apabila dirinya tak kunjung menghentikan situasi ini, dan tepat seperti apa yang gadis itu khawatirkan. Semua hal itu terjadi begitu saja, terdengar suara gemuruh petir dari langit yang sudah terlihat menggelap. Lebih gelap dari sebelumnya. Entah siapa yang melakukan itu, tapi sudah pasti diantara mereka berdua ada yang secara tak sengaja melakukan sihir.
"Badai dapat terjadi jika aku tak segera memisahkan mereka." batin Rietta setelah merasakan sebuah angin yang menembus kulitnya. Rambutnya yang digerai itu sudah berterbangan karena efek angin yang begitu kencang itu.
"Kak!"
Tak kunjung mendapatkan respon dari sang kakak, Rietta kini mengalihkan pandangannya ke arah Zack yang berada dihadapannya. Rietta melangkahkan kakinya mendekati lelaki itu lalu berbisik kearahnya. "Zack," bisik Rietta seraya tak henti menengok kanan dan kirinya. Gadis itu jelas tak merasa nyaman dengan situasi saat ini. Seketika Zack menoleh lalu menatap gadis itu dengan tatapan lembut dan senyuman terpajang diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPEN
Fantasy[Book One Of Amethyst Universe] Kisah lama yang berlatar pada tahun 1769 di negeri sihir yang bernama Amethyst. Negeri Amethyst ini memiliki empat kerajaan yang paling berkuasa. Kerajaan Xannider, Amania, Bathura, dan yang terakhir Luminera. Kerajaa...