08. Sesuatu di luar batas (01)
***
a.n maaf mungkin masih ada typo yang kelewat
Happy reading~
****
Chia menggigit bibir sambil menonton pertandingan basket. Pandangannya tidak lepas dari cowok dengan nomor punggung 10, si kapten basket yang terlihat serius mengarahkan strategi pada anggotanya karena poin tim lawan mulai menyusul.
Chia bukan gugup karena kecilnya selisih poin itu, tapi ia gusar karena ciuman yang satu minggu lalu dilakukan oleh cowok bernomor punggung 10 itu.
Dengan segala benteng yang selama ini dibangun, Chia tidak menyangka dirinya menjadi terusik hanya karena hal itu. Perjuangannya melupakan Dion entah kenapa jadi terasa sia-sia.
Apa benar kata orang-orang, meskipun telah putus hubungan tapi sejatinya jika pernah saling sayang, rasa itu akan tetap ada, tidak pernah hilang, hanya terarsip rapi pada ruang yang berbeda di dalam hati.
Rutukan kesal pada diri sendiri Chia rapalkan di dalam hati berulang kali. Tapi adegan ciuman malam itu malah kembali terputar di kepala tanpa bisa Chia kontrol. Apalagi setiap kali tatapan mata Dion bertemu dengannya, jantung Chia terasa berdebar sepuluh kali lebih cepat.
Di lapangan sana, senyum Dion belum pudar. Cowok itu terlihat mengecup handband sebelum kembali tersenyum lebih lebar pada Chia yang masih menatapnya intens. Sedangkan Chia pada akhirnya hanya bisa membuang muka ketika teringat bahwa handband yang Dion pakai adalah hadiah dari dirinya dulu.
Dion seakan tidak ingin berhenti menggoda Chia meski harus berbagi fokus pada cewek itu dan bola berwarna jingga itu.
Chia belum bisa bernapas lega setelah peluit tanda pertandingan usai berbunyi panjang, karena Dion melempar senyum padanya. Senyum bangga karena berhasil membuat tim sekolah mereka menang dan mungkin juga karena telah berhasil membuat Chia uring-uringan.
Berniat ingin segera pulang karena merasa tidak bisa lebih lama berada di sini, Chia buru-buru bangkit dari tempat duduknya. Namun tangan Hera terlebih dahulu menahannya.
"Jangan pulang dulu, Chi. Anak-anak pada ngajak ngopi," ucap Hera.
Chia tampak menimbang sejenak. Namun karena melihat wajah memelas Hera, akhirnya ia memilih untuk mengiyakan ajakan tersebut. Lagian cafe yang dimaksud Hera juga terletak persis di samping gedung sekolah. Mungkin dengan hang out, ia bisa sejenak melupakan tentang Dion.
Tidak butuh waktu lama bagi Chia dan anak-anak cheers lain untuk sampai di cafe. Setelah yang lain selesai memesan dan duduk di kursi outdoor, Chia baru berniat untuk memesan ke meja kasir. Saat menelusuri menu, ia berdecak kesal saat menemukan satu nama.Tiramisu coffee, menu yang selalu dirinya dan Bella pesan setiap pergi ke coffee shop.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD APPLE [21+] ✔
Fiksi UmumTentang Bella dan Chia. *** Perundungan yang Bella dapatkan dari Chia dan orang-orang di sekolah rasanya sudah melampaui batas. Ini semua berawal dari kesalahan dirinya yang berselingkuh dengan Farel -pacar Chia. Hari-hari mengerikan berlanjut hing...